Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Petenis Indonesia, Janice Tjen Tembus Top 100 Tunggal Putri Tenis Dunia

7 Oktober 2025   06:42 Diperbarui: 7 Oktober 2025   08:23 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wtatennis.com/

Setelah penantian panjang selama 21 tahun, bendera Merah Putih akhirnya kembali berkibar di jajaran elit tenis tunggal putri dunia. 

Menurut rilis resmi Organisasi Tenis Wanita Dunia (WTA) per 6 Oktober 2025, petenis muda Indonesia, Janice Tjen, berhasil menembus peringkat 99 dunia, dengan poin 759.

Ia meneruskan warisan emas yang terakhir diukir oleh Angelique Widjaja, yang terakhir berada di jajaran Top 100 tenis putri dunia pada tahun 2004.

Janice Tjen kini resmi menjadi petenis tunggal putri Indonesia kelima dalam sejarah yang menapakkan kaki di tangga Top 100 WTA, bergabung dengan empat legenda tenis Indonesia, pendahulunya. 

Kisah ini dimulai dari Yayuk Basuki, yang hingga kini memegang rekor tertinggi Indonesia dengan mencapai peringkat 19 dunia pada tahun 1997 dan mencetak sejarah melaju hingga perempat final Wimbledon.

Hampir berbarengan dengan Yayuk, ada Romana Tedjakusuma yang menembus peringkat 82 dunia setelah berhasil melaju hingga babak ketiga Australian Open 1994. 

Disusul kemudian oleh Wynne Prakusya yang menunjukkan konsistensi di awal era 2000-an untuk mencapai peringkat terbaik 74 dunia pada 2002. 

Terakhir sebelum Janice, ada Angelique Widjaja yang sempat menjadi sensasi muda dunia setelah menjuarai Wimbledon Junior 2001, mencapai puncaknya di ranking 55 pada 2003. 

Lima nama ini, termasuk Janice Tjen dan Aldila Sutjiadi adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki talenta kelas dunia di olahraga tenis.

Langkah Menuju Top 100 Dunia

Perjalanan Janice Tjen menuju peringkat 99 terbilang spektakuler. Di akhir tahun 2024, peringkatnya masih berada jauh di luar radar, yaitu di urutan 412 dunia. 

Lompatan drastis ini dipicu oleh dua capaian penting. Pertama, keberhasilannya menembus babak kedua Grand Slam US Open 2025, di mana ia mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan unggulan ke-24, Veronika Kudermetova. 

Kedua, ia sukses menembus partai final SP Open WTA 250 di Sao Paulo Brasil, meskipun akhirnya kalah dua set langsung dari petenis Perancis, Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah. 

Dua turnamen ini secara kolektif membawa peringkat tunggalnya melesat dari 149 ke 102, sebelum akhirnya resmi masuk Top 100.

Meskipun baru-baru ini Janice mengalami kekalahan di babak pertama tunggal pada dua turnamen di Tiongkok, yakni kalah dari Aliaksandra Sasnovich (peringkat 130) di China Open WTA 1.000 dan takluk dari Varvara Lepchenko di Suzhou WTA 125. 

Hal ini adalah dinamika biasa yang harus dihadapi oleh petenis yang baru menapaki dunia profesional di level tertinggi. Inilah esensi persaingan di WTA Tour.

Di sisi lain, Janice juga menunjukkan potensi besar di sektor ganda.

Berpasangan dengan petenis Indonesia lainnya,yang sudah terlebih dahulu melanglang buana di tenis profesional, Aldila Sutjiadi (yang sudah mapan di ranking 46 ganda dunia), mereka berhasil menjuarai turnamen Suzhou WTA 125 setelah mengalahkan pasangan Polandia/Jepang, Katarzyna Kawa/Makoto Ninomiya. 

Kemenangan ini sontak melambungkan peringkat ganda Janice ke posisi 155, yang menjadi capaian tertingginya sejauh ini. 

Perjalanan Menuju Puncak Prestasi Masih Panjang

Pencapaian Janice Tjen secara  regional, di kawasan Asia Tenggara, ia kini hanya kalah peringkat dari petenis Filipina, Alexandra Eala (peringkat 54). Hal ini menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai kekuatan yang diperhitungkan di Asia.

Status Top 100 ini memberikan keuntungan besar bagi Janice, dirinya kini bisa langsung masuk ke babak utama (Main Draw) di sebagian besar turnamen WTA dan Grand Slam tanpa harus menjalani kualifikasi yang menguras energi. 

Namun, tantangan yang akan dihadapi sangatlah berat. Ia harus menjaga konsistensi fisik dan mental, serta meningkatkan skill taktiknya untuk bersaing dengan para elit dunia.

Janice Tjen kini berada di persimpangan jalan, apakah ia akan memfokuskan karir di sektor tunggal untuk menembus Top 50, atau menjaga keseimbangan dengan sektor ganda yang terbukti potensial bersama Aldila. 

Terlepas dari pilihan tersebut, Janice Tjen telah mengembalikan asa dan inspirasi bagi tenis Indonesia, dan warisan lima srikandi Top 100 kini berada di pundaknya. 

Mampukah ia melanjutkan kejayaan yang telah dirintis Yayuk Basuki?  Waktu yang akan menjawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun