Mohon tunggu...
Fendi Teguh Cahyono
Fendi Teguh Cahyono Mohon Tunggu... -

JALANI AJA PASTI ADA JALAN DI TENGAH PERJALANAN. Saya seorang akademisi dan terkadang juga dijuluki oleh teman-teman sebagai seorang bloger.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi Dakwah Rosulullah

8 Maret 2015   12:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

startegi dakwah nabi muhammad saw. Pada masa periode Mekkah ini, dakwah Rasulullah terbagi menjadi dua proses, yakni proses dakwah secara diam-diam dan proses dakwah secara terang-terangan.
1.Proses dakwah secara diam-diam
Mula-mula Nabi Muhammad mengajarkan Islam atau berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau hanya mengajarkan ke-Tauhidan kepada anggota keluarga dan kerabat terdekat. Namun tidak banyak diantara kerabat beliau yang  menerima ajakan Nabi. Abu Thalib, paman beliau pun menyatakan tidak sanggup meninggalkan agama nenek moyang mereka, yakni menyembah berhala. Akan tetapi Abu Thalib tidak pernah menghalangi Rasulullah dalam mengajarkan Islam, bahkan beliau pun mengecam keras orang-orang yang menjadi penghambat dakwah Nabi.
Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah. Kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar dan lain-lain. Pada proses ini, tidak lebih dari 12 orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Mereka terkenal dengan julukan assa>biqu>n al-Awwalu>n (orang-orang yang pertama kali masuk Islam), mereka adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar as-Shiddiq, Zaid, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bi Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya di jadikan sebagai tempat berdakwah. READ MORE

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun