Banyak orang mikir living together alias tinggal bareng sebelum nikah itu seru. Bisa ketemu tiap hari, lebih hemat biaya kosan, dan katanya "bisa tahu sifat asli pasangan." Tapi tunggu dulu---apa kamu siap juga sama risikonya? Jangan-jangan kamu cuma mau enaknya aja, tanpa sadar konsekuensinya bisa panjang banget.
Ambil contoh Erika dan DJ Panda. Awalnya mereka putuskan buat tinggal bareng karena alasan praktis. Indah diawal, kemudian ribut di tengah hubungan, belum lagi risiko hamil diluar nikah. Terus mau nuntutnya kemana? Kerugian-kerugian tersebut tentu tidak sepadan dengan keindahan semu yang dibayangkan, terutama bagi perempuan yang hidup di lingkungan sosial dengan aturan berpasangan yang ketat seperti negara kita.
Kasus lainnya adalah, yang terbaru Alvi dan kekasihnya. Tinggal bersama selama pacaran, layaknya suami istri. Namun sering cekcok karena kekasih yang diharapkan selama ini tidak bisa memenuhi keinginan sang pacar. Karena tidak adanya ikatan khusus, tentu tanggung jawab bukanlah hal yang mutlak untuk dibicarakan. Ini seringkali luput dari para perempuan yang mencoba untuk hidup bersama dengan kekasihnya.
Membiarkan kita tinggal serumah dengan orang tanpa ikatan cinta dan pengenalan karakter yang tidak sepenuhnya kita tahu, adalah risiko diam yang mengintai. Ledakan amarah bisa saja memicu terjadi kekerasan beruntun, bahkan kehilangan nyawa.
kesadisan itu bisa terlihat dari caranya memutilasi kekasihnya hingga 65 bagian, gak cuman memotong, namun menyimpan beberapa potongan tubuh yang masih tersimpan di dalam kamarnya, tidur dengan mayat dan amisnya darah
Kalau kamu lagi kepikiran buat coba hal yang sama, pikirin baik-baik risiko berikut:
Komitmen setengah hati
Tinggal bareng itu beda dengan menikah. Kamu dapat semua "tugas rumah tangga," tapi tanpa ikatan legal yang jelas. Kalau salah satu pergi, yaudah tinggalin aja.
Stres finansial
Bukannya hemat, malah bisa ribut soal uang. Ingat, pasangan bukan sekadar teman sekamar. Ada ekspektasi dan perasaan yang ikut campur.
Hubungan makin rapuh
Kamu kira bakal makin kenal, tapi justru bisa makin ilfeel. Hal-hal kecil kayak kebiasaan tidur, kebersihan, atau cara makan bisa jadi pemicu besar.
Stigma sosial & keluarga
Terutama di budaya kita, tinggal bareng tanpa nikah masih dianggap tabu. Kamu harus siap dengan pandangan miring, bahkan potensi konflik keluarga.
Jangan normalisasikan, kebebasan bukanlah kebodohan. Kita bisa saling mengenal dengan cara bijak, terutama memanfaatkan media sosial untuk saling bisa berinteraksi tanpa harus tidur dalam satu kasur. Berkomunikasilah  karena itu adalah cara terbaik untuk melihat ketulusan hati pasanganmu ke depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI