Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kilas Balik Perjalanan HIV/AIDS, antara Stigma dan Mitos

3 Desember 2021   11:58 Diperbarui: 4 Desember 2021   08:26 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HIV hanya bisa ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh tertentu yang mengandung konsentrasi tinggi dari antibodi HIV, seperti darah, sumsum tulang belakang, air mani, cairan vagina dan anus, serta ASI.

Sebenarnya apa itu HIV, dan sejak kapan virus ini muncul?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, HIV itu adalah sejenis virus yang sangat spesifik menyerang sistem imun tubuh manusia, khususnya sel CD4 atau biasa dikenal dengan T cell. Virus ini bekerja cukup agresif terhadap sistem imun tubuh manusia.

Padahal sistem imum ini lah yang melindungi tubuh manusia dari serangan bermacam penyakit, jika sistem imun tubuh ini sudah rusak maka tubuh akan mudah diserang oleh penyakit apapun.

Nah, kemudian setelah HIV ini menjangkiti tubuh akibatnya timbulah penyakit yang dikenal dengan nama AIDS. AIDS adalah penyakit kronis dengan sekumpulan gejala yang terkait dengan penurunan daya tahan tubuh, membuat pengidapnya sangat berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Tidak semua orang yang positif HIV otomatis juga terjangkit AIDS. Pengobatan HIV yang tepat guna bisa memperlambat atau menghentikan perkembangan virus HIV, yang pada akhirnya turut mencegah risiko AIDS.

Lantas sejak kapan virus mematikan ini mulai muncul?

Sejumlah ahli kesehatan dunia, lewat hasil penelitiannya menemukan bahwa HIV itu merupakan virus berjenis zoonosis yang bisa menular antar spesies dan ini diyakini ditemukan pertama kali di wilayah perbatasan antara Kongo dan Kamerun di Benua Afrika pada sekitar tahun 1920-an.

Virus HIV ini awalnya berasal dari Simian Immunodefeciency Virus (SIV) karena inangnya adalah simpanse, Menurut seorang Epidemolog asal Universitas Sherbrooke Kanada Profesor Jacques Pepin seperti dilansir koran Inggris Daily Mail.

Penyebaran SIV ke tubuh manusia karena andil besar kolonialisme, kelaparan, dan prostitusi di kawasan Afrika. Menurutnya, karena kelaparan salah seorang tentara pada masa perang dunia pertama terpaksa harus memakan simpanse  setelah terjebak di dalam hutan, dan dalam prosesnya masuklah darah simpanse pengidap SIV ini ke dalam darah manusia.

Selama perang dunia pertama terjadi  antara sejumlah negara seperti Jerman, Belgia, Perancis, dan Inggris untuk memperebutkan pengaruh dan wilayah kekuasan di benua Afrika terutama di Afrika Tengah di daerah perbatasan Kongo dan Kamerun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun