Kemudian di ajang multi event Asian Ganes 1962 mereka menyapu bersih seluruh medali emas cabor bulutangkis.
Mereka bisa disebut sebagai peletak tonggak prestasi hebat Indonesia di cabang olahraga bulutangkis dunia yang dikenal hingga saat ini
Generasi kedua The Magnificent Seven Indonesia muncul pada tahun 1970 untuk meneruskan estafet prestasi gemilang Indonesia di bulutangkis dunia.
Di generasi kedua ini ada nama-nama Rudy Hartono, Liem Swie King, Iie Sumirat  di tunggal putra, sementara ganda putra terdiri dari Tjun-Tjun/ Johan Wahyudi dan Christian Hadinata/Ade Chandra.
Magnificent Seven generasi kedua dilabelkan kepada mereka setelah ketujuh pebulutangkis tersebut secara perkasa mamou merebut gelar Piala Thomas pada tahun 1976 dan 1979.
Secara individu pun mereka luar biasa, merajai berbagai turnamen utama dunia seperti All England, di tunggal putra Rudy Hartono menjuarai All England 7 kali, Liem Swie King, 3 kali merebut gelar All England.
Kemudian di ganda putra Tjun-Tjun/Johan Wahyudi  6 kali menjuarai All England. Ganda putra lain Christian Hadinata/Ade Chandra berhasil merebut juara All England 3 kali.
Di generasi ini pula muncul nama-nama pebulutangkis wanita yang membuat nama Indonesia di dunia lebih berkibar seperti Minarni, Imelda Wiguna, Tati Sumirah.
Di generasi 1990an The Magnificent Seven Generasi ke-3 muncul nama-nama seperti Alan Budi Kusumah, Ardy Bernadus Wiranata, Joko Supriyanto  dan Hermawan Susanto di nomor tunggal putra yang secara bergantian merajai berbagai turnamen dunia.
Bahkan pada Olimpiade 1992 di Barcelona 3 tunggal putra Indonesia menguasai babak semifinal yang akhirnya berhasil menghasilkan 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu dari nomor tunggal putra melalui Alan Budi Kusumah, Ardi BW, dan Hermawan Susanto.
Di ganda putra ada nama Eddy Hartono/Rudy Gunawan yang saat itu berhasil meraih medali Perak.