Mohon tunggu...
Ferdiansyah
Ferdiansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta - Konten Kreator

Saya seorang Jurnalis, Konten Kreator, Barista, Prosesor Kopi, dan Hobi Musik serta Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

AURA MISTISNYA KUAT! Situs Pajaratan Gununghalu sebagai Peradaban Leluhur yang Perlu Dilestarikan

16 Februari 2025   10:35 Diperbarui: 16 Februari 2025   10:35 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Pajaratan Gununghalu, Bandung Barat  bersama Juru Kunci, red Ferdiansyah

Situs Pajaratan di Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan kisah peradaban leluhur Sunda. Terletak di Kampung Cihanjawar, Desa Gununghalu, situs ini berjarak sekitar 3.000 meter dari Kantor Kecamatan Gununghalu. Akses menuju lokasi cukup menantang, dengan jalanan terjal dan jurang yang dalam di sepanjang rute. Wisatawan dan peneliti yang ingin mengunjungi situs ini dapat menempuh perjalanan dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor.

Selain nilai sejarahnya, Situs Pajaratan juga dikenal memiliki aura mistis yang kuat. Masyarakat sekitar percaya bahwa tempat ini bukan hanya sekadar lokasi peninggalan sejarah, tetapi juga memiliki energi spiritual yang tinggi. Beberapa pengunjung mengaku merasakan ketenangan dan keheningan yang luar biasa saat berada di lokasi, seolah membawa mereka kembali ke masa lalu, saat tempat ini masih digunakan oleh leluhur Sunda dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah dan Makna Gunung Halu

Secara etimologis, nama "Gunung Halu" berasal dari dua kata, yaitu "gunung" yang berarti bukit atau pasir, dan "halu" atau "antan", yang merupakan alat penumbuk padi. Bentuk geologi gunung ini menyerupai tonggak atau tiang yang berdiri tegak, yang dalam istilah geologi disebut columnar joint. Bentuknya yang unik menambah kesan mistis dan nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Sunda.

Pada zaman dahulu, Gunung Halu dikenal sebagai "Gunung Harum" karena menjadi tempat menumbuk padi dan penyimpanan beras. Banyak ditemukan batu-batu besar yang diduga digunakan sebagai gudang beras atau leuit. Menurut penelitian Firdaus Haris (2012), di lokasi ini dahulu terdapat alu dan lesung yang terbuat dari batu, yang kini telah hilang seiring berjalannya waktu. Hilangnya benda-benda bersejarah ini semakin menambah daya tarik dan misteri yang menyelimuti situs ini.

Situs Pajaratan Sebagai Warisan Leluhur

Situs Pajaratan Gununghalu menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan peradaban Sunda kuno. Bagi masyarakat Sunda, situs ini bukan sekadar tempat sejarah, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Istilah "halu" dan "lisung" dalam bahasa Sunda tidak hanya merujuk pada alat pertanian, tetapi juga melambangkan tempat menumbuk rasa, tempat perenungan, dan pusat pengembangan ilmu serta nilai-nilai spiritual.

Dalam kepercayaan leluhur Sunda, tempat ini memiliki simbol dan makna tersirat yang menunjukkan hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta. Keberadaan situs ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya, baik dari segi sejarah maupun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Upaya Pelestarian Situs Pajaratan

Mengingat nilai sejarah dan budaya yang tinggi, pelestarian Situs Pajaratan menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat setempat, maupun para pecinta sejarah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan situs ini antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun