Mohon tunggu...
Fauziah
Fauziah Mohon Tunggu... Dosen - Serenity

I will be back

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Politik Demokrasi bukan Demo-kresi(crazy)

20 Juni 2011   14:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:20 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan berdasarkan penelian mendetil tapi hanya pertanyaan-pertanyaan iseng saja tentang bagaimana kaula muda memandang politik. Sebagian besar pemuda dan pemudi Indonesia tidak peduli dengan perpolitikan, itu asumsi saya. Politik itu hanya milik mereka yang memiliki pikiran kotor dan niat untuk meraih kekuasaan. Tidak bisa di pungkiri jalan untuk meraih kekuasaan atau kursi dalam pemerintah tentunya politik menjadi jalan yang sangat strategis. Politik tak lepas dari perpartain. Partai memiliki peranan yang sangat penting dalam mengguncang setiap isu politik. Bahkan ada pihak perseorangan yang membeli nama partai untuk aktualisasi diri dalam perpolitikan.

Saya bukan orang yang paham perpolitikan, hanya anak ingusan yang masih harus belajar banyak hal. Namun inilah fenomena sekarang ini ‘PolitikItu Kotor’. Indonesia menganut system demokrasi yang tujuannya dari rakyat untuk rakyat. Pemilihan wakil rakyat juga dilakukan secara langsung, umum, bebas dan rahasia oleh rakyat.

Entah saya termakan kata-kata wakil rakyat atau tidak, ini hanya refleksi saja. Kita terlalu sering menyalahkan orang lain. Ketika ada wakil rakyat yang membuat kesalahan kita selalu camkan bahwa itulah wajah perpolitikan negri ini. Politikus dan koruptor bersahabat dekat. Siapa sebenarnya yang telah memilih mereka menjadi wakil kita? Bukankah kita yang telah mengangkat mereka menjadi wakil kita. Atau waktu itu kita telah terhipnotisdengan janji manis yang telah mereka ucapkan? Saya rasa tidak demikian, kita manusia berpendidikan sudah pasti bisa memilah dan memilih.

Ada yang memilih golput saja karena berpikir tidak ada yang bisa dipercaya lagi untuk menjadi wakilnya. Kalau tidak bisa memberikan kepercayaan kepada orang lain kenapa dia juga tidak percaya diri untuk menjadi wakil orang lain dalam menjalankan pemerintahan negri ini untuk menjadi lebih baik.

Kita generasi muda yang akan melanjutkan warisan negri kita yang tercinta ini. Negri kita adalah negri yang menganut politik demokrasi jangan sampai menjadi demo crazy mereka otak-otak koruptor. Bagaimana kita bisa memperbaiki ini semua, itu yang harus kita pikirkan. Bukan hanya meratapi masa lalu yang suram yang penuh denga goresan luka dan noda hitam. Sekarang kita coba mengobati luka-luka itu dan membersihkan noda-noda hitam membandel yang telah menempel lama. Masa lalu menjadi pelajaran untuk kita, sekarang adalah waktu untuk membenahi diri sendiri dan masa depan adalah harapan kita untuk menjadikan negri ini menjadi makmur, sejahtera dan aman sentosa untuk kita sebagai rakyatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun