Mohon tunggu...
rizki febrinabilah
rizki febrinabilah Mohon Tunggu...

Deserve the best

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kondisi Orang Utan di Hutan Kita, Save or Delete?

23 Desember 2012   02:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:10 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1356225221242498138

Kenapa Orang utan harus kita lindungi? Guys, orang utan itu hewan endemik Indonesia 100% asli milik ibu pertiwi ini lho. Kalo bukan kuta yang melestarikannya siapa lagi? Hati nurani kita jangan mau kalah sama warga Negara asing, dimana mereka rela untuk menjadi sukarelawan untuk menjadi "orang tua asuh" bagi orang utan.

Kenapa populasi Orang utan di Indonesia semakin berkurang? yap, mereka hidup di hutan, yang sebagian besar hutan di daerah Sumatra dan Kalimantan. Tapi kenyataannya kini, hutan-hutan hijau berkurang 90% karena perubahan alih fungsi hutan yang menjadi lahan kelapa sawit. Pohon kelapa sawit membuat tanah tak lagi mampu ditanami tumbuhan lain selain kelapa sawit dan menjadi "keras" serta tak ada lagi tumbuhan yang dapat dimakan bagi para penghuni "hutan". Tak bisa dipungkiri jika kebutuhan kelapa sawit semakin meningkat dan mengakibatkan perluasan lahan kelapa sawit. Tak hanya minyak goreng, ternyata peralatan pribadi kita seperti shampoo, sabun, misalnya menggunakan bahan baku kelapa sawit juga. So.. mulai dari sekarang kurangi yuk penggunaan produk yang menggunakan kelapa sawit. Kita bisa menggunakan barang-barang yang aman dan ramah lingkungan. Saya yakin kalian bijak dalam melakukan hal ini.

Ada lagi sebab berkurangnya lahan hutan. Salah satunya di Kalimantan, berita daru Centre for Orangutan Protection (COP) bahwa para politisi dan pejabat pemerintah telah mensponsori dan membiarkan tindak kejahatan yang terus menerus terjadi disana. Pemerintah Daerah Kalimantan Timur dengan Departemen Kehutanan membangun jalan poros Bontang-Sengata sepanjang 60km membelah Taman Nasional Kutai pada tahun 2002. Pembangunan ini telah menghancurkan para habitat orangutan. Diperkirakan, 22.000-70.000 orang telah merambah dan menduduki Taman Nasional Kutai. Ironisnya, Pemerintah malah menetapkan kawasan yang dirambah menjadi desa dan kecamatan seluas 23.712hektar.

Jumlah orangutan di Taman Nasional Kutai diperkirakan 600 individu pada tahun 2004, namun karena massive-nya perusakan maka populasi yang tersisa diperkirakan hanya tinggal 30-60 individu. Saat ini mereka hanya tersisa di blok Prevab-Mentoko yang dipisahkan oleh sungai Sengata atau sering disebut Papa Charlie dengan perusahaan tambang batubara Kaltim Prima Coal.

Save our nature or delete? Lestarikan alam kita atau kita memang benar-benar menghapusnya dari semesta ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun