Mohon tunggu...
Fauzan Muhammad
Fauzan Muhammad Mohon Tunggu... Konsultan -

Direktur Eksekutif Lokomotif Perubahan. Dapat ditemui di alamat fauzansjr@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan dan Pentingnya Resolusi

29 Juni 2014   23:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap permulaan itu selalu baik. Rasa semangat, kegairahan, dan percaya diri yang kita miliki luar biasa hebatnya. Saking hebatnya, karena hal yang demikian, kita pun memiliki energi yang positif. Ingat hukum kekekalan energi milik Newton, “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, ia hanya dapat diubah dari sesuatu menjadi sesuatu yang lain”. Buktinya, saat Piala Dunia 2014 akan bergulir, beberapa hari silam, seluruh pencinta bola seluruh dunia tak terkecuali Indonesia turut bersuka cita menyambut pesta empat tahunan tersebut. Meski faktanya hanya 32 negara saja yang ikut turnamen tersebut. Lagi-lagi, semangat, kegairahan, dan percaya diri selalu membuncah tinggi dari siapa saja pencinta bola. Pun demikian yang seharusnya terjadi pada kita. Setiap awal tahun baru, kita harus memiliki rasa yang demikian untuk membuat dan menjalankan resolusi hidup. Apalagi bagi umat Islam yang hari ini memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh suci . Target ibadah sudah barang wajib yang harus dibuat dan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan.

Pemenang itu adalah mereka yang going the extra rules. Mereka yang berjalan yang paling jauh. Mereka yang bergerak lebih banyak. Dan, mereka yang berusaha lebih keras. Mereka yang selalu melakukan sesuatu melebihi dari rata-rata yang dilakukan oleh pesaingnya, dengan asumsi tetap menjaga subtansi dari efektivitas dan efisiensi.

Berencanalah, agar kita tahu apa yang harus kita perbuat, agar kita tahu apa yang mengharuskan kita untuk tidak berdiam diri, dan agar kita tahu apa yang menjadi alasan kita untuk melakukan sesuatu. Karena, bergerak adalah tanda kita hidup. Lagipula, bukankah bila kita gagal dalam merencanakan sama seperti kita merencanakan kegagalan?

Motivasi paling baik adalah motivasi dari diri sendiri, bahkan terkadang dari pengalaman hidup. Sedangkan motivasi paling buruk adalah pemotivasi yang melarang orang untuk melakukan sesuatu sedang ia-nya masih saja melakukan sesuatu larangan tersebut.

Berhentilah mengeluh. Sebenarnya begini, setiap kali kita mencoba, maka setiap kali itulah kita punya peluang untuk sukses. Lalu kenapa ada yang namanya gagal? Karena kalau semuanya sukses, dimana letak perjuangan suatu usaha? Dimana letak tantangan dari sebuah percobaan? Dan dimana letak nilai, pesan ataupun kesan yang biasa disebut pengalaman? If bad things didn’t happen, how would you be able to feel the good ones?

Jadi ayolah membuat rencana paling baik setidaknya untuk diri sendiri terlebih dahulu. Cobalah untuk membuat beberapa kegiatan positif yang bisa meningkat nilai hidup, lalu menjadikan kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jangan mau jadi orang yang merugi, apalagi celaka. Ingatlah, tak ada impian yang terlalu tinggi, hanya saja aksi kita yang terlalu lemah atau rendah atau mungkin usaha yang melempem!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun