Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dana Bantuan Kemanusiaan sebagai "Rekening" Kelompok Radikal

15 Januari 2019   14:43 Diperbarui: 15 Januari 2019   19:29 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radikalisme / dok.NU.or.id

Untuk mencari jejak digital kelompok radikal di Indonesia ini tidak sulit kok. Bahkan sudah cukup banyak beberapa aktivis dan penulis yang mengungkap kedok kelompok radikal di Indonesia yang kerap kali membawa-bawa nama Islam dengan tujuan mendirikan Khilafah.

Kelompok radikal ini tidak ujug-ujug berdiri di Indonesia tanpa sokongan dana. Bahkan mereka pun menghimpun dana dari masyarakat untuk terlibat dalam konflik di Timur Tengah. Keberpihakan kelompok radikal ini justru bertentangan dengan penguasa yang sah. Dengan kata lain mereka sama-sama melakukan makar demi mendirikan negara Islam versi mereka sendiri.

Mereka bergabung dengan milisi bersenjata untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dengan cara perang dan kekerasan keji terhadap rakyat pro pemerintah, misalnya seperti di Suriah.

Tujuan yang sama pun bisa jadi sedang disusun untuk mendirikan negara Islam di Indonesia dengan cara apapun termasuk dengan menyebarkan berulang-ulang hoaks yang menyesatkan.

Salah satu tokoh yang pro terhadap kelompok radikal di Suriah adalah ustaz Bachtiar Nasir. Ustaz Bachtiar Nasir adalah sosok yang bertanggung jawab dalam aksi 4 November 2016 dengan membawa nama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-MUI. Kini lulusan Universitas Islam Madinah ini menjadi dewan pembina GNPF-Ulama.

Seperti yang diungkap oleh Dina Sulaeman tentang keterlibatan Indonesian Humanitarian Relief (IHR) yang dipimpin oleh Ustaz Bachtiar Nasir. IHR disinyalir mengalirkan dana kepada IHH (Insan Hak ve Hurriyetleri ve Insani Yardim Vakfi/ Yayasan untuk Hak Azasi Manusia, Kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan), sebuah LSM terbesar di Turki.

Dina Sulaeman pun bukan orang sembarangan yang baru kemarin sore menulis status Facebook tentang konflik di Timur Tengah. Doktor lulusan Hubungan Internasional UNPAD ini sudah mendalami konflik timur tengah sejak tahun 2014. Bahkan bukunya tentang Prahara Suriah kini menjadi rujukan banyak pihak untuk mengetahui duduk perkara persoalan Suriah yang sebenarnya.

Benang merah dari konflik Timur Tengah ini tak lain adalah bermuara pada kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya yang menimbulkan konflik di negara-negara yang kaya akan minyak. Artinya kelompok jihadis di negara-negara berdaulat seperti Libya dan Suriah memang sengaja didanai oleh US dengan kepentingan tertentu. Itulah juga yang berada di balik konflik-konflik yang berusaha dimunculkan di Indonesia.

Dalam penelusurannya, Dina Sulaeman menunjukan bukti keterlibatan IHR terhadap dukungannya kepada pasukan makar di Suriah. IHR memberikan bantuan dana ke IHH dan IHH pun menyokong kebutuhan para pemberontak dengan kedok bantuan.

Bantuan-bantuan yang seharusnya dikirimkan kepada rakyat yang menderita akibat konflik justru disumbangkan pada para pemberontak. Bahkan kedok bantuan tersebut berisi amunisi dan senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun