Serta poin yang yang saya dapat 9.760 dengan kategori Taruna, selangkah lagi masuk kelas penjelajah.Â
Bayangkan semua perjuangan saya selama ini harus hilang begitu saja, jika akun saya terblokir secara permanen.
Selama hidup, baru di Kompasiana saya berani menulis, Kompasiana bener-bener telah membawa saya menjadi penulis walaupun dsngan kualitas sangat biasa saja.
Namun saya ingin terus belajar, siapa tahu kedepan tulisan saya bisa lebih baik dan lebih baik lagi. Belum lagi persaudaraan dengan para Kompasianer lain.
Akh pokoknya pikiran saya teu puguh we lah kalau kata bahasa Perancis mah. Saya coba email Admin Kompasiana, tapi sudah dapat dipastikan jawabannya pasti lama.
Kemudian saya coba ngadu lewat WA untuk minta blokir saya di buka lagi. Ternyata WA Admin Kompasiana, sayangnya WAnya under maintenance.
Akhirnya saya putuskan untuk tak menghadiri Undangan di Kemayoran tersebut, lebih memilih untuk datang ke Kantor Kompasiana dengan harapan blokir saya bisa di buka.
Dengan menggunakan Ojol saya langsung meluncur ke Palmerah, dan ketemu lah dengan salah satu punggawa Kompasiana.
Begitu sampai ke Kantor Kompasiana saya bertemu dengan Resepsionis. Dan akhirnya bisa ketemu dengan Mas Kamil atau Kamal gitu, salah satu Admin Kompasiana.
Lantas saya ceritakan semua permasalahan yang terjadi, ia cukup helpful, sangat berempati. Saya terangkan bahwa saya salah satu penulis baru, ya baru 7 bulan.
Dan saya tahu mungkin telah melakukan kesalahan sehingga akun saya diblokir. Saya siap memperbaiki kesalahan itu dan kedepan saya akan lebih berhati-hati terkait aturan-aturan yang ada.