Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Datsun Go Plus Panca, Pioner MPV LCGC di Indonesia

29 Desember 2014   06:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:16 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak muncul di India, banyak masyarakat yang penasaran dengan sosok Datsun Go Plus Panca 7 seater. Selain karena mengusung model LCGC, juga yang pertama kalinya ada mobil murah berbentuk MPV. Mayoritas penduduk Indonesia yang suka ngumpul dan jalan-jalan bareng bersama keluarga besar, menjadikan MPV masih tetap sebagai raja atau pilihan utama keluarga. Alasan itulah banyak masyarakat yang memang menantikan hadirnya MPV murah Datsun Go Plus Panca. Catatan inilah yang menjadikan Datsun Go Plus Panca menjadi MPV LCGC pertama di Indonesia. Tahun 2015 akan menjadi persaingan sengit bagi Datsun Go Plus Panca karena kompetitor tentu akan membidik pasar LCGC yang tetap berharap dengan model MPV.

Dari segi eksterior tidak bisa dimungkiri bahwa Datsun memiliki pesona tersendiri. Dengan gaya yang simpel namun mengeluarkan kesan tegas melalui garis-garis desainnya, menjadikan masyarakat tertarik pada tampilan pertama. Namun sayang memang pada sektor roda masih berupa velg kaleng yang ditutupi dengan dof saja. Dengan ukuran ban 155/70R13 menjadikan Datsun Go Plus Panca terasa kurus. Ada ruang yang cukup menganga antara roda dengan body. Jika saja ban dibuat lebih besar, mungkin kesan kurus ini bisa diperbaiki. Namun demikian, sepertinya dengan ukuran roda yang kecil, dimaksudkan agar ada efisiensi penggunaan bahan bakar.

Setelah keluar dari Hotel Santika TMII, akhirnya kemudi diambil alih oleh Bang Nur Terbit. Terus terang saya tidak terlalu berharap lagi bisa memengangi tantangan irit Datsun dari tim redaksi cetak. Selain karena kami memiliki style yang berbeda dalam mengemudi, juga tidak bisa dipaksakan untuk sekaligus mampu menerapkan gaya mengemudi yang bisa menghemat bahan bakar.

Perkiraaan saya pun tidak meleset. Bang Nur sepertinya belum bisa beradaptasi dengan cepat. Apalagi rute yang dilalui tidak seperti rute sebelumnya. Pada etape ketiga ini, Datsun hanya melewati jalan darat mulai dari TMII menyusuri jalan pinggir tol JORR. Kepadatan memang mulai terasa disini namun belum mencerminkan kondisi Jakarta yang sesungguhnya. Kami masih bisa melewati kemacetan dengan cukup mudah tanpa kendala. Kemacetan ramai lancar masih bisa ditoleransi.

Beberapa kali hentakan gas yang kurang lembut otomatis akan semakin banyak menyedot bahan bakar lebih banyak. Perpindahan perseneling yang kurang smooth juga menjadi salah satu indikasi efisiensi bahan bakar. Dalam kondisi macet memang mobil cenderung lebih banyak mengkonsumsi bahan bakar. Tak ayal kondisi demikian sekalipun biasanya dihindari pengemudi taksi karena biasanya mereka tekor di bbmnya.

Menyisir pinggir jalan tol, hanya beberapa titik kemacetan saja yang menjadi hambatan. Misalnya seperti di perempatan Ragunan. Disini dengan medan agak menanjak, Datsun harus menkonsumsi bbm lebih banyak untuk mempertahankan posisi. Penggunaan rem tangan dalam kondisi medan demikian akan sangat efektif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar.

Setelah tiba di perempatan Lebak Bulus hingga menuju arteri Pondok Indah, kepadatan kendaraan semakin terasa. Disini beberapa kali harus berhenti beberapa saat karena terhambat persimpangan jalan dan menghindari berbagi kendaraan yang hendak memutar. Namun, Datsun tetap dijaga ritmenya agar bisa memberikan tingkat efisiensi yang tinggi.

Praktis ketiga pengemudi dalam tim satu, masing-masing merasakan pengalaman mengemudi yang berbeda. Mungkin yang terasa sangat jauh berbeda adalah etape ketiga dari Santika TMII ke Palmerah. Disinilah ujian sesungguhnya terhadap medan Jakarta sehari-hari.

Setelah mencapai garis finish akhirnya kemudian konsumsi rata-rata bbm dicatat oleh para kru. Kami sendiri mencatat angka rata-rata konsumsi bbm 18 km/l. Cukup irit utuk ukuran hatchback LCGC. Sedangkan tipe MPV mencatat rekor antara 15 hingga 16 km/l bebeda tipis dengan tipe hatchback karena memiliki bobot yang berbeda.

Kemudian para bloger pun berkumpul di ruang kompas untuk mendiskusikan pengalaman berkendara menggunakan Datsun. Secara keseluruhan terkesan dengan eksterior yang cantik. Terutama rear spoiler Datsun Go Panca hatchback menjadikan Datsun terlihat lebih sporty. Ditambah lagi sensor parking yang membantu dalam proses parkir kendaraan.

Untuk radius putar sekitar 4,6 meter termasuk cukup membantu terutama di tengah kepadatan ibukota disaat memutuskan untuk berputar arah. Overall, tampilan eksterior memang cukup mengesankan. Tak terlihat seperti mobil model LCGC.

Sedangkan untuk tampilan interior memang tidak bisa berharap banyak dengan mobil murah. Semua disesuaikan dengan budget yang ada. Beberapa orang terkesan juga dengan garis-garis sederhana yang dimainkan oleh Datsun dalam dashboardnya yang minimalis. Sayang Datsun tidak menyediakan laci tertutup didepannya meskupun minus airbags. Sedangkan kompartemen pengemudi dan penumpang depan cukup terbantu terutama yang tersedia di sematkan di pintu.

Untuk posisi kemudi dirasa sedikit lebih tinggi namun tidak dikeluhkan bagi mereka yang memang memiliki postur tinggi. Tanpa pengaturan kemudi, dengan tinggi pengemudi 160 cm dirasa masih menyisakan ruang lega untuk kaki. Panel-panel bisa dijangkau dengan mudah.

Setelah semuanya selesai maka dipilihlah tiga besar yang dapat mencapai tingkat konsumsi bahan bakar teririt.  Untuk Datsun Go Plus Panca dengan tiga tim berhasil membukukan konsumsi bbm rata-rata dengan medan yang beragam antara 15.30 km/l hingga yang paling baik mencatat rekor 17,30 km/lt.

Untuk tipe hatchback tim kami harus puas berada di posisi paling buntut dengan mencatat rata-rata konsumsi bbm 18.00 km/l sedangkan yang tertinggi berhasil mencatat 18.90 km/l. Catatan tersebut tidak lebih baik dibandingkan dengan yang diperoleh tim redaksi kompas yang membukukan tingkat efisiensfi bbm hingga 19.50 km/l. Dengan demikian tidak ada satu tim pun yang berhasil memperoleh apresiasi tambahan dari tim redaksi kompas.

Lomba livetwit #kompasianadrivenride dinobatkan pada Harris Maulana yang memperoleh juara 1 pada tipe hatchback dan Kang Arul yang juga mencatat kemenangn pada tipe MPV. Selamat.

Pengalaman uji irit ini jelas sangat menantang para bloger karena diselenggarakan berbeda dengan test drive sebelumnya. Tantangan untuk tour Jakarta-Yogyakarta pun dirasa sangat positif dengan memberikan tantangan uji hemat bukan hanya dari pengeluaran bahan bakar, tetapi juga pengeluaran biaya. Para peserta yang tergabung dalam tiga tim nantinya dituntut kerjasamanya bukan dalam hal cara dan gaya mengemudi tetapi juga tantangan untuk mengatur budgeting, biaya transportasi, akomodasi, konsumsi dan rekreasi. Dengan bentuk lomba seperti ini saya sangat mengapresiasi tim admin dan Datsun yang mampu mewujudkan inovasi terbaru dalam kompetisi uji irit.

Pengalaman uji irit bersama Datsun sebetulnya menjadi tantangan bagi pabrikan lain untuk diuji secara terbuka oleh bloger yang rata-rata memang awam. Untuk ulasan profesional memang sudah tugasnya media otomotif. Sedangkan laporan dan liputan bloger yang awam, akan memberikan informasi jelas dan berimbang pada masyarakat luas. Inilah hak masyarakat yang sebetulnya lebih terpenuhi karena mayoritas pembeli adalah user awam dan tidak banyak yang profesional mengetahui seluk beluk tentang mobil.

Semoga ditahun-tahun berikutnya Kompasiana bisa mengakomodasi keinginan bloger untuk menjajal mobil-mobil terbaru demi memberikan gambaran yang seutuhnya pada masyarakat luas bukan hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa.

Salam Hangat

@DzulfikarAlala

Baca juga postingan sebelumnya;

Datsun Go Panca Memberikan Value Lebih Dalam Uji Irit

Ps.Entah kebetulan atau tidak namun iklan Datsun Go Panca backsoundnya sama dengan video narsis yang saya unggah saat menguji New Nissan March sebelumnya. Enjoy ;)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun