Blora, 29 September 2025 – Febria Septi Prajayanti, mahasiswa semester lima Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Semarang (UNNES), melaksanakan kegiatan Bakti Akademisi berupa pelatihan pembuatan batik celup di SDN Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Dalam kegiatan yang berlangsung pada 29 September 2025 tersebut, ia memperkenalkan karya edukatif berupa poster berjudul “Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia” yang dipadukan dengan praktik langsung membuat batik celup berbentuk taplak meja. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya diajak mengenal batik sebagai warisan budaya bangsa, tetapi juga diberi kesempatan untuk mengasah keterampilan kreatif melalui teknik batik celup.
Pelatihan diawali dengan pemaparan singkat mengenai sejarah, jenis, dan keunikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Dalam sesi ini, siswa dikenalkan bahwa batik bukan sekadar kain bermotif, melainkan sarat dengan nilai seni, filosofi, dan jati diri bangsa yang perlu dijaga. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan praktik membuat batik celup bersama siswa kelas IV. Sesi praktik ini menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang karena siswa dapat mencoba langsung teknik sederhana dalam menghasilkan motif dengan pewarnaan kain.
Selain praktik, kegiatan ini juga dilengkapi dengan media pembelajaran berupa poster “Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia” dan video tutorial pembuatan batik celup. Poster digunakan untuk menanamkan kesadaran budaya serta memperkuat pemahaman siswa mengenai pentingnya melestarikan batik sebagai warisan dunia. Sementara itu, video tutorial ditayangkan untuk memudahkan siswa memahami setiap tahapan pembuatan, mulai dari persiapan bahan, pelipatan kain, proses pencelupan, hingga pengeringan. Kehadiran media ini membantu siswa tidak hanya mendengar penjelasan, tetapi juga memperoleh panduan visual yang lebih mudah diikuti saat praktik.
Hasil karya batik celup yang dibuat siswa menjadi bukti nyata keterampilan sekaligus wujud nyata upaya melestarikan budaya melalui pembelajaran berbasis pengalaman. Kepala SDN Nginggil, Heru Riyanto, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan tersebut sangat bermanfaat karena mampu menumbuhkan kecintaan siswa terhadap batik, mengembangkan kreativitas, serta memperluas pemahaman mereka mengenai budaya bangsa.
Tujuan utama pelatihan ini adalah menanamkan rasa cinta terhadap batik sebagai warisan budaya, mengembangkan keterampilan kreatif melalui praktik langsung, serta memberikan pengalaman belajar bermakna yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mengenal batik dari cerita atau gambar, tetapi juga mampu menghasilkan karya nyata yang mencerminkan budaya Indonesia, sekaligus menumbuhkan rasa bangga dan tanggung jawab untuk melestarikannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI