Dear Admin Kompasiana,
Selama ini saya tidak Β pernah protes soal apapun karena saya tahu bagaimana kwalitas Kompasiana dari dahulu hingga sekarang. Saya bersyukur kepada Allah SWT dan bangga bisa menjadi bagian dari penulis penulis hebat di sini.Β
Ada pula hal baru di Kompasiana Β yaitu jika kita mau mengcopy sebagian artikel seseorang maka otomatis tercopy link artikelnya juga. Keren kan? Sama seperti artikel di Kompas.
Saya merasa bahagia karena tulisan tulisan saya tentang kejahatan scams dibaca banyak orang, dijadikan referensi oleh mahasiswa mahasiswa. Belum lagi menyelamatkan banyak calon calon korban kejahatan scams.Β
Tentu saja sampai saat ini saya masih belajar dari penulis penulis keren di Kompasiana baik yang baru atau yang sudah senior. No one is too old to learn.
Namun kemarin saya sedikit kecewa karena ada yang Β membuat akun di Kompasiana dengan sangat mudahnya tanpa diteliti dulu. Saya tahu karena saya difollow oleh akun tsb. Saya sangat mengerti mungkin persyaratan2 nya Β sudah lengkap namun sayang setelah akunnya jadi, Β tidak diteliti oleh pihak admin Kompasiana. Saya tak ingin menyebutkan nama akunnya karena sekarang sudah ditutup.Β
Di sini saya tidak ikut campur urusan pribadi siapapun, mau apapun itu urusan mereka. Saya hanya berusaha menjaga citra Kompasiana itupun kalau diterima. Β
Entah berapa Β Kompasianer yang protes dan saya salah satunya. Saya sudah mengirim email namun tak ada balasan walau satu kata. Makanya saya membuat artikel ini.
Kadang saya kesal juga, mengapa mereka yang tulus ingin menulis di Kompasiana susah membuat akun. Pernah Β ada pak polisi kawan saya mau membuat akun ribet minta ampun. Saya minta bantuan admin akhirnya jadi juga.Β
Belum lama cucu saya yang hobby menulis fiksi Β ingin membuat akun sama juga susah! Sampai saya meminta tolong kang Nurullah, baru bisa. Β Saya cinta Kompasiana maka saya membuat tulisan ini.Β