Mohon tunggu...
Ferdy Suryawijaya
Ferdy Suryawijaya Mohon Tunggu... Staf Perencanaan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Banjar

Staf Perencanaan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Banjar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Koperasi Mahasiswa Melalui Usaha Education Cafetaria Berbasis Sinergitas Penta Helix Untuk Meningkatkan Kualitas Pemuda Indonesia

14 Juni 2025   03:22 Diperbarui: 14 Juni 2025   03:22 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Fenomena ini diperparah oleh gaya hidup mahasiswa yang lebih memilih menghabiskan waktu di tempat-tempat hiburan seperti cafetaria dibanding mengikuti pelatihan atau kursus. Namun, di balik itu tersimpan potensi bahwa cafetaria bisa menjadi tempat strategis untuk menyisipkan unsur edukatif. Oleh karena itu, konsep education cafetaria yang diinisiasi oleh koperasi mahasiswa dapat menjadi solusi inovatif untuk menjembatani kebutuhan relaksasi, pengembangan skill, dan pemberdayaan ekonomi pemuda.

Koperasi mahasiswa selama ini lebih banyak berfokus pada layanan kebutuhan harian seperti alat tulis, makanan ringan, dan jasa fotokopi. Padahal, koperasi dapat mengambil peran strategis sebagai inkubator kewirausahaan dan pusat pengembangan keterampilan. Dengan membangun education cafetaria, koperasi tidak hanya meraih keuntungan finansial, tapi juga menjadi motor peningkatan kualitas sumber daya mahasiswa.

Education cafetaria adalah perpaduan antara tempat berkumpul, belajar, dan berwirausaha. Cafetaria ini dapat menyediakan pelatihan soft skill seperti public speaking, bahasa asing, desain grafis, dan literasi digital dengan biaya terjangkau. Kegiatan diselenggarakan secara kasual, fleksibel, dan kontekstual sehingga menarik bagi mahasiswa. Fasilitas seperti Wi-Fi, LCD proyektor, dan ruang diskusi membuat tempat ini nyaman sekaligus produktif.

Agar program ini berjalan efektif, diperlukan kolaborasi multipihak dalam skema model penta helix, yaitu sinergi antara akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, masyarakat sipil, dan media. Konsep ini menekankan bahwa inovasi sosial dan ekonomi hanya bisa tercapai melalui kerjasama lintas sektor. Model ini sudah banyak digunakan dalam praktik inovasi, misalnya di SMK dan pengembangan kota pintar(PentaHelix ABCGM)dan kolaborasi pengembangan bus listrik(Insiyyah Putri, 2025).

Bentuk kolaborasi penta helix pada program ini adalah sebagai berikut:

  1. Akademisi: Perguruan tinggi memberikan dukungan kebijakan, SDM pengajar, serta integrasi program pelatihan ke dalam kegiatan kampus berupa koperasi mahasiswa. Koperasi mahasiswa menjadi pelaksana utama usaha ini.
  2. Bisnis: Dunia usaha dapat berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial / Corporate Social Responsibility (CSR), dukungan modal, serta penyediaan akses magang dan rekrutmen bagi peserta pelatihan di cafetaria koperasi kampus.
  3. Pemerintah: Dukungan regulasi, perizinan, hingga fasilitasi pelatihan dan dana hibah dari dinas terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), Dinas Kepemudaan dan Olahraga, serta Dinas Pendidikan sangat diperlukan agar usaha ini berkelanjutan.
  4. Masyarakat sipil: Orang tua mahasiswa mendukung anak-anaknya untuk menjadi bagian dari kegiatan yang lebih produktif dan membentuk karakter dan komunitas mahasiswa mendorong partisipasi aktif pada kegiatan ini dengan cara sering berkunjung ke cafetaria kampus.
  5. Media: Peran media seperti media sosial para mahasiswa serta kampus menjadi vital untuk membangun citra positif, menyebarkan informasi, dan mengedukasi publik khususnya para mahasiswa tentang pentingnya sinergi dan inovasi education cafetaria ini.

Dengan implementasi penta helix, education cafetaria akan membawa manfaat nyata yaitu:

  • Bagi mahasiswa, meningkatkan skill, memperluas relasi, dan membuka peluang kerja sambil tetap menikmati suasana santai.
  • Bagi koperasi mahasiswa, meningkatkan pendapatan, memperluas usaha, dan memperkuat posisi di kampus.
  • Bagi pemerintah, mengurangi pengangguran dan mencetak pemuda produktif tanpa perlu program baru yang berat secara anggaran.
  • Bagi pelaku bisnis, mendapat calon pekerja yang terampil dan sesuai kebutuhan industri.
  • Bagi masyarakat, tercipta lingkungan yang mendorong budaya belajar dan kolaborasi.

Usaha ini juga sejalan dengan semangat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yakni memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Education cafetaria menjadi manifestasi konkret dari koperasi mahasiswa sebagai pelaku utama pemberdayaan pemuda yang berkelanjutan dan kontekstual.

Kesimpulannya, tantangan pengangguran terdidik dan rendahnya skill pemuda dapat dijawab melalui pendekatan inovatif berbasis kolaborasi. Dengan menjadikan koperasi mahasiswa sebagai pelaksana education cafetaria, sinergi penta helix akan menciptakan ruang belajar yang inklusif, dinamis, dan menjawab kebutuhan zaman. Pendidikan dan kewirausahaan tak lagi harus berjalan terpisah. disinilah titik temu antara kopi, koneksi, dan kompetensi.

Referensi:

Badan Pusat Statistik. (2023). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2023. https://www.bps.go.id

Insiyyah Putri, H. (2025). Open innovation analysis of the penta helix electric bus collaboration: Advancements in sustainable energy and engineering. Journal of Innovation Materials, Energy, and Sustainable Engineering,2(2). https://journal-iasssf.com/index.php/JIMESE/article/view/1218?utm_source

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun