Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

WNI Eks ISIS Sudah Bukan Warga Negara Indonesia, Tak Perlu di Pulangkan

7 Februari 2020   06:26 Diperbarui: 7 Februari 2020   07:51 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdebatan panjang tentang  apakah perlu memulangkan kembali Warga Negara Indonesia yang sempat menjadi anggota ISIS lantas bergabung  bersama pasukan ISIS di Suriah bukan hanya terjadi di Indonesia.

Menurut data dari International Center for Counter Terorism (ICCT) ada sekitar 27..124 orang pengikut ISIS datang dari berbagai belahan dunia.

Terbanyak datang dari negara-negara Timur Tengah sebanyak 8,240 orang, menyusul Afrika dengan angka 8.000 orang, kemudian negara-negara 5.000 orang, negara-negara eks Uni Soviet 4.700 orang, Asia Tenggara 900 orang , dan Amerika Utara 280 orang.

Kekalahan ISIS memang membuat masyarkat dunia tenang, namun ekses dari kekalahan mereka itu ternyata menimbulkan masalah baru.

Negara-negara  asal warga negara yang bergabung menjadi anggota ISIS yang kemudian menjadi pasukan ISIS di Suriah menjadi pusing dan berada dalam posisi dilematis

Pasalnya sebagian besar dari mereka membawa serta keluarganya untuk bergabung menjadi pasukan ISIS.

Artinya ada anak-anak dan istri-istri mereka yang sekarang hidup terlunta-lunta dan bisa disebut stateless, tak memiliki kewarganegaraan.

Jika kita mengacu pada negara-negara Eropa yamg kini sedang membawa kembali warganya yang menjadi anggota ISIS.

Misalnya Perancis, Belanda, dan Austria. Menyusul kemudian Inggris dan Jerman mereka menggunakan bahasa "Repatriasi". Artinya memulangkan dan memulihkan kembali hak-hak dan kewajibannya ke negara asalnya.

Repatriasi itu secara harfiah adalah re itu kembali, patria artinya tanah asal. Tanah asal itu tak serta merta menjadikan warga resmi tanah asalnya.

Misalnya para imigran di Perancis, banyak yang tanah asalnya negara-negara di Afrika Utara seperti Maroko, Aljazair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun