Mohon tunggu...
Fauzan manggis
Fauzan manggis Mohon Tunggu... Relawan - Laki- laki

Seorang yang gemar mencari tau

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Masa Depan Media Cetak dalam Menghadapi Gempuran Media Online

22 Mei 2019   15:47 Diperbarui: 22 Mei 2019   16:02 2578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media cetak merupakan media yang sangat berpengaruh besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, pasca  Indonesia merdeka media cetak adalah sarana yang paling utama pada saat itu bagi masyarakat  untuk saling mengemukakan pendapat, sehingga pada akhirnya akibat dari kesadaran pihak pemerintah mengenai dampak dari media cetak itu sendiri terhadap opini publik, maka dalam ekstitensi untuk menyampaikan informasi, media cetak harus memiliki surat izin terbit.


Media cetak merupakan media massa tertua diantara media massa lain, ide pembuatan media massa cetak tersebut telah berkembang semenjak zaman romawi kuno, walau demiakian, kini perkembangan media cetak khusunya di Indonesia ini dipertanyakan, akankah media massa cetak dapat bertahan ditengah arus perkembangan teknologi yang semakin canggih ini  ?


Apakah nasib media cetak di Indonesia akan sama dengan tren media yang semakin berkurang sebagaimana yang terjadi di eropa, Amerika dan Australia ? Berdasarkan data dari dewan Pers terdapat 567 media cetak, 1,166 stasiun radio, 394 stasiun televise dan 211 siber pada tahun 2015, jumlah ini meningkat sebanyak 158 media cetak dibanding tahun 2014yang totalnya ada 409, peningkatan yang sangat terlihat ada pada Koran, dari sebelumnya 215 menjadi 311, peningkatan jumlah perusahaan pers juga terjadi pada media penyiaran, radio dan televisi, serta media siber, pada tahun 2015 berdasarkan data dari kementrian komunikasi dan informatika, Dewan pers ,mencatat ada 991 stasiun radio dan 340 stasiun televisi, sedangkan tahun 2015 meningkat menjadi 166 stasiun radio dan 394 stasiun televisi, sedangkan media siber dari sebelumnya 134 menjadi 211 ( kominfo,2015).


Media cetak meski secara jumlah bertambah namun dari segi pembaca telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, data dari badan pusat statistik menunjukan penduduk berumur 10 tahun keatas yang membaca surat kabar sebesar 23,0%, Tahun 2006 berkurang 0,3%, penurunan drastis terjadi pada 2009 dimana minat pembaca surat kabar menurun menjadi 18,4% dan pada tahun 2013 turun lagi dengan angka 17 %, Artinya dalam konteks pembaca dan pasar coverage media cetak makin berkurang dan tentu saja lambat laun akan menyebabkan industry persurat kabaran dapat gulung tikar.


Fenomena media online yang diperediksi akan menggantikan media cetak juga terus meningkat di Indonesia baru mencapai 3,34 persen. Jumlah penggunaan internet mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 35,64% di tahun 2014, artinya dalam kurun waktu Sembilan tahun terjadi peningkatann sepeluh kali lipat, Tentu saja hal ini memberikan konstribusi pada masa depan media online.


Perkembangan media online kini menjadi ancaman bagi Koran dan media cetak ,pesatnya perkembangan internet telah mendorong masyarakat untuk mengakses media online secara mudah melalui handphone, atau gadget. Media cetak mulai terancam keberadaannya, pembaca setia media cetak kemungkinan akan beralih ke media online dan banyak hal yang sebenarnya juga turut menjadi penyebab berkembang atau tidaknya sebuah media cetak seperti minat baca masyarakat yang minim, kurangnya pemasokan ikllan, kepentingan para kapitalisme  dan para politisi, regulasi, sumber daya manusia, pajak kertas yang tinggi persaingan diantara media cetak sendiri, idealis para kuli tinta dengan pemilik perusahaan dan lain-lain.


 Realita tersebut memang mengancam penerbit, media cetak memiliki karakter yang khas yaitu berita yang jelas, lengkap dan terperinci, selain itu selama beradab- abad, media cetak telah mengiringi perkembangan peredaban manusia, sehingga tidak mudah dilupakan. Media online memang cepat, up date dan continuous, namun berita ini hanya dapat diakses dengan menggunakan alat canggih dan belum semua masyarakat memiliki alat tersebut dan memahami teknologi, kendati demikian, media cetak telah melakukan antisipasi dini dengan membuat media online untuk mendampingi media cetak yang diterbitkan, seperti yang di kemukakan Marshall McLuhan dengan teori Determinisme Teknologi  bahwa, Determinisme teknologi dapat diartikan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi, Perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak di luar kemauan sendiri. Pada awalnya, manusialah yang membuat teknologi, tetapi lambat laun teknologilah yang justru memengaruhi setiap apa yang dilakukan manusia. Zaman dahulu belum ada Hand Phone dan internet. Tanpa ada dua perangkat komunikasi itu keadaan manusia biasa saja. Tetapi sekarang dengan ketergantungan pada dua perangkat itu manusia jadi sangat tergantung sehingga orang yang dulunya menggunakan media cetak beralih ke media online.

Ada beberapa pakar telah meramalkan kejatuhan media cetak, tokoh - tokoh tersebut adalah Roger F. Fidler, Bill Gates, Rupert Murdoch, dan Philip Meyer, ada beberapa implikasi yaitu, pertama, implikasi langsung yakni terjadinya peralihan teknologi besar-besaran  dari media cetak ke basis bisnis paperless newspaper yang sangat murah dalam hal pengadaan ongkos produksi maupun pendistribusiannya ke seluruh penjuru dunia, kedua, implikasi pada konten media lebih bervariatif, sebab menjangkau kawasan yang tak tersekat oleh batasan Negara/wilayah, ketiga, implikasi langsung lainnya yaitu ada perubahan orientasi gaya hidup di masyarakat dalam mengakses media massa dari semula yang masih bersifat konvesional., dengan membuka lembaran demi lembaran, beralih kemenekan tombol atau menekan layar monitor.


Untuk dapat bertahan, media konvensional harus mampu mempertahankan kredibilitas dan kepercayaan atas informasi yang disajikan, kredibilitas dan kepercayaan masyarakat ini hanya dapat dibangun oleh jiwa profesionalisme wartawan yang berpegang dalam etika jurnalisme yaitu menyajikan informasinyang factual dan terverifikasi dengan baik inilah tawaran yang kuat bagi media cetak untuk dapat bertahan , Jarvis dan sugiya mengatakan bahwa Industri media khususnya media cetak harus mampu mendefinisikan dirinya  mediumnya, media cetak tidak boleh hanya sekedar kertas . kekuatan dan nilainya tidak hanya datang pada control konten dan distribusinya, strategi lain yang dilakukan media cetak dengan mengintegrasikan konten Koran ke dalam tablet elektronik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun