Mohon tunggu...
feby riska amelia
feby riska amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UINSI

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Limbah Pembuatan Batu Bara Ringan yang Mengganggu Masyarakat

18 April 2024   15:07 Diperbarui: 18 April 2024   15:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menanggapi dari banyaknya keluhan masyarakat terhadap bau yang tak sedap dan
mengganggu masyarakat sehingga menimbulkan efek rasa pusing dan ingin muntah memuncak
hingga masyarakat setempat melaporkan kepada pihak yang berwenang, perusahaan yang
terkait ( PT Bondy Raya ) yang berpunca dari bau tak sedap itu.
Dari beberapa identifikasi masalah yang sudah saya temukan, penyebab utama dari bau
tak sedap itu adalah ketergantungannya perusahaan terhadap bahan bakar fosil, aroma tersebut
muncul ketika proses pembuatan batu bara tersebut. Ketergantungan ini didasari oleh harga
minyak bumi dan batu bara relatif rendah dan mudah dalam pengolahan dan penggunaannya
disertai kesediaannya yang berlimpah. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar utama dalam
industri pembuatan batu bara ringan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang signifikan,
terutama karbon dioksida (CO2). Emisi CO2 ini merupakan penyumbang utama terhadap
pemanasan global dan perubahan iklim, karena CO2 adalah gas rumah kaca yang paling umum
dan memiliki masa hidup yang panjang di atmosfer. Proses pembakaran batu bara juga
menghasilkan emisi polutan udara lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx),
dan partikulat halus. Pencemaran udara ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius bagi
masyarakat sekitar, termasuk gangguan pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan, serta
penyakit paru-paru dan jantung.
Ekstraksi, transportasi, dan pembakaran batu bara dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan yang signifikan. Misalnya, penambangan batu bara dapat merusak ekosistem alami
dan habitat satwa liar, sedangkan tumpahan minyak dari transportasi dapat mencemari air dan
tanah. Ketergantungan pada bahan bakar fosil juga menciptakan ketergantungan ekonomi pada
industri-industri terkait yang terlibat dalam ekstraksi, produksi, dan distribusi bahan bakar fosil
tersebut. Hal ini dapat menghambat diversifikasi ekonomi dan inovasi dalam industri lain yang
lebih berkelanjutan. Harga bahan bakar fosil yang fluktuatif dapat menyebabkan ketidakstabilan
ekonomi bagi negara-negara yang sangat bergantung pada industri batu bara. Pasar batu bara
sering kali terpengaruh oleh faktor-faktor geopolitik dan perubahan kebijakan energi global,
yang dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi. Ketergantungan pada bahan bakar fosil juga
dapat menghambat adopsi teknologi baru dan lebih ramah lingkungan. Perusahaan cenderung
enggan beralih ke sumber energi terbarukan atau teknologi pengendalian polusi udara yang
lebih canggih karena investasi yang diperlukan dan ketidakpastian kebijakan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun