Mohon tunggu...
Ferdinal Asmin
Ferdinal Asmin Mohon Tunggu... Sekretaris - PNS bertempat tinggal di Padang

Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dampak Perubahan Iklim dan Penyebaran Covid-19

5 April 2020   09:00 Diperbarui: 5 April 2020   08:58 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dipenghujung tahun 2019 sampai sekarang, kita dibuat khawatir dengan penyebaran virus baru yang dikenal dengan Novel Coronavirus. Virus ini menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia yang dikenal dengan Covid-19, sebutan untuk penyakit yang disebabkan oleh serangan virus baru ini. Meski banyak yang sembuh dari serangan virus ini, namun beberapa di antaranya merenggut nyawa manusia juga.

Penulis tidak bermaksud membahas tentang Novel Coronavirus ini. Tulisan kali ini dimaksudkan untuk menggugah kepedulian lingkungan dengan mengingatkan kita kembali tentang ancaman dampak perubahan iklim sebagaimana sudah disampaikan oleh berbagai peneliti lingkungan, termasuk dengan potensi penyebaran penyakit-penyakit baru. 

Memang belum ada penelitian khusus yang mengkaitkan Novel Coronavirus ini dengan trend perubahan iklim yang terjadi saat ini. Namun, setidaknya ada tiga perkara yang perlu kita cermati bersama.

Pertama adalah banyak peneliti lingkungan berkeyakinan bahwa perubahan iklim akan mempengaruhi kesehatan manusia dengan meningkatkan keterpaparan dan kerentanan terhadap gangguan yang berkaitan dengan iklim, serta menurunkan kemampuan sistem kesehatan untuk mengelola besaran dan pola perubahan (disimpulkan dari laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2019). 

Mungkinkah sistem kekebalan tubuh manusia terhadap berbagai penyakit berubah sebagai akibat perubahan iklim yang terjadi? Peneliti lingkungan mengindikasikan bahwa pemanasan global akan berpengaruh pada kesehatan manusia, dengan semakin besar kenaikan suhu bumi maka semakin besar potensi gangguan kesehatan manusia. 

Kemampuan adaptasi manusia dimungkinkan pada kenaikan suhu bumi kurang dari 1,50C dan dikhawatirkan manusia kurang mampu beradaptasi jika kenaikan suhu bumi melebihi 20C.


Kedua adalah perubahan gaya hidup (lifestyles) diperlukan untuk memaksimalkan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kejadian pandemi Novel Coronavirus memperlihatkan bahwa adaptasi dan mitigasi terhadap penyebaran virus ini memerlukan perubahan gaya hidup, utamanya adalah gaya hidup bersih. 

Selama ini, manusia rakus dengan sumber daya dan kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Dugaan Novel Coronavirus berawal dari pasar ikan dan makanan laut yang kurang bersih mungkin bisa dijadikan contoh. 

Aktivitas manusia yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dapat menyebabkan pencemaran pada udara dan air secara nyata. Hal ini tentunya dapat mengancam kesehatan manusia itu sendiri. 

Tentunya, sudahkah kita memperhatikan pola hidup bersih di lingkungan sekitar kita? Apakah kita sudah menjamin keamanan pangan dalam produksi dan pemasaran bahan pangan kita? Diperlukan kebijakan yang tepat untuk memicu gaya hidup yang lebih peduli terhadap lingkungan.

Ketiga adalah pola konsumsi pangan perlu mempertimbangkan pola hidup sehat. Kalau dulu kita mengenal jargon “empat sehat lima sempurna”. Apakah kita sudah memastikan pola konsumsi pangan di tingkat keluarga mempertimbangkan hal tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun