Di padatnya aktifitas masyarakat, kebersamaan antarwarga sering kali tergerus oleh rutinitas masing-masing. Namun, di RT 02 RW 02 Desa Broto, ada satu tradisi yang tetap bertahan sebagai perekat sosial: arisan bapak-bapak. Bukan sekadar ajang kumpul atau giliran menerima uang arisan, pertemuan rutin ini menjadi simbol kebersamaan, tempat berbagi cerita, bahkan wadah untuk menyampaikan aspirasi. Ada banyak tawa, diskusi serius, dan tentu saja, hidangan sederhana yang selalu dinanti-nanti.
Lebih dari Sekadar Arisan, Ini Tentang Kebersamaan
Setiap bulan, bapak-bapak RT 02 berkumpul di rumah salah satu anggota. Begitu datang, suasana langsung cair. Ada yang bercanda soal sepak bola, ada yang cerita tentang anaknya yang baru masuk sekolah, dan tak jarang juga muncul obrolan tentang kondisi kampung.
Yang menarik, arisan ini bukan hanya soal urusan pribadi. Di sela-sela obrolan ringan, mereka membahas banyak hal penting, seperti rencana gotong royong membersihkan lingkungan, pengadaan lampu jalan, hingga bagaimana menjaga keamanan kampung. Arisan ini adalah bukti nyata bahwa kebersamaan bukan hanya soal berdekatan secara fisik, tetapi juga saling peduli dan membangun lingkungan yang lebih baik.
Kebersamaan dalam Pandangan Islam
Dalam Islam, menjaga silaturahmi dan kebersamaan adalah hal yang sangat dianjurkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا"
"Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan, yang satu menguatkan yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
Arisan ini mencerminkan hadis tersebut. Setiap anggota mendukung satu sama lain, bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam moral dan kebersamaan. Mereka saling menyemangati, membantu ketika ada yang sakit atau mengalami kesulitan, bahkan sekadar mendengar cerita satu sama lain dengan penuh perhatian.
Lebih dari Sekadar Uang, Ini Tentang Solidaritas
Ada satu hal menarik dari arisan ini: dana yang terkumpul sering kali digunakan untuk sesuatu yang lebih besar.