Mohon tunggu...
Fenny Ferawati
Fenny Ferawati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Istri A. Adhisurya dan Ibu satu putra, Muhammad Pahlawan Alhaq. Menyukai dunia penulisan dan bisnis. Aktif menulis di www.missfenny.net. FB: fenny.ferawati | Twitter & Pinterest: @fennyferawati | Instagram: fenny_ferawati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gerakan #SaveDanauToba bersama Lomba Blog Pegi-Pegi

18 Februari 2015   07:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:59 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bang Horas, tetangga baru depan rumah tampak masygul saat Fenny menunjukkan video keindahan Danau Toba yang diunggah di channel youtube Kementerian Pariwisata Indonesia berikut.

Fenny jadi bertanya-tanya. Ada apakah gerangan? Keingintahuan Fenny tentang wisata apa yang bisa dilakukan di Danau Toba beralih menjadi rasa penasaran dengan apa yang terjadi pada Danau Toba.

“Danau Toba sekarang sudah “sakit”. Tak elok lagi seperti dulu”, keluh bang Horas menjawab desakan Fenny. “Airnya tak lagi jernih. Kotor dan surut dimana-mana. Belum lagi kerusakan lingkungan di sekitar tepian Danau Toba. Parah nian”

Betapa terkejut Fenny mendengar pernyataan bang Horas. Danau Toba yang mendapat peringkat terluas dan terdalam di Asia Tenggara karena memiliki luas 1707 km persegi dan kedalaman 529 m ini rupanya sedang butuh uluran tangan manusia-manusia berjiwa konservasi.

Potensi Ecotourism Danau Toba dan Ironi yang Melingkupinya

Tak puas hanya sekedar mendengar dari ucapan bang Horas, Fenny melanjutkan pencarian di internet tentang kabar terbaru Danau Toba. Hasilnya mencengangkan. Danau Toba yang sejatinya merupakan danau vulkanik terbentuk dari letusan gunung api ratusan tahun silam hingga membentuk kaldera yang terisi air menderita kerusakan lingkungan yang terbilang parah. Kerusakan lingkungan Danau Toba dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu:

  • Kepunahan spesies endemik Danau Toba

International Union Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan satu jenis ikan endemik terancam punah yaitu ikan batak atau ihan. Limbah domestik seperti limbah rumah tangga masyarakat setempat dan industri perhotelan di pesisir danau menjadi penyebab kerusakan ekosistem di Danau Toba. Zat kimia dalam limbah mampu menurunkan produksi telur ikan. Oleh karenanya jumlah spesies ikan di Danau Toba semakin menurun.

  • Menjamurnya keramba jaring apung (KJA) dan eceng gondok

Selain limbah domestik, kegiatan overfishing dan pemberian pakan berlebih pada KJA serta pencemaran eceng gondok yang menutupi permukaan air menurunkan kualitas air Danau Toba. Konsentrasi oksigen yang menipis karena pencemaran air menyebabkan spesies ikan sulit bertahan hidup dan air menjadi keruh.

[caption id="attachment_369481" align="aligncenter" width="640" caption="sumber gambar: http://www.mahasiswabatak.com/"][/caption]

  • Vegetasi hutan Danau Toba hanya bersisa 12 persen

Kepala Dinas Bidang Lingkungan Hidup Sumatra Utara membenarkan adanya degradasi hutan sehingga tinggal 12 persen dari total hutan yang ada. Penyebabnya sangat klise. Pembalakan liar. Mirisnya penebangan hutan tidak terkendali itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang mengantongi ijin dari pemerintah. Dari luas 356.800 hektar areal hutan di Kawasan Danau Toba, 88% lahan sudah rusak dan sebagian besar merupakan daerah resapan air. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan lingkungan. Pasokan air terganggu sehingga sawah kekeringan jika kemarau dan ratusan sungai menjai rawan banjir di musim hujan karena hutan tak lagi bisa menyerap air.

  • Turunnya orang utan dan monyet di jalanan dan wilayah pemukiman

Tak ayal lagi kerusakan vegetasi hutan juga menyebabkan hilangnya habitat spesies penghuninya. Kemunculan orang utan, monyet dan hewan lainnya menjadi penanda bahwa kerusakan habitat mereka sudah sedemikian parah. Migrasi hewan-hewan tersebut selain mengganggu aktivitas manusia juga terlihat menyedihkan. Wujud aksi protes hewan tentu mencederai aspek kepedulian manusia akan keberlangsungan hidup mereka.

Padahal Danau Toba yang sudah ditetapkan sebagai kawasan tujuan wisata dan kawasan strategi nasional ini memiliki potensi wisata yang cukup banyak dan menarik sebagaimana yang ditunjukkan dalam video diatas. Wisata yang dapat ditemukan di Danau Toba diantaranya:

1.Wisata alam dan olahraga gantolle di Simarjunjung

Simarjunjung merupakan sebuah bukit bagian dari gugusan pegunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera. Lokasinya yang berada di kawasan perbukitan pesisir Danau Toba menjadikan Simarjunjung sebagai titik dimana hamparan objek Danau Toba dan sekitarnya bisa terlihat tanpa halangan. Disini pula bisa terlihat semburat jingga saat matahari terbenam. Ketinggian bukit Simarjunjung cocok untuk menjadi tempat bertolak para penggemar olahraga gantolle. Sungguh harmoni alam yang cantik berpadu dengan kesejukan udara ketika mengudara dengan gantolle seandainya kondisi Danau Toba dan vegetasi hutan disekitarnya terjaga.

2.Wisata air di pantai Sillahi dan Haranggaol

Obyek wisata air di pantai Haranggaol, Simalungun sempat menjadi primadona tempat pemandian di era 80an. Dari tepi pantai ini juga lah wisatawan bisa berkeliling danau atau sekedar berenang di tepian. Sayangnya keberadaan KJA yang serampangan dan eceng gondok yang meluas perkembangbiakannya mengurangi kenyamanan wisatawan. Hal ini juga terjadi di pantai Silalahi  yang menjadi ujung Danau Toba karena di titik inilah kedalaman Danau Toba bisa di ukur.

[caption id="attachment_369482" align="aligncenter" width="320" caption="Pantai Haranggaol (sumber gambar: http://sopopanisioan.blogspot.com)"]

14241938611976218984
14241938611976218984
[/caption]

3.Wisata berkemah di Tanjung Unta

Bentuknya yang menyerupai unta istirahat menjadi latar belakang nama Tanjung Unta. Kegiatan berkemah dan memancing di teluknya sembari menikmati panorama Danau Toba dengan jelas.

4.Wisata cagar alam di Penangkaran Monyet Sibagading dan Dolok Tinggi Raja

Keunikan pawang yang memanggil monyet dengan alat tiup seperti terompet yang terbuat dari tanduk kerbau menjadi pemandangan di Penangkaran Monyet Sibaganding. Area hutan lindung Sibaganding seluas 50 HA ini hanya dihuni monyet yang perlu dijaga vegetasi habitatnya. Selain menjadi kawasan cagar alam dengan luas 176 Ha, Dolok Tinggi Raja juga memiliki pemandian air panas belerang.

5.Wisata air terjun Turunan Kembar dan Hatonduan

Nama air terjun Turunan Kembar dilatari oleh dua aliran sungai  (sungai Balah dan  sungai Turunan) yang jatuh di tempat yang sama. Di kawasan ini juga terdapat Jembatan Muntik yang terletak tepat diatas air terjun. Jembatan peninggalan Belanda ini menghubungkan Nagori Turunan dan Bayu Naga. Air terjun Turunan terletak di desa Nagori sedangkan air terjun Hatonduan terletak di desa Tonduhan. Debit air yang menurun akibat pembalakan liar menjadi permasalah pelik obyek wisata ini.

6.Wisata kuliner dan budaya di Parapat

Parapat terletak di tepi Danau Toba yang secara administratif menjadi bagian wilayah kecamatan Simalungun. Kota ini sarat akan wisata budaya, sejarah dan kuliner. Penduduk Parapat sebagian besar merupakan etnis Batak Toba, Karo, Simalungun dan Pakpak yang masih kuat menjaga tradisi budayanya. Bangunan-bangunan berarsitektur neo klasik menghiasi kota dimana salah satu bangunan pernah menjadi tempat pengasingan Presiden pertama RI.

Sajian kuliner seperti lomok-lomok (lemak), ikan naniura (ikan mas yang dimasak dengan asam), ikan naniarsik (ikan mas dimasak arsik), lapet, dali (susu sapi). Ikan bakar hopar, sop ikan Danau Toba asm pedas (nila), dan ikan pora-pora goreng menjadi andalan Parapat.

Danau Toba yang terkenal dengan legenda asal usulnya ini sebenarnya memiliki potensi paket lengkap wisata berwawasan lingkungan jika dikelola dengan baik. Konsep wisata yang dijalankan untuk membawa wisatawan ke objek wisata alam dengan cara ramah lingkungan. Dan inilah yang menjadi pekerjaan rumah masyarakat, wisatawan dan pemerintah Indonesia untuk mewujudkannya

Peran serta Masyarakat, Wisatawan dan Blogger

Baru-baru ini beberapa aktivis lingkungan asal Sumatra Utara yang pernah menerima penghargaan Kalpataru dari pemerintah melakukan aksi protes, diantaranya Marandus Sirait, Wilmar Simanjorang dan Hasoloan Manik. Mereka mengembalikan penghargaan tersebut karena merasa memiliki beban moral jika pemerintah tidak mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan. Harapannya pemerintah bisa ikut turun tangan mengatasi peliknya permasalah lingkungan yang terjadi.

Wisatawan juga bisa turut berpartisipasi mengembalikan pesona wisata Danau Toba. Dengan menerapkan konsep wisata berwawasan lingkungan yang sudah banyak dilakukan dan berhasil di berbagai negara contohnya Afrika dengan kegiatan perburuan yang diawasi ketat untuk menjaga keberlangsungan spesies endemik, wisatawan bisa ikut mengurangi tingkat kerusakan lingkungan dengan cara sebagai berikut:

1.Memilih hotel, penginapan atau homestay yang mengelola limbah dengan baik. Rekomendasi masyarakat dapat dijadikan acuan untuk memilih.

2.Memilih mengkonsumsi makanan terutama ikan hasil pemberdayaan KJA yang memenuhi syarat. KJA yang menempati lahan di lokasi tempat kegiatan perikanan yang diijinkan menjadi indikator yang tepat.

3.Menjaga kelestarian vegetasi hutan dengan tidak mematahkan atau mencoret-coret bagian pohon. Meski terlihat sepele, aksi tersebut juga memperpendek usia pohon.

4.Membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi konsumsi makanan kemasan. Permasalah sampah menjadi masalah klasik yang dapat memperparah kerusakan lingkungan, utamanya di habitat spesies hewani.

Sebagai blogger yang semoga nantinya bisa menjadi wisatawan Danau Toba bersama Lomba Blog Pegi-Pegi, Fenny ingin mengajak masyarakat umum terutama blogger untuk ikut serta memperbaiki dan melestarikan lingkungan Danau Toba. Mudah saja caranya. Dokumentasi perjalanan akan Fenny bagikan melalui  postingan blog dengan tema #SaveDanauToba lalu blogger lainnya bisa posting dengan tema yang sama. Selain itu, Fenny juga akan mengunggah foto-foto dan video yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan serta penyebabnya secara masif di media sosial dengan hastag #SaveDanauToba. Sudah bukan rahasia umum bahwa efek jera dan sindiran yang ditimbulkan oleh gelombang informasi di media sosial ampuh untuk menyadarkan masyarakat dan pemerintah untuk turun tangan secara aktif. Dengan dukungan Lomba Blog Pegi-Pegi serta blogger lainnya, Fenny yakin bisa mewujudkannya. Terlebih lagi Lomba Blog Pegi-Pegi juga menggandeng mas Alexander Thian yang punya akun @amrazing dengan jumlah follower ratusan ribu, belum lagi akun media sosial lainnya dan blog. Dijamin langsung menyebar luas gerakan #SaveDanauToba.

Tidak lah sulit mencapai Danau Toba. Lokasinya yang tidak jauh dari Medan dapat ditempuh dengan berbagai macam transportasi umum tersedia. Dari pulau Jawa, Fenny bisa terbang menuju Medan. Urusan pembelian tiket pesawat cukup dilakukan secara online. Cukup klik, pilih, isi data lalu bayar. Beres. Demikian pula untuk booking hotel atau penginapan. Salah satu hotel yang direkomendasikan oleh Pegi-Pegi.com nampak di gambar berikut.

14242251051729536828
14242251051729536828

Ketika Fenny menunjukkan rencana gerakan #SaveDanauToba ini pada bang Horas, dia sangat antusias dan berjanji akan berpartisipasi demi Danau Toba tercinta. Bersama Lomba Blog Pegi-Pegi, mari melestarikan Danau Toba agar terus melegenda.

Referensi: http://www.mahasiswabatak.com/2014/10/danau-toba-kandidat-geopark-dunia-yang.html http://id.wikipedia.org/wiki/Ekowisata http://medan.panduanwisata.id/wisata-alam/parapat-kota-indah-di-tepi-danau-toba/ http://www.medanholidays.com/?Objek_Wisata/Simarjarunjung http://sopopanisioan.blogspot.com/2012/06/menanti-polesan-wisata-horisan.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun