Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Patriotisme Prabowo "Diperkosa" Khilafah

9 April 2019   22:47 Diperbarui: 9 April 2019   23:09 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ucapan Prabowo tentang ibu pertiwi diperkosa sebenarnya menggambarkan kondisi Prabowo yang "diperkosa" oleh kepentingan kelompok intoleran di negeri ini.

Tak ada yang meragukan patriotisme Prabowo sebagai seorang purnawirawan TNI. Tetapi, tidak akan ada yang mau bahkan rela jika negaranya digadaikan demi kepentingan sekelompok orang yang sudah terang benderang punya gagasan dan rencana untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan sistem Khilafah.

Itulah sebabnya HTI dibubarkan karena berbahaya bagi negara dan keutuhan NKRI. Itulah sebabnya Presiden Jokowi berani membubarkan HTI karena tujuannya sudah jelas ingin menggeser ideologi Pancasila dengan sistem Khilafah.

Orang-orang yang menyerukan Khilafah inilah seolah-olah lupa ingatan. Mereka dengan segala cara dan tipu daya muslihat mengakui pancasila demi tujuan politik, mengakui di dalam dada mereka ada garuda. 

Tapi, ucapan tetaplah sekadar ucapan. Jejak digital tidak bisa dihapuskan dan inilah yang menjadi bukti bahwa mereka, golongan intoleran ini, hanya berkedok pancasilais demi merebut kekuasaan.


Bukti yang tidak bisa dielakkan lagi adalah video Bachtiar Nasir yang menyerukan revolusi dan mengagungkan khilafah. Bahkan hal tersebut dilakukan di masjid. Bukti bahwa tempat ibadah memang selama ini dijadikan tempat bagi mereka untuk menggalang kekuatan sekaligus melemahkan lawan melalui seruan-seruan dan ceramah-ceramah keagamaan.

Mereka menyusup menjadi pengurus masjid, mengganti takmir-takmir masjid yang dirasa kolot dan tidak mau diajak kerjasama mengusung khilafah. Pola rekrutmen mereka dengan menginvasi salah satu masjid dan menjadikannya sebagai markas sehingga masyarakat umum yang tinggal di sekitarnya pun enggan untuk berada di masjid. Barulah mengajak golongan-golongan yang sepaham. Membentuk kajian dan memberikan doktrin tentang faham HTI. 

Cara ini pun sangat efektif dilakukan baik dengan cara yang halus. Lewat ustad-ustad yang terlihat alim, soleh, dengan penampilan yang amat meyakinkan, tetapi berpaham HTI.

Semula kondisi tersebut menjadi salah satu keresahan yang dialami ormas seperti Muhammadiyah dan NU sebagai ormas terbesar di Indonesia yang aktif menjadi anak panah da'wah Islam di Nusantara. Namun, demi menjaga ukhuwah kadang mereka lupa hingga alpa bahwa golongan intoleran ini membawa misi tersembunyi dengan tujuan yang lebih besar lagi yaitu mengganti Demokrasi Pancasila di bumi NKRI.

Kondisi porak poranda di Timur Tengah bukan isapan jempol bisa saja terjadi di Indonesia. Bukti-bukti menunjukkan ada pengiriman dana kepada kaum pemberontak di Suriah bahkan pemberangkatan orang-orang yang berjuang atas nama Khilafah. Kemudian setelah kalah, mereka kini mengais dan mengemis untuk kembali ke pelukan ibu pertiwi tercinta. 

Relakah negara ini jatuh kepada golongan intoleran seperti itu?    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun