Mohon tunggu...
Politik

Ideologi Lingkungan dan Pandangan Dunia

7 September 2017   08:21 Diperbarui: 7 September 2017   08:50 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Environmentalisme adalah filosofi, ideologi dan gerakan sosial yang luas mengenai masalah konservasi lingkungan dan peningkatan kesehatan lingkungan. Pada intinya, environmentalisme adalah upaya untuk menyeimbangkan hubungan antara manusia dan berbagai sistem alam di mana manusia bergantung, sehingga semua komponen mendapat perlakuan yang sesuai untuk kelestariannya. Salah satu contoh pertama adalah orang-orang Bishnois di Rajasthan, India, yang rela mati demi mencegah penebangan pohon-pohon di desa mereka atas perintah raja. Beberapa tokoh modern seperti John Muir dan Henry David Thoreau, Thoreau tertarik akan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup dan mempelajari hal ini dengan cara hidup dekat dengan alam dengan gaya hidup sederhana.

Berbicara mengenai lingkungan ada hubungannya dengan aspek ekologi, sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Semua aspek tersebut saling berkaitan satu sama lainnya, yang mengakibatkan adanya konstruksi nilai lingkungan yang diwarnai sistem lain, sehingga banyak perubahaan besar yang terjadi terhadap lingkungan itu sendiri, serta menjadikan sistm politik yang mendominasi.  

Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar.  Meskipun kita dalam satu ideologi, namun hal itu tidak menjamin bahwa kita tetap satu arah untuk melakukan sesuatu. Begitu pula dalam perusahaan, banyak perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan yang merugian lingkungan. Maka dari itu, melestarikan lingkungan sudah menjadi tanggung jawab setiap individu.  

Perusahaan harus memiliki tanggung jawab serta peran sosial, demi menciptakan lingkungan yang bebas bencana. Akan tetapi perusahaan yang bertanggung jawab serta memperhatikan peran sosialnya harus tetap memperhatikan asepek lain dalam lingkungan seperti alam, ekonomi, politik dan sebagainya. Dengan hal ini maka timbullah keseimbangan.

Nola Burh dalam makalahnya tentang "Ideology, the environment and one worldview : A discourse analysis of Noranda's environmental and sustainable development reports" menjelaskan bahwa berdasarkan analisis wacana terhadap perusahaan Noranda, dimana Noranda merupakan perusahaan yang memberikan kontribusi besar bagi dunia terutama dalam menciptakan perubahan sosial. Aspek yang diangkat oleh Nola Burh mengenai perusahaan Noranda adalah hubungan perusahaan Noranda sendiri dengan alam masyarakat. Perusahaan Norlanda, memiliki kebijakan lingkungan seperti keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi serta lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Perusahaan Norlanda adalah contoh perusahaan yang pro terhadap lingkungan agar terbebas dari bencana.

Pada tahun 2004, perusahaan Norlanda menerapkan kebijakan pembangunan berkelanjutan antara lain menjadikan perusahaan sebagai leader, mengaplikasikan sistem manajemen, mempertimbangkan isu sosial, membuka ruang dialog bagi komunitas, membangun ilmu pengetahuan dan teknologi, memastikan aktivitas perusahaan sudah sesuai etika, serta menciptakan kepekaan sosial karyawan. Perusahaan Norlanda menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan wacana besar sehingga akan dapat menjadi pusat dialog masyarakat banyak. Oleh karena itu, wacana pembangunan berkelanjutan harus diteruskan bagi perusahaan yang belum berdaptasi bagi lingkungan sekitar.

Elkington (1997, 2004) menjelaskan transformasi lingkungan dengan menekankan pada dampak lingkungan. Menurutnya dampak lingkungan yang negatif harus dikurangi, terutama karena praktek perusahaan. Kemudian Eder (1996) menjelaskan bahwa ada 3 fase terkait lingkungan yakni fase pertama, ketidakcocokan ekologi dan ekonomi ditandai munculnya masalah lingkungan. Fase kedua, regulasi yang didominasi oleh aksi wacana dan lingkungan, dan fase ketiga, yaitu normalisasi budaya keprihatinan terhadap lingkungan serta integrasi oleh pemikiran ideologis.

Selanjutnya Eder berpendapat bahwa wacana tentang lingkungan pada tahun 1980-an merupakan wacana yang menuai protes sehingga menempatkan lingkungan sebagai agenda. Berbagai macam sudut pandang yang bermunculan, yang menjadikan wacana lingkungan berubah menjadi wacana politik di ruang publik. Disisi lain, semua ini membawa perubahan pada budaya politik masyarakat yang lebih modern. Eder menegaskan bahwa environmentalisme modern dapat dikaitkan dengan hampir semua jenis keyakinan dan ini telah menyebabkan environmentalisme yang terintegrasi ke dalam aliran ideologi yang berbeda. Akibatnya, berbagai kepentingan beroperasi sebagai pesaing di pasar produksi. Eder mengatakan bahwa kepemilikan identitas hijau telah menjadi aset simbolik sentral dalam masyarakat modern, meskipun satu yang bisa dihubungkan dengan berbagai filosofi lingkungan adalah bidang perjuangan politik dan perebutan di pasar untuk citra hijau yang berarti bahwa perubahan individu diperlukan untuk mengimbangi perubahan pasar.

FILOSOFI LINGKUNGAN

Kajian filsafat lingkungan terdapat dua pendekatan yakni pendekatan tradisional dan pendekatan non-tradisional/holistic (ekologi dan ecofeminism). Selain itu, Gray (1996) mencoba mengklasifikasikan 7 (tujuh) cara melihat hubungan yang terjadi di dalam satu kelompok berbeda dengan mempertimbangkan relasinya pada masyarakat dan perusahaan.

1. Kapitalisme Murni : Pandangan Dominan dalam akuntansi dan keuangan dimana satu satunya tanggung jawab perusahaan membuat uang untuk pemegang saham.

2. Expediets : Orang-orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu.

3. Pendukung Kontrak Sosial : Suatu sikap perusahaan dan organisasi lain yang ada di masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan menanggapi masyarakat.

4. Ekologi sosial: Memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sosial dan sadar bahwa pengaruh besar dalam masyarakat ketika adanya        masalah sosial dan lingkungan dan penyelesaiannya.

5. Sosialis: Mereka yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan dan penataan masyarakat

6. Feminis radikal: Paham ini merasa bahwa segala sesuatu merupakan hasil konstruksi gender (maskulin) yang berperan menguasai sistem beserta nilai-nilai feminim seperti kasih, cinta, kerjasama dan lain sebagainya.

7. Ekologi yang mendalam: Bahwa manusia tidak memiliki hak lebih besar untuk keberadaan dari pada bentuk lain dari kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Buhr, N., Reiter, S. Ideology, the environment and one worldview: A discourse analysis of Noranda's- environmental and sustainable development reports. New York.

https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/11158/8398 (diakses pada tanggal 3 September 2017, pukul 16.00WIB)

https://repository.unand.ac.id/17653/1/Vol.02_No.01_2011_%28Apriwan%29.pdf (diakses pada tanggal 3 September 2017, pukul 16.15 WIB)

https://eprints.uny.ac.id/137/1/PENDIDIKAN_BERWAWASAN_EKOLOGI.pdf (diakses pada tanggal 4 September 2017, pukul 21.00 WIB)

https://digilib.uinsby.ac.id/6306/2/Bab%202.pdf (diakses pada tanggal 6 September 2017, pukul 19.00 WIB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun