Ferdy Sambo berakting juga di hadapan anggota Kompolnas Poengky Indarti, beberapa petinggi Propam Polri saat itu seperti Brigjen Pol Hendra Kurniawan, Benny Ali, hingga anggota DPR.
Dalam setiap aktingnya itu, menurut pengakuan mereka  bahkan Sambo mampu mengeluarkan air mata dan membangun perasaannya  sedemikian rupa agar terlihat seperti benar-benar emosional sehingga membuat mereka yang berhadapan dengannya memercayai kisah palsunya tersebut.
Dan itu dilakukan berulang-ulang  karena Sambo bertemu mereka itu dalam waktu yang berbeda-beda.Â
Jika Sambo bukan seseorang memiliki bakat berakting agak sulit membangun emosi hingga benar-benar menangis secara alami untuk sebuah cerita fiksi yang ia susun sendiri.
Dalam hal berakting seperti ini mungkin Reza Rahardian aktor kawakan Indonesia masih harus berguru pada Ferdy Sambo.
Tak semua  aktor memiliki kemampuan untuk memproduksi air mata dalam mendukung aktingnya dengan begitu alamiah seperti yang dilakukan Sambo.
Sayangnya Ferdy Sambo bukan "the real actor" yang berkarya di dunia peran, dan untuk perannya tersebut layak diganjar award. Ferdy Sambo dengan segala  akting dan  cerita rekayasanya hanya bakal dikenang  sebagai salah satu mimpi terburuk institusi kepolisian sepanjang sejarahnya.