Mohon tunggu...
fei
fei Mohon Tunggu... Passionist

You Only Live Once

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Teras Cihampelas Kembali Bersinar: Dari Mati Suri Menuju Ikon Wisata Kota Bandung

25 April 2025   21:26 Diperbarui: 25 April 2025   21:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Gambar keadaan Teras Cihampelas, Sumber: Pinterest)

Kawasan Cihampelas di Bandung memang tak pernah kehilangan daya tariknya. Tapi di antara deretan factory outlet, kuliner jalanan, dan keramaian wisatawan, ada satu area yang pernah jadi primadona namun sempat redup: Teras Cihampelas. Diresmikan pada 2017 sebagai skywalk pertama di Indonesia, Teras Cihampelas awalnya membawa harapan besar: menjadikan jalan layang ini ruang publik modern, aman, dan penuh warna. Kini, harapan itu mulai menyala kembali.

Awalnya, Teras Cihampelas dibangun sebagai solusi atas sempitnya trotoar Cihampelas yang tak sanggup menampung derasnya lalu lalang wisatawan dan PKL. Dengan konsep skywalk, tempat ini menghadirkan pengalaman baru, berjalan di atas jalan raya sambil menikmati angin Bandung yang sejuk. Di kiri kanan jalur pejalan kaki, tersedia kios-kios UMKM yang menjajakan aneka kerajinan, camilan khas, hingga minuman kekinian. Namun, seiring waktu, kondisi merosot. Banyak kios tutup, fasilitas mati, bahkan lift pun tak lagi beroperasi.

Tapi kini, cerita baru sedang ditulis ulang. Pemerintah Kota Bandung, di bawah kepemimpinan Muhammad Farhan, tengah melakukan revitalisasi besar-besaran. Selain mengganti lift yang tak lagi berfungsi dengan eskalator, perbaikan sistem pencahayaan, keamanan, hingga estetika taman juga dilakukan. Tapi yang menarik adalah pendekatan barunya, bukan hanya memperbaiki fisik, tapi juga memberdayakan penghuninya.

Saya pun berkesempatan mengobrol dengan beberapa pelaku UMKM yang masih bertahan di Teras Cihampelas. Salah satunya Teh Nia, pemilik "Cihampelas Snack Corner", yang menjual keripik tempe, seblak kering, dan oleh-oleh Bandung lainnya.

( Gambar keadaan Teras Cihampelas, Sumber: Pinterest)
( Gambar keadaan Teras Cihampelas, Sumber: Pinterest)

"Saya bertahan karena yakin tempat ini bakal hidup lagi. Sekarang sudah mulai ramai. Tiap weekend, pengunjung naik terus, apalagi sejak ada bocoran-bocoran rencana acara dari Pemkot. Harapan kami, ke depannya kami bisa dilibatkan dalam agenda rutin, misalnya bazar, festival makanan, atau workshop," ujar Teh Nia dengan semangat.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Deni, pemilik "Teras Kofi", sebuah kios minuman lokal yang menyajikan kopi dengan biji asli dari Garut dan Sumedang.

"Dulu sepi banget, sampai saya nyaris tutup. Tapi sekarang, sejak komunitas mulai bikin acara kecil-kecilan di sini, kayak akustikan atau live painting, mulai banyak yang mampir. Apalagi kalau sudah malam, lampu-lampunya nyala lagi, vibe-nya romantis banget," katanya sambil tertawa.

Kini, Pemerintah Kota Bandung melalui kolaborasi dengan komunitas kreatif dan koperasi UMKM mulai membuka kembali peluang pendaftaran kios. Pendekatannya lebih terarah: para pelaku usaha dibina secara branding, packaging, dan juga cara promosi digital. Bahkan rencananya, Teras Cihampelas akan memiliki creative hub kecil yang bisa diisi workshop komunitas, kelas gratis, dan showcase produk kreatif Bandung.

Teras Cihampelas kini bukan sekadar tempat untuk berjalan kaki, melainkan ruang bertemu antaride, budaya, dan karya. Ruang publik ini kembali membangun jati dirinya sebagai wajah kota yang ramah, kreatif, dan penuh potensi ekonomi rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun