Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jakarta 22 Mei, Untuk Apa Mereka Bertaruh Nyawa?

22 Mei 2019   22:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   22:25 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berita media Malaysia tentang kerusuhan Jakarta // foto: dok.pri

Kerusuhan di Jakarta ketika demonstrasi massa di Gedung Bawaslu pada 21 - 22 Mei yang memakan enam korban jiwa dan 200-an orang lainnya luka-luka tak hanya menjadi berita utama media-media Indonesia.

Dengan mengutip pernyataan Gubenur DKI, Anies Baswedan yang menyebut jumlah korban meninggal dan luka-luka, beberapa media mainstream Malaysia, seperti Berita Harian, Utusan, dan The Star juga memberitakan kerusuhan Jakarta disertai video yang memaparkan bentrok massa dengan aparat kepolisian.

Enam maut dan 200 lagi cedera dalam ketegangan sivil di ibu kota Indonesia, kata gabenor bandar raya itu, Anies Baswedan, hari ini selepas suruhanjaya pilihan raya mengesahkan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menang pilihan raya bulan lalu. Demikian Berita Harian menulis di paragraf pertama artikel berjudul '6 maut, 200 cedera ketegangan di Jakarta' yang di-publish Rabu (22/5) pukul 12.23 pm waktu Malaysia.

Utusan juga menurunkan berita yang sama pada pukul 12.09 dengan judul 'Enam maut, 200 cedera dalam rusuhan pasca Pilpres' Sementara media berbahasa Inggris The Star mem-publish berita kerusuhan Jakarta lebih awal lagi, yaitu pukul 11.55 waktu Malaysia dengan judul 'Six dead, 200 injured in Jakarta riots'.

Sebagai anak bangsa yang sedang mengais rezeki di negeri tetangga, saya hanya bisa mengikuti perkembangan situasi politik pasca pemilu melalui media. Yang saya bisa hanya berdoa, semoga negeri kita tercinta baik-baik saja. Tenang dan damai tanpa ada huru-hara, tak hanya di ibu kota tapi juga di seluruh wilayah nusantara, dari Aceh hingga Papua.

Sungguh, ketika membaca berita ada kerusuhan hingga  menyebabkan hilangnya nyawa manusia di jalanan, tak hanya kesedihan yang saya rasakan, tapi ada sebuah tanya yang sepertinya akan terus menjadi pertanyaan tanpa pernah ada jawaban.

Untuk apa mereka bertaruh nyawa? Jika protes soal hasil pemilu, bukankah ada jalur konstitusional yang bisa ditempuh tanpa harus membuat rusuh? Jika memperjuangkan keadilan bukankah tidak perlu dengan (membuat) kerusuhan?

Menurut saya pribadi, pemilu hanyalah ajang perebutan kekuasaan (yang konstitusional). Tidak lebih! Oleh karena itu, hal-hal mengenai siapa yang akan sah berkuasa dan lain-lain harus diselesaikan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya tanpa melibatkan rakyat jelata.

Itulah makanya, konstitusi hanya memberi waktu tiga hari untuk segera mendaftarkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi bagi yang tidak puas hati agar segala sesuatunya dapat segera diakhiri dengan pasti  sehingga situasi tenang kembali setelah hiruk pikuk pemilu yang konon katanya pesta demokrasi tapi penuh dengan caci maki.

Adalah wajar apabila elit politik di sekitar calon presiden berusaha mati-matian untuk meraih (atau mempertahankan) kemenangan karena ada kemungkinan jika calon presiden yang mereka dukung menang, mereka akan ikut menikmati kue kekuasaan.

Akan tetapi bagi rakyat biasa, meskipun berjuang mati-matian, demonstrasi tiada henti, bertaruh nyawa di jalanan, apa yang akan mereka dapatkan? Sepertinya, mereka akan tetap menjadi rakyat biasa yang tak mungkin mendapat pengecualian apabila tarif BBM dan TDL dinaikkan (misalnya). Mereka akan tetap menjadi rakyat biasa yang harus rajin bekerja untuk menghidupi keluarga dan untuk menyekolahkan anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun