Mohon tunggu...
Shavana Mujahidah
Shavana Mujahidah Mohon Tunggu... -

Bagi saya Menulis itu belajar jujur pada diri sendiri, berani mengungkap adalah bentuk penundukan ego...\r\n\r\nAlhamdulilah udah menerbitkan beberapa cerpen di media lokal Kendari Pos dan menerbitkan dua buku masing-masing dengan Judul Pelangi cinta (Duhari Rabbi Izinkan Kugapai CintaMU) dan Me N Love Shava (Merangkai Serpihan- serpihan Cinta).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Santri Bapak...

17 Februari 2014   03:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Alhamdulilah malam ini keluarga kami di bawakan makanan banyak sekali sama anak TPA yang ngaji di rumah. Sebenrnya ini bukan yang pertama kali. Sejak berdiri (wlau tanpa SK pendirian) TPA di rumah kami sudah ada sejak saya masih SD sekitar 20 an tahun lalu. Bisa di bayangkan alumninya udah berapa banyak. Dulu bahkan saya yang masih ingusan harus menerima "mandat" sebagai guru ngaji krn bapak saya tidak bs mengajari semuanya berhubung murid yg ada pada saat itu sekitar 100an orang lebih yang hanya di tampung di area belakang rumah (dapur) yang tidak terlalu besar sehingga kami harus menyiasati dengan membagi (memisahkan) hari ngaji antara santri TPA laki2 dan perempuan.

Perlahan murid2 itupun tamma' (tamat). Sehingga jumlahnyapun menyusut sekarang di dua puluh tahunan berjalannya TPA kami ini alhamdulilah walau muridnya tinggal puluhan anak yang rata2 adalah anak2 di lingkungan rumah kami (tetangga) TPA yang sifatnya gratis ini masih eksis. Dan tentunya selain berburu pahala hikmahnyapun banyak sekali. Saking banyaknya dulu santri pernah ngaji di TPA rumah kami dan sekrang udah besar2 (dewasa) bahkan ada juga sebagian yg telah jadi "orang" (berhasil) seringkali kami tidak "mengenali" mereka lagi kalau bukan mereka yang duluan menegur kami krn perubahan fisik dan wajahnya, tentulah kami sulit mengenali lagi.

Pernah suatu waktu bapak saya berangkat keluar kota lalu di Bus dia bertemu dengan seorang pemuda yang menwari tempat duduk dan mengangkatkan barang bawaan bapak saya. Bapak saya sebenarnya sedikit bingung ini siapa sampai kemudian pemuda itu mengatakan dulu dia pernah mengaji dirumah kami bahkan swaktu trun dr bus pun tidak lupa pemuda itu membayarkan ongkos bus bapak saya. itu salah satu cerita dan masih banyak lagi. Salah satunya juga adalah malam ini. Walau seringkali pula acara tamma' menjgaji ini di lakukan yang tanpa kami memintanya krn biasanya menjadi inisiatif keluarga santri, acara ini tentulah sangat berkesan di hati kami bukan karena makanan yang di bawa keluarga santri yang banyak, tetapi lebih kepada ikatan batin dan bentuk penghargaannya. Semoga bernilai pahala pula di sisiNYA...

Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun