Ketika peluit akhir berbunyi di Estadi Johan Cruyff malam itu, skor di papan mencatat angka yang seolah keluar dari dunia fantasi: Barcelona Femeni 7 - 1 Bayern Munchen.
Bukan sekadar kemenangan - ini adalah manifesto sepak bola total, orkestra keindahan taktik, dan perayaan ambisi yang menegaskan kembali siapa penguasa sejati sepak bola wanita Eropa.
Babak I: Dentuman Awal Sebuah Simfoni
Hanya butuh empat menit bagi sang maestro, Alexia Putellas, untuk memulai pesta. Dari sisi kiri, operan cepat Aitana Bonmati mengiris pertahanan Bayern seperti pisau bedah; Putellas, dengan kecerdikan khasnya, memutar tubuh dan melepaskan tembakan rendah ke sudut gawang. 1-0.
Sorakan membahana. Tapi itu baru overture dari sebuah simfoni yang belum mencapai klimaksnya.
Bayern sempat membalas lewat Klara Buhl di menit ke-32, memanfaatkan sedikit kelengahan lini belakang Barca. Namun itu hanya gangguan kecil dalam komposisi besar. Dalam waktu singkat, Esmee Brugts dan Salma Paralluelo memastikan Barca menutup babak pertama dengan skor 3-1 - sebuah keunggulan yang tampak tak terkejar.
Setiap sentuhan bola Barca seperti puisi yang ditulis dengan kaki: cepat, tepat, dan penuh intuisi.
Di tengah sorotan lampu stadion, setiap pemain tampil bukan sekadar sebagai atlet, tapi seniman.
Babak II: Tarian Keindahan yang Tak Terbendung
Babak kedua berubah menjadi pementasan total football versi perempuan. Bayern mencoba memperketat pressing, tapi seperti ombak yang tak bisa ditahan, Barcelona justru semakin deras mengalirkan bola.
Ewa Pajor, penyerang baru yang direkrut dari Wolfsburg, menjadi bintang ganda - dua golnya (menit 12 dan 56) adalah kombinasi kecepatan, naluri, dan kehalusan teknik yang mematikan. Gol pertamanya lahir dari build-up 18 umpan tanpa henti, seolah Barcelona tengah menulis manifesto "jangan kejar bola, biarkan bola bekerja untukmu".
Bayern tampak kehabisan oksigen.
Sementara itu, Aitana Bonmati mengatur tempo dengan presisi seperti dirigen, memecah garis pertahanan dengan umpan vertikal yang selalu mematikan.
Setiap pergerakan Barca punya tujuan; setiap langkah mereka mengandung ide.
Dan ketika Claudia Pina masuk di menit 80, stadion kembali bersiap menyaksikan keajaiban. Dua gol cepatnya di menit 88 dan 90+2 melengkapi malam sempurna.
Skor akhir: 7-1.
Angka yang bukan sekadar hasil, melainkan pernyataan supremasi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!