Mohon tunggu...
Febi Widyawati
Febi Widyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Film Saidjah & Adinda, Kisah Cinta Romantis namun Tragis

7 Maret 2021   12:42 Diperbarui: 7 Maret 2021   13:25 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film Saidjah&Adinda merupakan Film yang di sutradai oleh Darwin Mahesa, Film ini diangkat dari kisah dalam buku Max Havelaar karya Multatuli pada tahun 1860. Sederet aktor dan aktris berbakat memerankan tokoh di film ini, antara lain Achmad Ali Sukarno sebagai Saidjah, Rizky Darta sebagai Adinda, Christian Bernard Leitner sebagai Max Havelaar, serta aktor senior lainnya yang juga turut mengambil peran dalam film Saidjah&Adinda ini.

Film ini menceritakan seorang Pemuda dan Pemudi yang tinggal di pelosok desa di Badoer,Lebak-Banten. Mereka bersahabat sedari kecil dan tumbuh dewasa bersama kemudian menjalin hubungan sebagai kekasih yang saling mencintai. 

Disamping kisah cinta antara Saidjah&Adinda, film ini juga memberikan gambaran bagaimana Pemerintahan Lebak menjalankan tugasnya pada saat itu. Pemerintah yang kejam dan menindas rakyatnya yang miskin dan tidak mampu melawannya. 

Bupati Lebak yang bernama Raden Adipati selalu melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya melalui Asistennya, Ki Demang. Ki Demang merupakan tokoh masyarakat yang kejam kepada warganya  dan beliau sangat ditakuti oleh warga setempat. Saidjah yang sering dibuat geram oleh ulah Ki Demang kepada abahnya, mulai menginginkan adanya keadilan.

Kisah Cinta Sepasang Kekasih di era Kolonialisme Belanda

Saidjah&Adinda memiliki impian untuk menikah, memiliki kerbau baru dan hidup dengan bahagia bersama. Namun, impian mereka terhalang oleh kemiskinan yang melanda di kehidupan mereka. Keseharian Saidjah&Adinda yaitu mereka bermain di sawah, hutan dan pantai. Berbeda dengan kisah cinta lain pada umumnya, Saidjah&Adinda harus bertahan ditengah sulitnya hidup mereka yang juga selalu di teror oleh Ki Demang. Ki Demang yang kejam selalu mengambil harta yang paling berharga yang dimiliki Saidjah yaitu seekor Kerbau. Adinda yang selalu menenangkan Saidjah berkata "Biarlah mereka mengambil harta yang kita miliki, namun mereka tak akan bisa mengambil harga diri kita".

Keinginan Saidjah&Adinda untuk menegakkan keadilan di Lebak 

Kekejaman Ki Demang terhadap Warga Badoer semakin hari semakin keterlaluan, selain merampas hak milik warga dengan paksa dan tanpa imbalan Ki Demang juga tak segan untuk menyakiti warga yang melawannya. 

Sejak masa kecil Saidjah Ki Demang memang selalu jahat, ketika Saidjah kecil Abah Saidjah menjual kris yang ia miliki untuk dibelikan seekor kerbau. Kerbau tersebut diberi nama si Pantang, yang juga memiliki kenangan berharga karena telah menyelamatkan Saidjah dari terkaman harimau. 

Namun, dengan teganya Ki Demang memaksa untuk mengambilnya bahkan setelah Saidjah Dewasa dan memiliki kerbau lagi pemberian Ibu Neng Ki Demang tetap merampasnya. Setelah kematian Abah Saidjah yang ditemukan telah ditusuk oleh sebuah golok, Adinda mengajak Saidjah untuk memberi tahu Tuan Max Havelaar yang merupakan Asisten Residence Lebak untuk mencari perlindungan.

Kesetiaan dan Ketulusan cinta Saidjah&Adinda

Suatu hari, Saidjah pergi ke Batavia untuk mencari pekerjaan dan mencari uang untuk menikahi dan hidup bahagia dengan Adinda. Saidjah berjanji akan pulang setelah Adinda selesai menggoreskan lesung sebanyak 36 kali. Adinda yang setia menanti kepulangan Saidjah selama 3 kali 12 bulan. Hingga pada akhirnya waktu itu telah tiba, namun ternyata takdir berkata lain, sesampainya Saidjah di Badoer ternyata Adinda pergi ke Lampung bersama orang tuanya. Namun, naasnya ketika Saidjah sampai di Lampung, Adinda sudah meninggal dunia yang membuat Saidjah marah dan membalas perbuatan para penjajah.

Menurut saya, film Saidjah&Adinda merupakan film yang patut saya rekomendasikan untuk para pecinta film. Alur cerita yang sangat menarik, yaitu tidak hanya menceritakan kisah cinta sepasang kekasih, namun memperlihatkan juga bahwa kita sebagai manusia haruslah memiliki sifat manusiawi serta banyak pesan lainnya yang disampaikan dalam film ini. Tak hanya dari segi cerita, Ost dari film ini juga sangat bagus sehingga membuat kita yang mendengarnya ikut merasakan dan mendalami cerita Saidjah&Adinda ini. Saya sangat berharap bahwa kedepannya semoga film-film yang mengangkat kisah dan budaya lokal semakin banyak dan dikembangkan serta dilestarikan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun