Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Untuk Bayar SPP Harus Menunggu Ayam Bertelur

17 Maret 2011   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_96642" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Kemarin secara tidak sengaja saya mendengarkan percakapan antara seorang bapak dan anaknya di depan rumah. Percakapannya sederhana sekali, tapi membuat hati saya terenyuh mendengarnya. Bapak tersebut adalah kuli bangunan yang sedang bekerja di tetangga sebelah. Bapak itu tengah mengangkuti batu split seorang diri. Lalu, tiba-tiba datang seorang anak melintas. Saya pikir itu bukan anaknya, setelah anak itu agak jauh bapak tersebut memanggil anak itu dan terlibatlah mereka dalam dialog singkat. "Tong sini bentaran!" dengan dialek Betawi yang kental. Lalu dengan lari-lari kecil anak itu menghampiri bapaknya. "Ada apaan pak?" tanya si anak. "Itu kamu liatin apa ayamnya udah bertelor apa belum, kalau udah bertelor bawa telornya ke warung sama telor yang bapak kumpulin kemaren buat bayar SPP kamu" pungkas bapak itu singkat. "Iya pak" sambut anaknya tersebut.

1300273171278369207
1300273171278369207
Seketika itu saya merasa kemiskinan ternyata dekat sekali. Banyak sekali Orang tua seperti bapak itu tadi yang selalu berusaha melakukan apapun agar anaknya bisa tetap bersekolah meski salah satunya menggantungkan pembayarannya pada seekor ayam yang harus bertelur. Kita pasti tahu bahwa meraka hanya ingin anaknya tidak bernasib seperti kedua orang tuanya yang sulit mencari nafkah buat keluarga. Tahun lalu Prof. Syafii Ma'arif sudah mengingatkan pemerintah betapa sulitnya rakyat mencari nafkah saat ini. Uang Rp. 10.000,- bagi beberapa orang mungkin mudah didapatkan bahkan di buang-buang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Tapi bagi mereka yang tidak mampu dan bekerja keras seharian untuk membawa uang Rp.10.000,- dengan keringat sendiri itu sangat sulit. Maka sebaiknya Pemerintah SBY fokus pada kesejahteraan rakyat, pendidikan rakyat dan kesehatan rakyat. Sudahlah apa lagi yang mau dicapai, sedangkan SBY sudah menjabat dua periode. Kegeraman ini nampak sekali pada pesan-pesan seorang Budayawan Sudjiwotedjo ketika hadir di Jakarta Lawyers Club beberapa hari lalu. Harapan saya sama, semoga kesejahteraan rakyat kecil bisa terangkat. Sudahlah pejabat seharusnya tak usah di gaji sementara waktu selama rakyat masih sengsara nampaknya akan lebih adil demikian. Semoga bapak kuli bangunan itu pun bisa membayar uang SPP anaknya supaya anaknya bisa Ujian. Biasanya Sekolah selalu melarang murid yang masih nunggak bayaran SPPnya. Semoga saja....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun