Mohon tunggu...
Fawaid Abror
Fawaid Abror Mohon Tunggu... 24107030131

bulshit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yogyakarta : kota pelajar penuh cerita

2 Juni 2025   11:19 Diperbarui: 2 Juni 2025   11:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto di ambil se pengalaman penulis

Yogyakarta, atau lebih akrab disebut Jogja, adalah kota yang selalu punya tempat spesial di hati siapa pun yang pernah tinggal di sana. Tak heran jika kota ini mendapat julukan "Kota Pelajar", karena menjadi rumah bagi puluhan perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan masih banyak lagi. Saya termasuk salah satu dari ribuan mahasiswa yang beruntung pernah merasakan atmosfer kuliah di Jogja, dan pengalaman itu menjadi bagian paling berkesan dalam hidup saya.

Hal pertama yang membuat saya jatuh cinta pada Jogja adalah suasananya yang ramah dan tenang. Tidak seperti kota-kota besar lain di Indonesia, Jogja menawarkan keseimbangan antara modernitas dan budaya tradisional. Warga lokalnya sopan dan terbuka terhadap pendatang. Saya yang awalnya datang dari madura pun tidak pernah merasa asing atau terasing.

Setiap pagi saat saya berangkat kuliah dengan naik motor melewati jalanan kota yang masih lengang, udara masih segar, dan senyuman orang-orang yang saya temui di jalan terasa begitu tulus. Suasana seperti ini membuat beban kuliah terasa lebih ringan. Bahkan ketika jadwal kuliah padat dan tugas menumpuk, Jogja tetap bisa memberikan kenyamanan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Kuliah di Jogja berarti menjadi bagian dari komunitas akademik yang sangat dinamis. Kampus bukan hanya tempat belajar teori, tetapi juga tempat mengembangkan diri dalam banyak aspek. Organisasi mahasiswa, komunitas hobi, unit kegiatan mahasiswa (UKM), dan berbagai pelatihan atau seminar tersedia hampir setiap minggu.

Salah satu alasan utama Jogja menjadi kota tujuan kuliah favorit adalah biaya hidup yang relatif murah. Dengan uang saku yang terbatas, saya masih bisa hidup layak, kos di kamar sederhana, makan satu kali sehari, dan sesekali nongkrong di kafe.

Warung makan dekat kampus juga menyediakan menu dengan harga mahasiswa, sekitar Rp10.000--Rp15.000 per porsi. Bahkan jika sedang benar-benar hemat, angkringan jadi penyelamat. Dengan Rp7.000 saja saya bisa dapat nasi kucing, sate usus, dan teh panas.

Harga sewa kos juga bervariasi tergantung lokasi dan fasilitas. Di tahun pertama, saya tinggal di kos sederhana dengan kamar mandi luar, tapi suasana kekeluargaan di sana justru membuat saya betah. Banyak teman yang kemudian jadi seperti keluarga sendiri.

Jogja bukan hanya kota pelajar, tetapi juga kota budaya. Sepulang kuliah, saya sering menyempatkan diri untuk menonton pertunjukan seni, baik di Taman Budaya, Bentara Budaya, atau sekadar melihat seniman jalanan tampil di Malioboro. Rasanya begitu menyenangkan melihat bagaimana seni dan budaya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Jogja.

Selama kuliah di Jogja, saya bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. Kami belajar bersama, mengerjakan tugas kelompok, begadang bareng di warung kopi, bahkan traveling ke pantai-pantai di Gunung Kidul saat liburan. Semua itu menciptakan kenangan yang tak tergantikan.

Ada kalanya kami merasa lelah, gagal ujian, atau rindu rumah, tapi karena saling mendukung, masa-masa sulit itu bisa kami lewati. Salah satu pelajaran terbesar dari pengalaman kuliah di Jogja adalah pentingnya membangun relasi dan solidaritas antar mahasiswa.

Bagi saya, Jogja bukan sekadar tempat kuliah. Ia adalah rumah kedua. Kota yang mengajarkan arti perjuangan, persahabatan, dan kedamaian dalam kesederhanaan. Dan saya percaya, siapa pun yang pernah kuliah di Jogja pasti punya cerita indah yang tak terlupakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun