Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

1 dari 100 Hanya Gapey Sandy yang Lolos, Mantap!

18 Oktober 2014   07:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aneh bin Ajaib" itulah kata yang mungkin bisa juga mengekpresikan tanya. Bagaimana mungkin 100 kompasianers lebih yang hadir pada acara nangkring bersama Farah Quin membahas LPG bersubsidi, hanya bisa menelurkan satu orang yang berangkat ke Bali? Mungkin sudah jalan takdir berkata demikian. Dan saya merasa sangat beruntung menjadi salah satu bagian dari 10 kompasianers yang berangkat ke Bali yang di sponsori oleh Pertamina. Alhamdulillah. Benar 9 finalis lainnya bisa ditebak bukanlah peserta nangkring Pertamina. Bahkan salah satu finalis terjauh berasal dari Takengon, Aceh bapak Syukri. [caption id="" align="aligncenter" width="352" caption="Gapey Sandy aka R. Fadli (tengah kaus MU Hitam)/dzulfikar"][/caption] Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada 99 peserta lainnya, tulisan ini bukan bermaksud "ngabibita", tapi semata hanya kewajiban karena sudah berangkat ke Bali. Mungkin beberapa rekan lain sudah menuliskan secara lengkap dan detail perjalanan kami ke Bali. Jadi tulisan ini rasanya tidak perlu terlalu serius yah hehehe. Bagi saya, inilah perjalanan yang kedua kalinya ke Bali. 2012 silam, saya bersama keluarga sempat mampir ke Bali saat pulang kampung ke Situbondo, Jawa Timur. Perjalanan dari Situbondo ke Bali kurang lebih memakan waktu selama enam jam perjalanan. Saat itu rasanya belum puas benar menjelajahi Bali hanya dalam semalam. Apalagi ketika tiba di Tanah Lot sudah menjelang maghrib. Walhasil tak ada yang bisa dinikmati kecuali malam yang kelam karena kurangnya penerangan. [caption id="" align="aligncenter" width="381" caption="Suasana Terminal 3 Yang Terlihat Lengang Padalah Padat di dalam/dzulfikar"]

Suasana Terminal 3 Yang Terlihat Lengang Padalah Padat di dalam/dzulfikar
Suasana Terminal 3 Yang Terlihat Lengang Padalah Padat di dalam/dzulfikar
[/caption] Namun, ketika ada lomba blog Pertamina dengan hadiah yang menggiurkan, saya merasa banyak sinyal-sinyal yang mendorong saya untuk ikut serta. Padahal pada tanggal 4 Oktober, rencana awal perjalanan ke Bali bagi yang lolos, merupakan hari pembagian rapor di sekolah saya. Walhasil pada saat itu saya sempat mengurungkan niat saya untuk mengikuti lomba blog Pertamina. [caption id="" align="aligncenter" width="378" caption="Achmad Nurisal langsung minta foto sebelum take off :D /dzulfikar"]
Achmad Faisal langsung minta foto sebelum take off :D /dzulfikar
Achmad Faisal langsung minta foto sebelum take off :D /dzulfikar
[/caption] Tapi, entah kenapa rasanya sinyal-sinyal tesebut semakin kuat. Ketika makan mie ayam, kok penjualnya pakai gas 12 kg. Kemudian saya foto. Lalu esok harinya ketika menikmati Ayam Bakar Cak Leman, kejadiannya hampir mirip. Sang pedagang kaki lima tersebut juga dengan bangga menggunakan gas 12 kg. Kemudian saya foto juga. Dari beberapa sinyal-sinyal tesebut akhirnya saya memantapkan diri untuk ikut serta dalam lomba tersebut. Tak ada target muluk, yang ada hanya berharap minimal bisa lolos sampai ke Bali :D [caption id="" align="aligncenter" width="378" caption="Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali/dzulfikar"]
[/caption]

Alhamdulillah, setelah pengumuman keluar, ternyata nama saya tercantum disana. Meskipun awalanya istri saya kurang setuju karena baru beberapa bulan sebelumnya saya dari Solo dan Wonogiri, kini harus meninggalkannya sementara ke Bali. Setelah bujuk sana bujuk sini dan janji sana janji sini akhirnya diizinkan juga hehehe.

Akhirnya lagi-lagi saya harus izin ke Sekolah. Untungnya kepala sekolah saya ini sangat pengertian sekali. Bahkan beliau bersedia menggantikan saya membagikan rapor anak-anak karena pembagian rapornya diundur seperti halnya jadwal keberangkatan ke Bali. Walhasil untuk yang kedua kalinya saya mendelegasikan tugas saya pada Kepala Sekolah saya. Mana ada guru koplak kayak saya. Yang saya kerjain bukan rekan guru tapi malah kepala sekolah saya sendiri hehehehe. [caption id="" align="aligncenter" width="381" caption="Wajah lapar sesaat landing/dzulfikar"]

Wajah lapar sesaat landing/dzulfikar
Wajah lapar sesaat landing/dzulfikar
[/caption] Secara khusus saya harus berterimakasih kepada SMA Ehipassiko School BSD yang selama ini sangat mendukung kegiatan saya (jalan-jalan gratis gara-gara nulis). Juga kepada kepala sekolah saya Mr. Y.L. Sunardiono, yang sangat memahami bakat dan potensi saya yang doyan jalan hehehehe. Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Mr. Sunar yang baru saja terpilih sebagai penerima penghargaan "As The Best in Education & Tutoring Programme of the Year 2014" dari Yayasan Penghargaan Prestasi Indonesia. Proficiat! Dengan menumpang mobil bang Fadli dari BSD, akhirnya pada Rabu siang(8/10) kami meluncur ke terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Sambil menunggu teman-teman yang lain, akhirnya kami memutuskan untuk ngopi dulu. Masih dalam balutan seragam batik sekolah, saya berbincang hangat seputar Kompasiana dan Kompasianer bersama bang Fadli di salah satu sudut warung kopi. [caption id="" align="aligncenter" width="119" caption="ngopi cantik/dzulfikar"]
[/caption]

Lumayan cukup lama kami menunggu. Akhirnya satu persatu kompasianer muncul. Mulai dari bang Rushan, kemudian disusul oleh beberapa kru kompas.com, wartawan yang ikut bersama dan admin Kompasiana mbak Nur dan yang terakhir adalah Achmad Faisal.

[caption id="" align="aligncenter" width="378" caption="Suasana Terminal 3 Soetta, menjelang Bali Democracy dan Kompasianers Visit Pertamina/dzulfikar"]

[/caption]

Suasana terminal 3 saat itu memang sangat padat. Beberapa diantaranya bahkan terlihat ngemper di karpet yang cukup tebal. Sambil menunggu pesawat, kami pun menunggu salah satu personil dari Pertamina. Akhirnya kami bertemu juga dengan bang Marlo sebagai perwakilan dari Pertamina. Lengkap sudah semua. Dengan menumpang pesawat Lion Air yang mengalami delay hingga 1 jam.

[caption id="" align="aligncenter" width="381" caption="Sesaat setelah landing/dzulfikar"]

Sesaat setelah landing/dzulfikar
Sesaat setelah landing/dzulfikar
[/caption] Tak banyak yang kami lakukan di pesawat, mungkin dalam kondisi lelah akhirnya hampir semuanya tertidur selama beberapa saat hingga tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali pada pukul 21.00 WITA. Dengan kondisi lapar saya sempat salah tangkap ketika mendengar aba-aba yang diberikan oleh bang Marlo. Saya pikir akan diajak makan malam dulu di SOLARIA, Eh ternyata kita nunggu jemputannya di depan SOLARIA huahahahahaha. Bang Fadli yang udah kelaperan langsung bete gara-gara saya salah denger hahahahaha. [caption id="" align="aligncenter" width="381" caption="Tempat menginap/dzulfikar"]
Tempat menginap/dzulfikar
Tempat menginap/dzulfikar
[/caption] Setelah tiba di hotel kemudian kami menunggu beberapa saat tapi agak lama juga untuk pembagian kamar, padahal saat itu perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Untunglah welcome drink beraroma buah sirsak bisa menahan sementara gejolak cacing-cacing yang mulai meronta dan meminta jatah makan. Untuk beberapa saat kami sempat bertemu dengan kompasianer Jogja yang baru saja selesai makan malam. Saat itu konsentrasi saya sudah mulai pudar. Maka agak remang-remang juga ketika melihat antara Fandi Sido dengan mas Dwi Suparno wkwkwkwkw. Saya diantar oleh bell boy dengan menggunakan mobil golf menuju kamar 325 besama bang Fadli. Ternyata disana sudah ada pak Syukri  dari Takengon, Aceh, yang sedang beristirahat di teras Resort. [caption id="" align="aligncenter" width="368" caption="makam malam pertama di Bali/dzulfikar"]
makam malam pertama di Bali/dzulfikar
makam malam pertama di Bali/dzulfikar
[/caption] Kiprah bang Fadli atau Gapey Sandy ini memang tidak bisa di pandang sebelah mata khususnya di bidang jurnalistik. Kadang bang Fadli cukup menggunakan sambungan telpon saja sudah bisa melakukan reportase dan wawancara. Tak heran jika sudah sangat mahir sedemikian rupa karena bang Fadli merupakan mantan wartawan RRI yang juga penulis buku. Tak ayal bang Novaldy Rushan pun terheran-heran "Kok bisa yah, cuma lewat sambungan telpon saja bisa melakukan reportase dan tulisan tentang Tahu Susu Lembang, HL pula!" [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Terampil Wawancara cocok untuk calon Host Kompasianival 2014/Gapey Sandy"][/caption] Maka para Kompasianers, waspadalah! Setiap ada lomba tulisan yang diikutsertakan pada lomba di Kompasiana ini harus lebih keren dari yang dibuat oleh bang Gapey Sandy. Belum lagi kalau bang Ben Burhanuddin turun gunung, wah bisa rusak deh dunia persilatan wkwkwkwkwkw. Salam Hangat untuk Alumni Visit Deltomed dan Visit Pertamina :D @DzulfikarAlala

Bersambung guys :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun