Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Suka menulis di blog fennibungsu.com dan membuat konten di media sosial

Si Milenial yang suka warna biru dan senang menulis || www.fennibungsu.com || Kreator Konten, content writer || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Diet Sampah Makanan di Bulan Ramadan: Apakah Hanya Mimpi atau Menjadi Aksi?

14 Maret 2025   14:29 Diperbarui: 14 Maret 2025   14:40 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi judul olah desain via canva oleh fennibungsu

Mungkin ada yang berpikir, mengapa ketika di bulan Ramadan banyak sampah makanan, baik itu sisa makanan, bungkus makanan, atau bahan makanan?

Bukan salah pada bulan Ramadan-nya, tetapi perilaku alias kebiasaan kitalah yang menjadikan sampah terkait makanan ini menumpuk. Pada bulan lain pun, sampah-sampah ini juga menjadi Pekerjaan Rumah alias PR yang belum tampak seperti apa solusi terbaiknya.

Dilansir dari laman data.goodstats.id, laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) terkait Food Waste Index Report 2024 menunjukkan Indonesia adalah negara penghasil sampah makanan rumah tangga paling banyak se-Asia Tenggara, tepatnya 14,73 juta ton per tahun.

Angka yang luar biasa dan sayangnya bukanlah sebuah prestasi. Tentunya hal ini membuat miris yang perlu dengan aksi nyata dan penerapan yang konsisten. Apalagi di bulan Ramadan ini, ada momen makan ketika sahur dan makan ketika berbuka puasa. Umumnya, akan menjadi tantangan besar karena meningkatnya jumlah sampah, terutama sampah sisa makanan, wadah kemasan plastik, dan kantong belanja sekali pakai.

Lalu, bagaimana kita bisa menjalani Ramadan dengan lebih ramah lingkungan, melalui "diet sampah"? Apakah bisa menjadi langkah nyata, atau hanya impian semata?

Kita bisa menerapkan dengan aksi nyata yang tentunya tak hanya mulai dari diri sendiri saja, tetapi harus secara bersama-sama dan berkesinambungan. Cara yang bisa diterapkan adalah:

1. Ubah Pola Pikir

Momen buka puasa dan sahur, kerap dilingkupi aneka hidangan. Bila dalam satu rumah terdiri dari banyak anggota keluarga, memungkinkan kebiasaan untuk membeli makanan secara berlebihan, karena khawatir akan kekurangan, tetapi malah jadinya terbuang sia-sia karena tidak habis dimakan.

Oleh karena itu, perlunya mengubah pola pikir "Rasa Cemas Ada yang Tidak Kebagian", dengan memahami kebiasaan masing-masing anggota keluarga bagaimana cara mereka makan. Sehingga, ketika akan menyiapkan atau membeli makanan, sudah sesuai dengan porsinya, dan harus pasti habis!

ilustrasi makan bersama keluarga (dok.freepik)
ilustrasi makan bersama keluarga (dok.freepik)

2. Rencanakan Menu Makanan

Tidak hanya seseorang yang ingin diet untuk mendapatkan tubuh idealnya  saja yang perlu perencanaan makanan, untuk diet sampah pun juga perlu perencanaan yaitu merencanakan menu makanan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun