Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang memiliki kondisi alam yang subur sehingga dapat menghasilkan durian yang telah menjadi komoditas andalan masyarakat setempat. Namun, potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam hal pengolahan limbah buah durian seperti bijinya. Dari peluang tersebut, Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Artha Cita Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengadakan program inovatif pembuatan tepung biji durian bernama "Seeduren" Â pada hari Rabu (16/07/2025) di Balai Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Inovasi pengolahan biji durian menjadi tepung bertujuan memberdayakan masyarakat, khususnya ibu-ibu setempat, untuk mengolah limbah durian menjadi produk bernilai tambah.
Awalnya, kegiatan ini memiliki target partisipan sebanyak 20 orang, namun justru dihadiri oleh 25 peserta dengan sasaran utama ibu-ibu Desa Pandansari. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap inovasi pengolahan biji durian. Antusiasme ini didukung oleh pengalaman dan kebiasaan warga setempat yang masih selalu membuang biji durian.
Sebelum memasuki sesi materi, kelompok Artha Cita menyediakan suguhan buah durian untuk dinikmati bersama dengan himbauan tidak membuang biji durian, melainkan dikumpulkan ke wadah yang telah disediakan. Sambil menikmati suguhan, kelompok Artha Cita menjelaskan bahwa tepung biji durian dapat menjadi alternatif pengganti tepung terigu. Dalam pemenuhan kebutuhan tepung terigu, Indonesia masih melakukan impor tepung terigu, sehingga hal ini sekaligus menjadi upaya meminimalisir tingkat impor tepung terigu di Indonesia. Dalam beberapa penelitian, membuktikan bahwa biji durian mengandung karbohidrat, kalsium, protein, dan fosfor. Selain itu, kandungan pati yang cukup tinggi menjadikan biji durian berpotensi untuk diolah menjadi tepung.
Kelompok Artha Cita juga melakukan demonstrasi pembuatan tepung biji durian secara langsung dengan menunjukkan berbagai kondisi biji durian di setiap tahap pengolahan. Mulai dari penyortiran biji, pencucian, perebusan, pengupasan, perendaman, pengirisan, pengeringan, penepungan, dan penyimpanan. Selain itu, kelompok Artha Cita juga mendesain kemasan produk Seeduren dan mengenalkan strategi pemasaran digital.
Inovasi "Seeduren" diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam pengelolaan limbah biji durian dan mampu membuka lapangan kerja baru serta memperkuat ekonomi desa berbasis kearifan lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI