Mohon tunggu...
Fauziah Al Maratu Sholihah
Fauziah Al Maratu Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa Pemasaran Digital Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa pemasaran digital yang gemar mengeksplorasi dunia pemasaran. Menyukai literatur, drama, dan film sebagai sarana memahami emosi, budaya, serta dinamika sosial. Menulis sebagai ruang berbagi perspektif dan gagasan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pernah Merasa Brand Tertentu 'Kamu Banget'? Yuk, Kenalan dengan Istilah Perceptual Positioning

6 Mei 2025   17:13 Diperbarui: 6 Mei 2025   17:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perceptual Positioning. Sumber: Freepik

Pernah ngerasa kayak brand tertentu tuh sesuai banget sama vibes kamu, bahkan sebelum nyobain produknya? Pernah nggak sih kamu beli sesuatu bukan karena butuh, tapi karena ngerasa cocok sama kepribadianmu? Atau kamu beli karena kamu ingin dianggap keren, up-to-date, atau punya selera tinggi? Kadang juga kita ke-trigger beli cuma karena takut ketinggalan tren atau karena tampilannya kemasannya aesthetic banget. Nah, semua contoh di atas itu bukan kebetulan melainkan strategi perceptual positioning yang sedang memainkan peran sehingga diam-diam membentuk cara kita melihat suatu merek.

Apa Itu Perceptual Positioning?

Perceptual positioning adalah strategi yang digunakan oleh pemasar untuk membentuk persepsi konsumen terhadap suatu produk dibandingkan dengan produk pesaingnya. Konsumen tidak hanya menilai suatu produk berdasarkan fungsi atau manfaat nyata yang ditawarkannya (seperti rasa, fitur, atau harga), tetapi juga berdasarkan makna yang dikaitkan dengan produk tersebut misalnya citra merek, desain, warna, atau kemasannya.  Artinya, persepsi konsumen terhadap posisi suatu produk di pasar lebih banyak dipengaruhi oleh ekspektasi mereka yang terbentuk melalui elemen-elemen visual atau komunikasi pemasaran, daripada semata-mata performa produk itu sendiri (Solomon, 2017) .

Singkatnya, perceptual positioning itu cara brand bikin kita ngeliat produknya bukan cuma dari kualitasnya (kayak fitur atau harga), tapi lebih ke arti atau kesan yang kita rasakan saat memakai produk itu. Saat membeli parfum, alasan awal mungkin karena wanginya enak. Tapi bisa jadi ketertarikan yang lebih besar justru muncul karena desain botolnya yang mewah dan memberi kesan elegan saat dipakai.

Contoh lainnya yakni pada perbandingan dua merek kecantikan. Guele hadir dengan nuansa yang minimalis, dan terasa elegan. Warna kemasannya cenderung warna-warna clean dengan sentuhan warna gold, desainnya minimalis, dan gaya promosinya pun cenderung tenang. Poin-poin yang disebutkan tadi bisa membentuk persepsi Guele merupakan produk kecantikan untuk cewek-cewek calm, mature, dan elegan, citra yang dibentuk Guele bikin orang mikir ini brand yang sophisticated dan kesannya lebih kalem dan elegan. Guele bukan produk kecantikan sejuta umat, tapi juga nggak se-eksklusif yang harus nabung berbulan-bulan. Pas lah buat yang pengen glow-up dengan vibe premium tapi masih realistis.

Sementara itu, Somethinc tampil dengan warna-warna yang bold, fun, dan energik. Gaya komunikasinya luwes, dekat dengan Gen Z, bahkan sering pakai istilah-istilah gaul di caption atau campaign-nya. Mereka juga aktif banget di TikTok dan collab sama banyak content creator. Akhirnya, orang-orang nangkep Somethinc sebagai brand yang aktif dengan kualitas yang premium.

Perbandingan Tampilan Visual Brand Guele dan Brand Somethinc. Sumber: instagram.com/guele.id &  instagram.com/somethincofficial.
Perbandingan Tampilan Visual Brand Guele dan Brand Somethinc. Sumber: instagram.com/guele.id &  instagram.com/somethincofficial.

Kenapa Perceptual Positioning Penting Buat Konsumen? Efeknya ke Keputusan Pembelian Kita Sebagai Konsumen?

Perceptual positioning ternyata berperan besar dalam memilih produk. Bukan cuma soal harga atau kualitas aja, brand sengaja membentuk citra tertentu supaya kita ngerasa cocok secara emosional bukan cuma secara fungsional. 

Perceptual positioning juga ngasih kita sense of belonging. Saat kita ngerasa jadi bagian dari komunitas atau bahkan punya status tertentu gara-gara produk itu, kita akan jadi lebih loyal. Misalnya, kamu lebih pilih beli smartphone dari brand yang punya desain yang minimalis sehingga terlihat lebih premium meskipun ada pilihan lebih murah. Karena, di benak kita, produk itu tidak hanya sekedar alat, tapi bagian dari cara kita mengekspresikan diri.

Jadi, kalau diingat-ingat lagi, keputusan pembelian kita seringkali tidak hanya soal produk itu ngasih manfaat langsung, tapi lebih ke apa yang kita rasakan dari produk tersebut. Terkadang, yang kita butuhkan itu lebih ke koneksi emosional yang dibangun oleh brand, yang akhirnya membuat kita lebih cenderung memilih merek yang punya image lebih "nyambung" dengan diri kita sendiri.

Jadi, mulai sekarang coba lebih peka dengan keputusan pembelian kamu saat ingin membeli barang, karena bisa jadi brand udah berhasil punya posisi khusus di pikiran kamu. Jadi, next time, pertimbangin lagi apa yang sebenernya bikin kamu memilih brand tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun