Mohon tunggu...
felysia fee
felysia fee Mohon Tunggu... Freelancer - manusia hidup

non scholae sed vitae discimus

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kita Krisis Kemanusiaan

15 Mei 2019   18:40 Diperbarui: 15 Mei 2019   19:11 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

KITA KRISIS KEMANUSIAAN

Disusun oleh:
Felysia Meytri XF/ 14
SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG

 

PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat yang berlimpah, sehingga saya pada akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan judul "ini tepat pada waktunya. Makalah ini mengambil tema penting yaitu "Kemanusiaan di bumi pertiwi."

Makalah ini merupakan salah satu dari bahan penilaian akhir semester pelajaran PKn, dalam menyusun makalah ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fr. Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha, SJ, yang telah memberikan tugas dan membimbing dalam pengerjaan tugas ini. Penulis juga berterima kasih kepada orang tua penulis yang selalu mendukung penulis baik dalam kemudahan maupun kesulitan dalam membuat makalah.

Meskipun penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam menulis makalah ini, namun penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan di makalah ini. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat tentang krisis kemanusiaan di negara kita dan cara pencegahannya. -Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemanusiaan. Satu kata yang saat ini menjadi sorotan besar di bumi pertiwi kita. Definisi dari kemanusiaan adalah tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia dalam kaitan hubungannya dengan sesama manusia, seperti toleransi, welas-asih, cinta-kasih, tolong-menolong, gotong-royong, mendahulukan kepentingan umum, dan banyak lainnya. 

Semua nilai-nilai itu adalah antara manusia dengan manusia. Namun, saat ini kemanusiaan di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Banyak permasalahan di Indonesia, seperti pembunuhan, kemiskinan, saling membeda-bedakan golongan, pendidikan terbelakang, dan masalah kesehatan. Di Indonesia, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin terpuruk. Keadilan yang dahulu dijunjung tinggi sudah menghilang, Kemerdekaan yang sudah diperjuangkan sejak bertahun- tahun lalu, lama- lama menjadi sebuah ke sia-siaan.

Kadang saya bertanya, apakah nilai- nilai kemanusiaan tersebut sudah benar-benar hilang? Apakah manusia masih memiliki hati nurani? Apakah manusia masih bisa memilih mana yang terbaik baginya? Bila ada orang lain yang kesulitan, akan dibantu/ dibiarkan? Banyak pertanyaan yang tidak akan bisa dijawab, kalau bisa pun jawabannya belum tentu merupakan jawaban jujur. 

Orang- orang mengalami krisis ekonomi, energi, pangan, dan lingkungan. Namun faktanya, krisis yang kita alami sekarang adalah KRISIS KEMANUSIAAN. Dimana kita manusia, sudah tidak menganut nilai kemanusiaan yang baik dan benar, tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Menganggap semua tindakannya benar, tidak mau disalahkan/ diberi saran.

Contoh besar krisis kemanusiaan, sebenarnya tidak terjadi didalam peperangan/ pembunuhan, melainkan disekitar kita sendiri. Dimana orang yang memiliki kekayaan/ memiliki paras yang cantik/ tampan, diperlakukan dengan baik. Sedangkan orang yang biasa- biasa saja, diperlakukan buruk. 

Apabila di negara, orang dengan kasta yang tinggi dipuji dan terus dihormati, orang dengan kasta rendah/ golongan minoritas disiksa, diperlakukan tidak baik, namun mereka yang melakukan itu menganggap dirinya paling benar. Mungkin karena takut dengan kekuasaan dan koneksi yang dimiliki oleh golongan atas. Kali ini, saya akan membahas krisis kemanusiaan di salah satu bagian negara kita, Papua. 

Papua merupakan bagian negara yang kurang diperhatikan di Indonesia. Pemerintah cenderung hanya memperhatikan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, atau yang lain. Padahal, Papua juga merupakan salah satu bagian dari negara Indonesia. Sekarang, pemerintah sudah berupaya untuk melakukan pemerataan, dan terdapat hasil dimana pemerataan sudah terus mulai meningkat.

Papua, merupakan daerah tempat terjadinya krisis kemanusiaan. Papua sempat beberapa kali menjadi kontrovensi, mulai dari keterlambatan pembangunan, pendidikan, dan kurangnya perhatian pada kesehatan penduduk disana. Sehingga terjadi kemunduran ekonomi, banyak warga yang kurang gizi dan akhirnya sakit. 

Sarana transportasi disana juga masih sulit, karena kurangnya infrastruktur pada pembangunan jalan. Hal ini menyebabkan keterlambatan pendidikan, anak- anak yang mau sekolah jadi susah untuk berangkat sekolah karena jalan rusak dan bahkan harus melewati sungai/ menyebrangi jembatan hanya untuk bisa menempuh pendidikan seperti kita. 

Pelanggaran HAM juga sering terjadi di Papua, mereka diperlakukan dengan tidak hormat dan tidak baik, bahkan dibunuh. Dalam makalah ini, saya akan menganalisis sebuah berita dengan judul "Pembunuhan Pekerja di Papua, Komnas HAM: Pelanggaran HAM Serius", berita ini merupakan salah satu pelanggaran HAM parah yang terjadi di Papua.

Rumusan Masalah

  1. Mengapa di Papua terjadi krisis kemanusiaan yang berupa pelanggaran HAM?
  2. Kapan dimulainya terjadi krisis kemanusiaan tersebut?
  3. Siapa yang melakukan tindakan kejam tersebut dan siapa pelakunya?
  4. Bagaimana cara kita untuk mencegah krisis kemanusiaan?
  5. Apa yang dapat kita lakukan sebagai pelajar untuk menegakkan keadilan terutama pada kemanusiaan?

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menekankan betapa pentingnya krisis kemanusiaan harus dicegah di negara ini, menjelaskan arti kemanusiaan yang sebenarnya, memberikan solusi dan wawasan cara untuk menjaga keadilan dan menghindari krisis kemanusiaan.

BAB 2

PEMBAHASAN

ISI BERITA

Krisis kemanusiaan terjadi di Papua. Kali ini berupa sebuah pelanggaran HAM, yaitu pembunuhan para pekerja di Papua. Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Frits B Ramandey menilai peristiwa pembunuhan para pekerja jalan dan jembatan di Kabupaten Nduga merupakan pelanggaran HAM serius.

"Nah, terkait dengan peristiwa ini, maka tidak ada pilihan lain kecuali tindakan kelompok kriminal bersenjata itu, dengan akibat dari tindakan mereka ini terjadi pelanggaran HAM yang serius," kata Frits di Kota Jayapura, Selasa, 4 Desember 2018.

Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Nduga. Korban pembunuhan ini adalah 31 pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Pembunuhan diduga dilakukan pada Minggu Malam, 2 Desember 2018 ketika di Jakarta dan berbagai wilayah lain di Indonesia berlangsung 'Reuni 212' yang memunculkan berbagai polemik politik, khususnya tentang jumlah peserta dan liputan media. 

Berawal dari 1 Desember, ketika 28 pekerja PT Istaka Karya yang mengerjakan pembangunan jembatan Yigi di Kabupaten Nduga 'diliburkan' karena pada hari itu ada acara peringatan 1 Desember, yang oleh kalangan teertentu dirayakan sebagai hari kemerdekaan Papua.

Menurut juru bicara Kodam Cendrawasih, Muhammad Aidi, sejumlah karyawan melakukan pemotretan acara itu, yang ditanggapi dengan curiga. Kemudian sekitar 50 orang mendatangi Kamp PT Istaka Karya dan dengan todongan senjata mereka mengikat tangan seluruh karyawan. Lalu mereka menggiring para karyawan keluar dan berjalan menuju kali Karunggame. Keesokan harinya, 2 Desember, masih menurut jubir Kodam Cendrawasih, mereka ditembaki.

Polda Papua menduga sebanyak 24 orang dibunuh di hari pertama, delapan orang yang berusaha menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD, tujuh di antaranya dijemput dan dibunuh kelompok bersenjata dan satu orang belum ditemukan.

Aparat menyebut pelakunya adalah sebuah kelompok pimpinan Egianus Kogoya, yang merupakan sempalan dari kelompok Kelly Kwalik, komandan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tewas dalam penyergapan pada 2009.

Sebelum secara spesifik menyebut Egianus Kogoya, aparat menyebut para pelaku adalah Kelompok Kriminal Bersenjata, yang mereka istilahkan KKB. Sejauh ini belum ada pernyataan apa pun dari Egianus Kagoya, dan ia tak diketahui keberadaannya. 

Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat yang mengaku bahwa mereka berada di balik serangan itu. Dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, ia mengaku bahwa mereka adalah pelaku serangan yang membunuh para pekerja konstruksi proyek jembatan di Nduga karena bagi OPM, sebagian besar pekerja adalah anggota TNI, yang dianggap musuh oleh OPM.

Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat menyebut, yang mereka bunuh bukanlah pekerja sipil, melainkan tentara zeni. "Sebagian besar pekerja adalah anggota TNI ... hampir semua orang tahu itu," kata Sebby kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo. Ia mengatakan pihaknya sudah pernah meminta pembangunan jalan ini dibatalkan, tapi permintaan ini tak dipenuhi.

Beberapa korban yang selamat dari peristiwa itu juga menegaskan bahwa mereka adalah pekerja biasa, sebagian besar berasal dari Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Salah satunya adalah Martinus Sampe (25 tahun) yang menceritakan kisah serangan ini melalui sambungan telepon ke Nelson Salembang, tetangganya di Dusun Poya, Kapalapitu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. 

Adapun anak Nelson, Anugrah Tandirannu (17 tahun), tewas, begitu juga dengan Alpianus (27 tahun), sepupu Martinus, dan setidaknya 17 orang lain. Baik Martinus dan Alpianus sama-sama bertugas sebagai operator ekskavator PT Istaka Karya yang mengerjakan proyek pembangunan jembatan di Nduga.

Komandan Distrik Militer 1414 Tana Toraja, Letkol Czi Hiras Mameak Saragih Turnip, menegaskan pula hal itu. "Kesemuanya kami sudah identifikasi, bahwa mereka pekerja adalah murni warga sipil dan bukan dari pihak TNI," kata Hiras Mameak Saragih Turnip, kepada wartawan, Jumat (7/12), sebagaimana laporan Jufri Tonapa, seorang wartawan di Tana Toraja.

Berita ini sampai ke Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo turut bersimpati atas masalah ini dan menyatakan bahwa para pelaku akan 'ditumpas sampai ke akar-akarnya,' namun pembangunan infrastruktur Papua tak akan dihentikan. "Saya tegaskan, tidak ada tempat untuk kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Indonesia. Dan kita tidak akan pernah takut," tegas Jokowi.

Hal itu, kata Jokowi, justru "membuat tekad saya membara untuk melanjutkan tugas besar kita... untuk membangun tanah Papua... serta untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Sementara TNI dan Polri mengirim ratusan anggotanya ke lokasi, dan sejauh ini sudah berhasil membawa keluar 20 jenazah, dan mengungsikan sejumlah pekerja yang selamat. Mereka menegaskan bahwa para pelaku akan terus diburu, 'hidup atau pun mati.' Dan mereka harus menyerah tanpa syarat.

TANGGAPAN DAN KAITAN DENGAN 4C

Menurut saya, hal ini merupakan pelanggaran HAM berat, karena pembunuhan tersebut dilakukan tanpa memandang siapa orang yang dibunuh. Oknum sekutu pembunuh mengatakan bahwa yang mereka bunuh adalah TNI musuh OPM. Padahal mereka tidak melakukan penelitian lebih lanjut dan langsung membunuh saja. 

Hal ini seharusnya tidak dibiarkan, karena manusia nantinya akan keterusan melakukan hal-hal tersebut. Sebaiknya, pemerintah melakukan pemerataan, agar rakyat-rakyat di Papua lebih mendapatkan perhatian, dan keadaan disana menjadi lebih aman. Supaya tidak terjadi kejadian-kejadian buruk yang tidak diinginkan. 

Daerah-daerah yang kurang maju di Papua hendaknya lebih diperhatikan lagi, agar daerah-daerah tersebut bisa lebih maju menjadi tempat perekonomian dan tempat wisata. Semoga kedepannya, pemerataan daerah makin terjaga dan makin aman.

Peristiwa ini memiliki kaitan dengan 4C (competence, conscience, compassion, dan commitment) di SMA Kolese Loyola. Terutama compassion, kita memang tidak bisa membantu mereka dengan berperang/ datang langsung ke wilayahnya, namun kita bisa belajar dengan rajin agar kedepannya kita bisa menjadi bangsa yang hebat, dan kelak kita bisa menolong mereka untuk menjadi bangsa yang merdeka dan lebih baik lagi. 

Belajar dengan rajin juga dapat dikaitkan dengan competence. Conscience, Kita harus mendoakan mereka, agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah, dan kasus ini bisa segera diselesaikan. Yang bisa kita lakukan sebagai pelajar, adalah belajar dengan rajin, dan berdoa.

BAB 3

PENUTUP

Permasalahan tentang krisis kemanusiaan memang merupakan sebuah masalah penting yang harus dicegah. Pembunuhan yang terjadi pada pekerja merupakan sebuah perbuatan yang kurang manusiawi dan melanggar HAM. Dimana, orang yang tidak mereka kenal/ ketahui, dibunuh secara sengaja hanya karena mereka dianggap musuh OTM. 

Tindakan seperti ini hendaknya dicegah, karena akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat Papua dan sekitarnya. Kemanusiaan di Bumi Pertiwi saat ini masih kurang baik dan memprihatinkan. Masih banyak kejadian yang terjadi karena krisis kemanusiaan, baik itu di kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua. Yang paling parah adalah terjadinya penyiksaan dan pembunuhan, hanya karena perbedaan pendapat/ sebuah pertentangan.

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya melakukan pemerataan pembangunan dan keamanan di Papua dan sekitarnya. Agar warga merasa aman dan nyaman, juga keamanan negara juga terjaga, negara terhindar dari kasus-kasus pembunuhan, terdapat pemerataan, dan negara bisa makin maju kedepannya. Kita sebagai pelajar, juga bisa membantu menegakkan kemanusiaan di Indonesia, dengan cara belajar dengan rajin, agar kelak saat kita sudah besar, kita bisa menjadi pribadi yang memajukan bangsa. AMDG

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46479140

https://nasional.tempo.co/read/1152380/pembunuhan-pekerja-di-papua-komnas-ham-pelanggaran-ham-serius

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun