Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana "Means a Lot To Me", Pengalaman Akun Diblokir

9 November 2019   07:15 Diperbarui: 9 November 2019   07:22 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Rabu (06/11/19) lalu,  seperti biasa saya berangkat kerja dengan menunggangi Commuter Line (CL) dari Depok ke arah Jakarta. Dalam perjalanan, biasanya saya menulis untuk Kompasiana, makanya kadang banyak banget ditemukan typo dalam artikel saya.

Pagi itu saya menulis terkait topik pilhan tentang Upah Minimum seperti yang ditetapkan oleh admin kompasiana, judulnya saya lupa namun yang jelas tentang usulan Bank Dunia untuk menghilangkan upah minimum di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Malam sebelumnya saya sudah mengumpulkan data-data terkait tulisan itu. Ketika saya tiba di Stasiun tujuan tulisan saya belum beres, baru setengahnya. Karena tulisannya lumayan panjang 1200 kata lebih lah.

Nah sesampai di kantor kerjaan sudah menunggu, jadi saya belum sempat meneruskan tulisan itu. Setelah pekerjaan selesai, kira-kira pukul 10.30. Saya kembali meneruskan tulisan yang tadi sempat tertunda, saya mengerjakannya dengan terburu-buru karena jam 11.30 saya harus menghadiri Undangan dari Bappenas untuk menghadiri pembukaan Infrastructure Development Financing di JIEXPO Kemayoran.

Saya sebenarnya hati-hati menulis untuk tak melakukan copy-paste, karena saya memang sudah dapat peringatan terakhir dari Kompasiana sekali lagi akun saya pasti terblokir.

Nah karena ada beberapa potongan berbagai macam aturan berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri tentang ketenagakerjaan, terpaksa saya copas. Alasannya waktu yg pendek dan penulisan aturan itu harus ditulis serupa.

Singkat cerita selesai lah tulisan itu, kemudian saya upload lah di Kompasiana. Kemudian saya beres-beres siap buat pergi ke Kemayoran, karena Jokowi mau datang biasanya paling telat kita harus ada di lokasi setengah jam sebelumnya.

Begitu turun, saya coba cek akun Kompasiana yang saya miliki, beuh kaget luar biasa, akun saya DIBLOKIR.

Langsung lemes saya, galau melanda. Terbayang saya tak bisa nulis lagi di Kompasiana. Saat itu saya baru sadar benar betapa berartinya Kompasiana sangat berarti bagi saya.

Semenjak saya membuka akun dan mulai menulis di Kompasiana pada tanggal 23 April 2019, 7 bulan lalu tak sehari pun saya luput menulis di laman Blogging keroyokan milik Grup nya Kompas ini.

Sampai hari itu, saya telah menulis 337 artikel, 250 diantaranya masuk artikel pilihan, dan 24 artikel masuk Headline. Dengan viewer sebanyak 209.000 dan memiliki follower 90 dan mengikuti 85 akun.

Serta poin yang yang saya dapat 9.760 dengan kategori Taruna, selangkah lagi masuk kelas penjelajah. 

Bayangkan semua perjuangan saya selama ini harus hilang begitu saja, jika akun saya terblokir secara permanen.

Selama hidup, baru di Kompasiana saya berani menulis, Kompasiana bener-bener telah membawa saya menjadi penulis walaupun dsngan kualitas sangat biasa saja.

Namun saya ingin terus belajar, siapa tahu kedepan tulisan saya bisa lebih baik dan lebih baik lagi. Belum lagi persaudaraan dengan para Kompasianer lain.

Akh pokoknya pikiran saya teu puguh we lah kalau kata bahasa Perancis mah. Saya coba email Admin Kompasiana, tapi sudah dapat dipastikan jawabannya pasti lama.

Kemudian saya coba ngadu lewat WA untuk minta blokir saya di buka lagi. Ternyata WA Admin Kompasiana, sayangnya WAnya under maintenance.

Akhirnya saya putuskan untuk tak menghadiri Undangan di Kemayoran tersebut, lebih memilih untuk datang ke Kantor Kompasiana dengan harapan blokir saya bisa di buka.

Dengan menggunakan Ojol saya langsung meluncur ke Palmerah, dan ketemu lah dengan salah satu punggawa Kompasiana.

Begitu sampai ke Kantor Kompasiana saya bertemu dengan Resepsionis. Dan akhirnya bisa ketemu dengan Mas Kamil atau Kamal gitu, salah satu Admin Kompasiana.

Lantas saya ceritakan semua permasalahan yang terjadi, ia cukup helpful, sangat berempati. Saya terangkan bahwa saya salah satu penulis baru, ya baru 7 bulan.

Dan saya tahu mungkin telah melakukan kesalahan sehingga akun saya diblokir. Saya siap memperbaiki kesalahan itu dan kedepan saya akan lebih berhati-hati terkait aturan-aturan yang ada.

Ia memang tidak menjanjikan apapun, yang ia janjikan cuma  akan meneruskan permasalahan ini pada tim Admin Kompasiana.

Setelah kurang lebih berbincang selama 20 menit, saya balik ke kantor. Mungkin setelah 3/4 perjalanan menuju kantor. Saya mendapat email yang isinya menyatakan alasan akun saya diblokir karena masalah copas yang melebihi 25 persen, namun saya masih diberi kesempatan untuk diaktifkan lagi akunnya.

Betapa bahagia dan bersyukurnya saya saat itu. Saya benar-benar tersadar ternyata KOMPASIANA"mean a lot for me"

Dalam artikel ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada para admin Kompasiana yang telah memulihkan kembali akun saya.

Kompasiana ternyata sudah menjadi bagian dari hidup saya. Semoga ke depan saya bisa lebih baik lagi menulisnya dan Kompasiana tetap mampu menjaga komunitas menulis dengan baik.

Sekali lagi terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun