Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Aulia Kesuma Sang Pembunuh Terinspirasi Sinetron, Apa Kabar KPI?

4 September 2019   06:55 Diperbarui: 5 September 2019   10:07 3488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: KOMPAS.COM/BUDIYANTO

Heboh 2 mayat terbakar dalam mobil di Cidahu, Sukabumi. Ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang kaget melihat ada mobil terbakar, saat hendak dipadamkan terlihatlah dua sosok tubuh yang terbakar.

Kemudian mereka melaporkan hal tersebut pada Polsek Cidahu. Kondisi mayat saat ditemukan sudah hancur tak berbentuk dan dalam kondisi terikat. 

Pihak Kepolisian kemudian memastikan bahwa keduanya merupakan korban pembunuhan. menurut Kapolres Sukabumi AKBP Nisriadi, dari analisis awal kondisi mayat sudah dibunuh beberapa hari sebelumnya, terindikasi dari jasadnya yang mulai membusuk. 

"Kedua jasad sudah berada di dalam mobil lalu mobilnya dibakar pelaku untuk menghilangkan jejak," tuturnya Minggu(25/08/19) lalu seperti yang dikutip dari Kompas.com

Tadinya saya pikir, ini akan menjadi another dark number, sulit untuk dipecahkan. Karena dari keterangan awal kepolisian, kondisi mayat sudah rusak dan sulit dikenali. Dalam kondisi seperti itu butuh usaha lebih untuk menyelediki pembunuhan ini dan tak jarang jadi buntu karena kondisi mayat tak dikenali.

Eh dilalahnya ternyata dugaan saya salah, polisi sangat cepat mengungkap kasus ini dalam 1x24 jam pelakunya yang berjumlah 5 orang berhasil digulung. Memang pomeo tak ada kejahatan yang sempurna, terbukti dan polisi berhasil memaksimalkan bukti-bukti awal di TKP.

Yang mengejutkan ternyata kedua jasad itu merupakan sosok ayah dan anak yang dihabisi oleh 5 orang pembunuh yang kemudian diketahui merupakan orang suruhan istri Korban dan ibu tiri anak lelakinya.

Seperti dilansir Kompas.com kelima tersangka itu adalah AK alias Aulia Kesuma istri sekaligus dalang dari pembunuhan ini. Di bantu oleh RD yang merupakan suami mantan asisten rumahtangganya. 

Kemudian S dan A pembunuh bayaran yang ditangkap polisi di Lampung. Dan terakhir KV keponakan Aulia yang membantu membunuh korban dan mencoba menghilangkan barang bukti dengan cara membakar korban.

Adapun dua korban yang mayatnya dibakar dalam mobil tersebut adalah suami Aulia Kesuma, bernama Edy Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anak tirinya M. Adipradana alias Dana. 

Semua fakta itu terungkap setelah Aulia diperiksa secara intensif di Polda Metro Jaya. Setelah sebelumnya ia sempat ditahan di Polres Sukabumi. Namun karena Locus Delicti nya (TKP tindak pidananya) di Cireundeu Jakarta Selatan maka kasus ini dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.

Sampai saat ini Aulia dan keempat tersangka lainnya ditahan dan masih menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya. 

Hasil pemeriksaan polisi, menyebutkan bahwa motif Aulia membunuh, karena ia sakit hati tidak diijinkan menjual rumah oleh Edy di Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Direktur Kriminal Umum (Dikrinum) Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto, mengatakan aulia meminjam uang ke bank dengan jaminan rumah di Lebak Bulus tersebut. Ia meminjam uang sebesar Rp. 10 miliar di dua bank berbeda. Masing-masing Rp. 2,5 Miliar dan Rp. 7,5 miliar.

"Untuk utang di bank ini menjaminkan rumah di Lebak Bulus dan rumah di sampingnya yang dijadikan usaha cuci mobil. Uangnya (hasil pinjaman bank) untuk usaha restoran," kata Suyudi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019). Seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Aulia Kesuma sudah merencanakan pembunuhan ini dari mulai bulan Juli 2019. Karena ia merasa berat untuk membayar cicilan pinjaman sebesar Rp.200 juta/bulan, dan usahanya membujuk sang suami untuk menjual rumah untuk melunasi hutang itu tak kunjung membuahkan hasil.

Jika ia menjual rumah itu, yang harganya sekitar Rp. 14 miliar maka hutangnya bisa lunas terbayar dan sisanya Rp.4 milyar bisa ia kuasai. Untuk itu lah ia kemudian membunuh Edy.

Awalnya Aulia mau membunuh suaminya dengan memakai ilmu santet, 40 juta ia berikan kepada RD untuk usahanya itu dan tak menghasilkan apapun, rencananya gagal.

Kemudian ganti rencana dengan ditembak, kembali RD jadi tumpuan untuk membantunya. RD meminta uang Rp.50 juta untuk membeli senjata api, namun Aulia hanya mampu menyediakan uang Rp.35 juta. Rencana kedua pun gagal.

Akhirnya, Aulia memutuskan akan membunuh Edy dengan cara meracun dan membakar mayatnya, untuk rencananya itu Aulia meminta RD untuk mencarikan pembunuh bayaran.

S dan A yang berdomisili di Lampung akhirnya diajak SD ikut membantu niat Aulia, dan dijanjikan Rp 200 juta walau kenyataanya setelah pembunuhan dilakukan, S dan A hanya diberi Rp 10 juta saja. Lantas ia diminta pulang ke Lampung.

"Yang dijanjikan saudara Aulia Rp 200 juta untuk masing-masing, S dan A. Aulia baru memberikan Rp 10 juta (kepada A dan S) untuk pulang ke Lampung (setelah Edi dan Dana dibunuh)," ujar Suyudi. 

Edy dan Dana akhirnya bisa dibunuh setelah mereka berdua diberi obat tidur lantas dalam tidurnya mereka dibekap oleh keempat orang itu dibantu keponakan Aulia, KV.

Tadinya jasad Edy dan anaknya, Dana akan dibakar di rumahnya namun gagal, makanya kemudian Aulia dan KV membawanya ke Sukabumi. Rencananya mobil tersebut akan diceburkan ke jurang dan di skenariokan terbakar.

Telah mereka siapkan 8 botol bensin pertalite, dalam mobil. Dalam prosesnya ternyata sebelum masuk jurang mobil sudah terbakar hebat, bahkan menyambar sang keponakan KV. 

Akhirnya mereka kabur dengan KV mengalami luka bakar dan membiarkan mobil tempat jasad itu berada terbakar dipinggir jalan dan akhirnya diketemukan oleh masyarakat yang berada di daerah Cidahu Sukabumi.

Aulia Kesuma wanita berusia 35 tahun ini, akhirnya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagai pesakitan dengan pasal yang dituduhkan kepadanya adalah Pasal 140 KUHAP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman mati.

Yang mengejutkan dalam pemeriksaan lanjutan yang dilakukan penyidik Polda Metro Jaya. Aulia menyatakan bahwa tindakanya tersebut mencontoh sinetron-sinetron di TV.

"Jadi kami maunya api kecil nyala, setelah itu mobilnya kami dorong ke jurang," ujar Aulia di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, (3/09/19). Seperti yang dikutip dari Tempo.co

"Kami itu ya, mungkin karena kebanyakan nonton sinetron atau bagaimana, kami tadinya berfikir begitu." Tambahnya dalam kesempatan yang sama.

Ironis sekali mendengar pengakuan Aulia Kesuma,sang pembunuh berdarah dingin. Terlepas dari alasan ini benar atau tidak, namun ini bisa jadi tamparan keras buat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Sinetron yang ada di TV Nasional menjadi inspirasi buat kelakuan keji.

Bagaimana tanggungjawab KPI terhadap kondisi ini. Konten TV yang menjadi wilayah pemgawasannya seperti tidak terkontrol, sinetron-sinetron yang tayang lebih banyak membawa mudharat dibanding manfaat.

Tak usahlah berpikir untuk memperluas wilayah pengawasan, dengan ikut cawe-cawe mengawasi konten-konten yang berbasis Internet seperti Youtube, Facebook, dan Netflix yang sudah memiliki mekanisme pengawasan internal sendiri. Dan jelas sekali itu diluar yurisdiksinya KPI.

Lebih baik KPI benahi Sinetron yang menjadi konten TV nasional, jangan sampai jadi inspirasi untuk berbuat jahat.

Sumber: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun