Mohon tunggu...
Fayza Andin
Fayza Andin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 2 Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang ingin cepat lulus.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Anak SMA yang "Dipaksa" Dewasa di Perkuliahan

15 Juni 2022   19:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   19:13 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Tumbuh besar itu, menyenangkan kan?

Rasanya saya ingin meninju siapapun yang membuat naskah iklan itu. Karena pada kenyataannya, tumbuh besar tidaklah semenyenangkan itu. Tumbuh besar artinya harus siap menghadapi berbagai tantangan dan ujian hidup yang mengerikan. Belum lagi dengan isu kepercayaan diri dan eksistensinya. Mungkin tumbuh besar tidak menyenangkan, tetapi warna warni.

Sebagai anak yang baru lulus SMA dan menjadi mahasiswa selama kurang lebih setahun, pada awalnya yang saya pikirkan ketika menjadi mahasiswa adalah tentang segala hal keren di dalamnya. Berangkat ngampus dengan outfit keren, make-up cetar, hingga merasakan menjadi orang "dewasa" sepenuhnya. Namun, setelah terjun langsung dan merasakan sendiri rasanya jadi anak kuliahan, membuat saya berpikir bahwa kuliah bukan hanya tentang gaya. 

Saya yang di SMA terbiasa hanya "disuapi" guru materi pelajaran yang sudah sesuai dengan kurikulum, cukup kalang kabut dengan kebiasaan baru di perkuliahan yang harus aktif mencari materi sendiri selain dari apa yang diberikan oleh dosen. Sumber-sumber bacaan yang belum pernah saya ketahui sebelumnya, kini telah menjadi santapan sehari-hari saya. Jurnal-jurnal, hasil penelitian dosen, hingga putusan pengadilan pun rasanya sudah akrab di telinga mahasiswa hukum termasuk saya. Saya tidak mempermasalahkan bahwa saya sebagai mahasiswa harus mempelajari bahan-bahan demikian. Namun, saya memikirkan betapa njomplang-nya kebiasaan yang saya bawa dari SMA dengan apa yang kini saya lakukan di perkuliahan. 

Membaca bahan perkuliahan tersebut bukanlah hal yang berat. Memahami  hingga membiasakannya-lah yang berat. Saya merasa bahwa jurnal-jurnal dan putusan pengadilan adalah hal yang begitu awam bagi saya dan saya mengaitkannya dengan dunia dewasa yang "serba kaku". Begitu harus melakukannya, saya yang masih membawa beberapa mental anak SMA-pun merasa dipaksa dewasa.

Perkuliahan adalah saatnya untuk mencari jati diri.

Kutipan demikian rasanya sudah sering hinggap di pendengaran kita. Saya pun termasuk orang yang begitu terpengaruh dengan kutipan itu. Bahkan, saya pernah mendengar nasihat dari seorang VP of Human Resources salah satu multinational company yang saya ikuti akunnya di platform Quora.

Persaingan menuju karir itu, dimulai di semester satu perkuliahan. Bukan ketika saat lulus kuliah.

Untuk itu, saya yang memiliki ketakutan untuk gagal dalam karir saya begitu terintimidatasi dengan teman-teman di fakultas saya yang begitu aktif untuk "mempercantik" CV mereka dengan berbagai kegiatan seperti lomba, organisasi, kepanitiaan, dan lain-lain. Bahkan, di antara merekapun telah menemukan jati diri mereka masing-masing dan menjalankan peran yang telah mereka pilih dengan baik.

Dengan banyaknya kesempatan yang hadir untuk saya, saya tentunya tidak ingin menyia-nyiakannya. This is the time when I can be  one of the best version of myself. Dengan masih membawa serta jiwa kekanak-kanakan saya, saya berharap bahwa dapat melewati fase hidup ini dengan baik dan keluar sebagai seorang pemenang. Kemudian di fase hidup selanjutnya, saya dapat dengan tenang dan damai menjalani sisa-sisa hidup saya dengan yang tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun