Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Musik Keroncong, Senandung yang Tergerus Zaman, Menggali Akar dan Kebangkitannya

13 Mei 2025   11:54 Diperbarui: 16 Mei 2025   09:25 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keroncong Tugu – Grup Kroncong Tugu ini merupakan segelintir grup kesenian Betawi yang masih tersisa. (KOMPAS/MATHIAS HARIYADI)

Mungkin jika kita telusuri dan cermati genre musik yang mengalami penurunan minat paling drastis di Indonesia adalah musik keroncong. Kesan "Puh..Sepuh" yang melekat begitu erat ke dalam jenis musik tersebut sangat mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

Selain itu, langgam keroncong yang cenderung lamban, nyaris tak ada hentakan, berbanding terbalik dengan karakteristik umum kaum muda yang lebih cepat, tegas dan menghentak-hentak.

Sehingga pasarnya menyusut, karenanya, mengurangi minat dari dunia industri musik untuk memproduksinya dan otomatis pementasannya pun menjadi minim, alhasil musik keroncong perlahan tapi pasti meredup. 

Perjalanan Awal Musik Keroncong di Tanah Air

Padahal jika kita merunut sejarahnya, keroncong bisa disebut sebagai musik yang layak mewakili kultur Indonesia. Meskipun berakar dari musik rakyat Portugis di abad ke-17, musik keroncong dalam spektrum musik diatonis bisa dianggap mewakili jiwa musik Indonesia. 

Sentuhan magis para seniman tanah air telah mentransformasi warisan Barat ini, memberinya warna dan konteks baru yang berakar kuat dalam kekayaan budaya Indonesia. 

Mengenai, asal-usul nama "keroncong,"  sebagian berpendapat, bahwa "keroncong" lahir dari tiruan bunyi petikan arpeggio (rasqueado ala Spanyol) pada ukulele, yang berulang kali menghasilkan suara "crong, crong," hingga akhirnya melahirkan sebutan yang kita kenal, seperti  diungkapkan oleh Harmunah dalam bukunya 'Musik keroncong: sejarah, gaya, dan perkembangan' (1987)

Mengutip, Lilik Tri Cahyono di Jurnal Budaya 'Beranda ' bertajuk 'Musik Keroncong Indonesia." Musik Keroncong menurut pakemnya hanya dimainkan dengan dengan tujuh instrumen, yakni : Cak, Cuk, Cello, Gitar, Bas, Flute, dan Violin.

Perjalanan musik keroncong di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh bangsa Portugis, yang pertama kali memperkenalkan musik diatonis di tanah air. 

Pada awal abad ke-16, armada dagang Portugis singgah di Sunda Kalapa, dan interaksi ini menjadi awal mula masuknya pengaruh musik Eropa. Meskipun Portugis sempat terusir dari Sunda Kalapa, jejak musik mereka tetap tertinggal di berbagai wilayah, terutama di Maluku, di mana mereka menetap cukup lama hingga tahun 1640-an.  

Di Maluku, Portugis tidak hanya menyebarkan agama dan budaya, tetapi juga musik mereka, yang dengan kuat memengaruhi budaya musik setempat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun