Mohon tunggu...
Zakki Ahmad Fauzi
Zakki Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Penulis/Blogger

Gemar membaca dan menulis. Dulu sempat suka menggambar sketsa. Suka sejarah, pemerintahan, falsafah, militer, aviasi, perkapalan, dan banyak hal lainnya. Suka anime, manga, manhwa, dan manhua.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia sebagai Philosopher-Sustainer Nation

9 September 2025   01:05 Diperbarui: 8 September 2025   22:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia sebagai Philosopher-Sustainer Nation

Indonesia tidak hanya hadir sebagai entitas politik dan geografis di antara dua benua dan dua samudra, tetapi sebagai sebuah amanah sejarah. Negeri ini bukan sekadar kumpulan pulau dengan keragaman bahasa, suku, dan budaya, melainkan simpul peradaban yang menyimpan kearifan kolektif umat manusia. Di tengah dunia yang kian terbelah oleh konflik, krisis ekologi, dan kegagalan sistem global dalam menjamin keberlangsungan hidup, Indonesia memiliki potensi untuk tampil sebagai Philosopher-Sustainer Nation—sebuah bangsa penyangga kehidupan sekaligus filsuf yang memberi arah.

Peran ini bukanlah ambisi kekuasaan, melainkan sebuah panggilan sejarah. Pancasila, Wawasan Nusantara, dan semangat gotong royong bukan sekadar jargon, tetapi fondasi filosofis yang menempatkan Indonesia pada posisi unik: menjadi penjaga keseimbangan, penopang kehidupan, sekaligus sumber hikmah bagi dunia. Tujuan pamungkasnya sederhana, tetapi agung: bertahan bersama, menopang kehidupan, dan menuntun peradaban hingga akhir sejarah manusia.


1. Tujuan Pamungkas: Survive & Sustain

Indonesia hadir bukan sekadar untuk berdiri sebagai bangsa, melainkan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan manusia dan peradaban—hingga takdir sejarah besar umat manusia tercapai. Tujuan pamungkas ini sederhana namun agung: survive bersama, sustain kehidupan.


2. Akar Historis & Filosofis

Filosofi Pancasila: warisan nilai yang menggali makna hidup, keadilan, dan kemanusiaan.

Wawasan Nusantara: kesadaran bahwa keberagaman ribuan pulau, suku, dan bahasa hanya bisa kokoh bila dijaga dalam semangat persatuan.

Kearifan Gotong Royong: nilai pengikat yang menolak individualisme sempit, mengutamakan solidaritas.


3. Pilar Utama Philosopher-Sustainer

Ketuhanan & Spiritualitas → Menjaga orientasi hidup agar tidak kehilangan arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun