Tidak terasa lebaran tinggal menghitung hari. Arus mudik pun sudah ramai terlihat. Segala hal sudah dipersiapkan untuk menyambut lebaran.Â
Kedatangan keluarga dan sanak saudara sudah begitu dinanti-nanti. Apalagi telah sekian tahun kita tidak bisa berkumpul dan menikmati kebersamaan saat lebaran akibat tingginya angka pandemi covid-19.
 Dan kini tiba saatnya kita bisa kembali bertemu dan saling silahturahmi karena keadaan yang semakin membaik.
Tradisi Berkumpul Keluarga, Momen yang Paling Ditunggu tapi Juga Ditakuti ?
Tentu kerinduan membuncah tatkala selama pandemi kita tidak bisa berkumpul dengan keluarga besar. Komunikasi pun hanya dapat dilakukan melalui media digital seperti telepon, chatting, media sosial ataupun video call.
Namun, meski teknologi semakin canggih, tetap tidak dapat mengalahkan tradisi berkumpul secara nyata ketika lebaran. Rasanya akan sangat jauh berbeda. Berkumpul, bersenda gurau, saling bercerita bahkan tidur pun dibuat berjajar ramai-ramai ketika lebaran.
 Pemandangan seperti inilah yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, termasuk oleh kecanggihan teknologi masa kini. Suasana kehangatan serta kekeluargaan menjadi nilai yang tertinggi ketika momen lebaran.
Meski demikian, ada juga yang menganggap momen kebersamaan ini justru menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa kalangan. Hal ini terkait dengan bahan obrolan ketika sedang berkumpul bersama.Â
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul kadangkala tidak terduga dan di luar batas kemampuan untuk dijawab. Biasanya, pertanyaan ini muncul dari keluarga yang sudah berusia lebih tua.Â
Mereka yang dianggap "dituakan" biasanya akan menjadi sangat antusias ingin mengetahui kabar dan cerita terbaru dari keluarga-keluarga lainnya.