Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

"When They See Us", Mengingatkan Kasus Salah Hukum Legendaris Sengkon dan Karta

5 Maret 2021   14:24 Diperbarui: 5 Maret 2021   14:40 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter.com/@harianKompas

Beberapa malam belakangan saya menonton film serial pendek Netflix yang dirilis pada tahun 2019 lalu berjudul "When They See Us" yang sangat menarik dan mengingatkan saya pada kasus salah hukum legendaris yang pernah terjadi di Indonesia, mungkin sebagian dari kita masih ingat kisah Sengkon dan Karta. 

Film yang berseting akhir 80-an merupakan sebuah film yang diadaptasi dari kejadian nyata yang berlangsung pada tahun 1998, film ini mengangkat cerita tentang sekelompok remaja kulit berwarna yang dituduh melakukan pemerkosaan, penganiyaan berat, dan perampokan terhadap seorang wanita kulit putih di Central Park Kota New York.

Film besutan Ava Du Vernay dan di Produseri oleh Oprah Winfrey ini mengangkat isu rasisme dan dan ketidakadilan yang kemudian menimbulkan salah hukum dan memberikan akibat sangat panjang dan mengubah sama sekali jalan hidup 5 orang remaja yang kebetulan berasal dari warga kulit berwarna itu.

Kelima remaja tersebut adalah, Antron Mac Cray (Caleel Harris), Kevin Richardson (Assante Blackk), Raymond Santana (Marquis Rodriguez), Yusef Salaam (Ethan Herrise), dan Korey Wise (Jharrel Jerome).

Perempuan yang diserang dan diperkosa tersebut bernama Trisha Meili yang kemudian harus melalui 12 hari dalam keadaan koma setelah kejadian tersebut. Trisha memang berhasil selamat, namun ia mengalami trauma berat dan tidak bisa mengingat siapa yang menyerangnya di malam itu.

Secara kebetulan, di Central Park pada malam itu juga terdapat sekelompok remaja kulit hitam yang tengah berjalan-jalan dan membuat sedikit onar. 

Dari 30 remaja yang dibawa ke kantor polisi akibat laporan malam itu, 5 di antaranya dipaksa oleh petugas kepolisian yang menangani kasus tersebut untuk membuat pengakuan bahwa mereka lah pelaku penyerangan dan pemerkosaan Trisha Meili. 

Kelima remaja yang disebutkan diatas tadi saat kejadian itu berlangsung masih berumur 14 hingga 16 tahun itu  kemudian dipanggil oleh media AS sebagai 'Central Park Five' dan diinterogasi oleh polisi selama berjam-jam tanpa adanya pendampingan orangtua, wali atau pengacara yang seharusnya menjadi haknya, mereka dipukuli dan diancam hanya agar mengakui perbuatan mereka di depan polisi.

Ava Du Vernay dalam membuat serial 4 episode ini, sepertinya tak sedang menyiapkan hiburan yang menyenangkan bagi para penontonnya. 

Dirinya serta seluruh kru lainnya ingin menyuguhkan kasus kemanusiaan dan kehormatan yang telah direnggut dari kelima remaja ini karena sebuah ketidakadilan yang begitu kasat mata terjadi.

Sepanjang serial, kita dapat melihat bagaimana mereka menjalani hidupnya sebagai remaja-remaja biasa yang bermain sepulang sekolah, ketika mereka ditahan, dan masa depan mereka yang hancur karena penangkapan tak berdasar ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun