Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jika Allah yang Menata, maka Jarak pun Penuh Makna dan Cinta

15 Juli 2025   11:58 Diperbarui: 15 Juli 2025   11:58 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi MPLS Hari Kedua

Melihat mereka anak-anak yang mondok di kampung, berjalan di tanah lapang yang luas, menghirup udara sejuk, jauh dari rumah dan orang tua, seketika menggurat haru namun juga meneduhkan hati. Tiba-tiba saya teringat pada sosok manusia yang mulia: kisah kecil Rasulullah yang juga dibesarkan jauh dari ibunya, di kampung yang sederhana, dalam skenario Allah yang luar biasa.

Rasulullah yang lahir dalam keadaan yatim, sejak bayi dititipkan kepada Halimah As-Sa'diyah, seorang perempuan yang tinggal di desa. Pada masa itu, orang-orang Quraisy yang terpandang, termasuk keluarga Rasulullah, memiliki satu kebiasaan penting: menitipkan bayi mereka ke perkampungan Badui untuk disusui dan diasuh oleh ibu-ibu susuan.

Tentu bukan tanpa tujuan. Justru tujuannya sangat mulia, yaitu: agar anak bisa tumbuh dalam udara yang bersih dan sehat, mereka bisa belajar bahasa Arab yang murni, fasih, dan tanpa cela, juga agar jiwa mereka terbiasa dengan kehidupan desa yang sederhana, tangguh, tapi jujur dan penuh nilai luhur.

Mungkin dalam pandangan manusia, itu tampak sebagai "jarak". Tapi bagi Allah, itu adalah madrasah awal kehidupan sang Nabi terakhir.

Sebagaimana hari ini, banyak orang tua yang merelakan anaknya belajar di kampung, di pesantren yang sunyi dari gemerlap kota. Anak-anak pun harus bangun dini hari, wudhu dengan air dingin, sholat malam, lalu melantunkan ayat-ayat suci di bawah langit yang masih senyap. Ditambah lagi harus bertanggungjawab pada kebersihan diri sendiri sekaligus lingkungannya.

Baca juga: https://www.kompasiana.com/feii/6791236034777c38787fa524/memilih-pesantren-jangan-asal-dapat-tapi-harus-tepat

Mereka anak-anak mungkin belum sepenuhnya tahu dan paham, tapi kita sebagai orang tua bisa memaknai: inilah jalan yang juga pernah dilalui Rasulullah, jalan pendidikan yang tidak memanjakan, tapi menumbuhkan.

Karena tak semua kasih sayang itu berupa pelukan. Kadang, kasih sayang terbesar adalah keberanian untuk melepas dan tak henti mendoakan dalam diam.

Allah tidak memilih Rasul-Nya tumbuh di istana. Allah tidak membiarkan Beliau hidup dalam pelukan mewah seorang ibu bangsawan. Tapi justru, Allah memilihkan kampung yang sejuk, ibu susuan yang sederhana, dan kehidupan yang tangguh namun mampu membentuk kepribadian yang luar biasa.

Apakah ini bentuk penelantaran Allah? Tentu tidak. Justru, inilah bentuk tarbiyah terbaik dari Allah untuk Rasulullah yang mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun