Mohon tunggu...
Feny Livia Manjorang
Feny Livia Manjorang Mohon Tunggu... Lainnya - masih beginner.

menulis = menegur diri sendiri. mari saling menegur namun tetap mengasihi:-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Berhenti Menjadi Pelaku Sekaligus Tersangka bagi Diri Sendiri

24 Juli 2019   00:00 Diperbarui: 24 Juli 2019   14:44 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“semakin aku melihat orang lain, semakin besar niatku untuk menyiksa diri sendiri

Dituntut karena perkembangan zaman dan penggunaan sosial media, fenomena untuk menjadi duplikat orang lain sering terjadi.  Tidak sedikit masyarakat terutama generasi muda yang tidak nyaman kepada dirinya sendiri lalu mengubah penampilannya seperti tokoh idolanya baik dari cara berpakaian, berbicara, dan bahkan sampai pada tahap tingkah laku. Orang-orang seperti ini biasanya tersugesti dari apa yang mereka lihat.

Tidak jarang semakin banyak manusia yang membandingkan dirinya bahkan dengan seluruh penjuru dunia karena melihat kesempurnaan berdasarkan apa yang ditemukannya pada diri orang lain. Tentunya hal ini memberi tekanan psikologis bagi seseorang  sebab rasa iri yang melahirkan perasaan tidak nyaman padahal sudah seharusnya kita menyadari bahwa kekurangan dan kelebihan pasti dimiliki manusia sesuai porsinya masing-masing. Hanya saja, ketika melihat kelebihan orang lain menjadi sebuah tekanan pada tingkat emosional kita.

Generasi muda yang menjadi korban terbesar saat ini dalam menumbuhkan pesimistis pada dirinya sendiri. Ini merugikan sekali karena bisa membatasi seseorang untuk setiap hal yang akan dilakukannya. Dalam kehidupan sehari-hari juga sering kita temukan  lebih mudah dalam mencintai orang lain dan melakukan apa saja untuk orang tersebut, tetapi tidak dalam mencintai diri sendiri. Mungkin sudah seharusnya kita merenungkan hal ini ke diri sendiri agar mengurangi intoleransi dan peningkatan rasa percaya diri.

Mencintai diri sendiri adalah menerima ketika mengetahui kekurangan dan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki. Belajar menerima apa yang dimiliki orang lain tetapi tidak kita miliki dan apa yang kita miliki, tidak dimiliki oleh orang lain. Mencintai diri sendiri biasa sering dihubungkan dengan aktualisasi diri, beberapa orang mengatakan bahwa mencintai diri sendiri bisa dilakukan dengan having fun, baca buku, sekolah agar pintar, belajar hal baru, dan banyak hal lainnya.

Berbeda  dengan narsistik, bukan memamerkan seberapa hebatnya kamu, seberapa cantiknya kamu dibandingkan yang lain, dan bukan juga untuk menunjukkan seberapa kerennya kamu. Mencintai diri akan membuat dirimu merasa baik dan menunjukkan kepada orang-orang yang kita temui. Ketika kita sudah seperti itu maka kita akan berhenti menerapkan standar kesempurnaan dan pelaku sekaligus tersangka untuk diri sendiri.

Kita juga bisa mencintai diri sendiri dari hal kecil seperti mengikuti kegiatan berdaya, merasa diri berguna, cantik yang tidak harus melulu tentang fisik, perhatian penuh terhadap diri sendiri dengan travelling, dan memilih jalan sendiri yang berbeda dari lainnya. Mencintai diri sendiri akan melihat jangka panjang dan tidak mudah terpengaruh terhadap sesuatu yang baru dalam hidup kita. Oleh karena itu, mencintai diri sendiri merupakan sebuah perjalanan yang tidak akan datang dengan satu langkah saja.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun