Saya masih berjalan dengan tertunduk karena malu hahahaha...
Ternyata uang "gak laku" di Surabaya.
Akhirnya ngobrol sama salah satu penumpang. Mas Agus yang baru saja selesai bekerja di Tunjungan Plaza. Ia hendak ke Taman Bungkul dengan menumpang bus yang sama.
Bus ini kata mas Agus baru diluncurkan awal tahun 2018. Tapi, bayarnya tidak bisa pakai uang alias pakai sampah botol atau gelas bekas minuman. Setelah saya browsing, bus sampah Surabaya ini ternyata baru diluncurkan sejak April 2018. Bisa jadi awal tahun itu masih uji coba. Bisa jadi juga warga Surabaya belum banyak yang tahu dengan keberadaan serta kemudahan transportasi bus Sampah ini.
Bus melayani rute Rajawali-Bungurasih PP. Tiket berlaku selama 2 jam artinya kalau kita ketemu sama bus yang sama, masih bisa naik lagi asal tidak melewati periode 2 jam sesuai yang tertera dalam tiket. Bus mulai beroperasi dari pukul 6 sampai dengan pukul 10 malam.
Satu tiket jalan bisa ditukar dengan
- 3 botol bekas ukuran 1,5 liter (ukuran besar)
- 5 botol bekas ukuran 550 ml (ukuran tanggung)
- 10 gelas bekas air minum kemasan
Untuk mendapatkan tiketnya bisa menukar sampah di Terminal Bungurasih. Saat naik bisa bayar pakai tiket atau sampah sesuai ketentuan.
Tak ada kata-kata lagi buat keandalan Bu Risma menata Surabaya dan memberikan rewards bagi warganya dengan mengumpulkan sampah.
Saya berandai-andai jika hal yang sama diterapkan di Jakarta katakanlah sehari saja, tentu akan menyelamatkan lautan Jakarta dari sampah plastik.
Model ini perlu dicoba karena sistem transportasi di Jakarta sudah mendukung mulai dari jalur Transjakarta dan juga Commuter Line.Â