Yogyakarta -- Kanwil Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar kegiatan Pembinaan Masjid Percontohan 2025 (16/9/2025), sebuah forum peningkatan kapasitas takmir sekaligus persiapan menuju program AMPeRa (Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah) 2026. Acara ini berlangsung dengan penuh antusias, dihadiri langsung oleh para pengurus masjid, tokoh ormas Islam, serta pejabat Kemenag, baik secara luring maupun daring.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Kemenag DIY., yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kabid Urais, Drs. H. Sa'ban Nuroni, M.A. Dalam arahannya, Sa'ban menegaskan bahwa masjid harus hadir tidak hanya sebagai pusat ibadah mahdhah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, sosial, budaya, dan pemberdayaan umat.
"Masjid yang makmur akan memakmurkan jamaahnya. Oleh karena itu, konsep Masjid Ramah harus benar-benar kita wujudkan: ramah anak, ramah perempuan, ramah difabel, ramah lansia, ramah musafir, sekaligus ramah lingkungan. Inilah yang menjadi ciri Masjid Percontohan," ungkap Sa'ban.
Sebelumnya, laporan penyelenggaraan disampaikan oleh Ahmad Fauzi, Katim Bina Syariah dan Kemasjidan. Ia menekankan bahwa meski tahun ini belum ada penilaian AMPeRa, pembinaan tetap digelar sebagai langkah persiapan dan penguatan kapasitas takmir masjid.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten. Dari Direktorat Jenderal Bimas Islam, Kasubdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana, tampil melalui Zoom, menyampaikan kebijakan nasional terkait revitalisasi fungsi masjid dan penguatan peran Badan Kesejahteraan Masjid (BKM). Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi kemasjidan agar masjid dapat memberikan dampak nyata bagi umat.
Ustadz Jazir ASP, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, memberikan paparan inspiratif mengenai praktik nyata pengelolaan masjid yang mandiri, profesional, dan memberdayakan. Jogokariyan, menurutnya, telah menjadi contoh bagaimana masjid bisa menjadi pusat ekonomi umat, pusat sosial, sekaligus ruang edukasi bagi generasi muda tanpa kehilangan ruh ibadahnya.
Selain itu, forum ini juga menampilkan sesi best practice dari beberapa masjid percontohan di DIY. Para takmir membagikan pengalaman dalam mewujudkan masjid ramah, baik melalui inovasi layanan jamaah, pemberdayaan remaja masjid, maupun program sosial-ekonomi berbasis masjid.
Suasana diskusi berlangsung hangat, para peserta saling bertukar gagasan dan pengalaman. Tidak hanya teori, tetapi praktik-praktik nyata di lapangan menjadi bahan belajar bersama.
Melalui kegiatan ini, Kanwil Kemenag DIY berharap terwujud sinergi antara regulasi pemerintah, inspirasi dari masjid-masjid unggulan, serta partisipasi aktif masyarakat. Masjid bukan lagi hanya tempat ritual, tetapi benar-benar menjadi rumah bersama yang ramah, inklusif, dan menumbuhkan kemandirian umat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI