Pendidikan kewarganegaraan dianggap sebagai pelajaran yang baru diajarkan ketika anak masuk SD. Padahal nilai dasar dari pelajaran PKN justru lebih baik ditanamkan sejak anak usia dini. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age dimana anak belajar banyak hal melalui pengalaman sehari-hari. Anak lebih mudah menyerap nilai seperti jujur, tanggung jawab, serta peduli pada orang lain.
Memberikan pendidikan kewarganegaraan sejak kecil dapat membuat anak tumbuh dengan pemahaman bahwa setiap orang memiliki hak dan kewajiban. Hal ini penting karena Indonesia adalah negara yang sangat beragam baik suku, budaya, dan agama. Jika sejak dini anak diajarkan untuk belajar tentang persatuan maka di masa depan mereka akan lebih siap untuk menjaga keutuhan bangsa.
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga membantu anak menghadapi tantangan global. Di era digital saat ini, informasi begitu cepat tersebar dan tidak semua memberikan contoh yang baik. Anak-anak yang memiliki nilai kebangsaan kuat akan lebih mampu menyaring pengaruh negatif dari luar. Mereka dapat lebih bijak menggunakan teknologi.
Pendidikan kewarganegaraan pada anak usia dini bisa dimulai dari hal-hal sederhana di rumah maupun di sekolah. Misalnya, membiasakan anak untuk antri saat bermain, membantu teman, dan membuang sampah pada tempatnya. Meskipun sepele, kegiatan ini merupakan cerminan dari nilai kewarganegaraan yang akan tertanam dalam diri anak hingga dewasa.
Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan tidak boleh hanya dipandang sepele melainkan ini adalah proses pembentukan karakter sejak dini. Menanamkan nilai-nilai ini sejak kecil adalah tabungan jangka panjang untuk melahirkan generasi penerus yang siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI