Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Valentine dan Sunnatullah: Cinta Sejati Itu Bukan Sekedar Bunga dan Cokelat

14 Februari 2025   16:04 Diperbarui: 14 Februari 2025   17:13 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta yang tumbuh tanpa melalui Sunnatullah, alias serba instan, biasanya cepat layu. Makanya banyak hubungan yang berakhir gara-gara terburu-buru, tanpa fondasi yang kuat, atau hanya sekadar ikut-ikutan tren.

Cinta Sejati Butuh Konsistensi, Bukan Sekadar Euforia

Dalam QS. Ar-Rum: 21, Allah berfirman bahwa pernikahan itu adalah tanda kebesaran-Nya, di mana manusia diberikan sakinah (ketenangan), mawaddah (rasa cinta), dan rahmah (kasih sayang). Tapi coba perhatikan:

  • Sakinah = Butuh stabilitas dan ketenangan Bukan hubungan yang naik-turun tiap minggu.
  • Mawaddah = Cinta yang butuh tindakan nyata Bukan hanya sekadar "I love you" di WhatsApp.
  • Rahmah = Kasih sayang yang tumbuh dengan pengorbanan Bukan hanya muncul saat ada maunya.

Sunnatullah mengajarkan bahwa kasih sayang harus ditanam dan dirawat setiap hari, bukan hanya dipamerkan pada tanggal 14 Februari.

Contoh Sunnatullah dalam Hubungan Sehari-hari

  • Pasangan yang kuat dalam jangka panjang adalah mereka yang punya kebiasaan kecil tapi konsisten: komunikasi yang sehat, perhatian yang tulus, dan saling menghormati.
  • Orang tua yang dekat dengan anaknya adalah mereka yang membangun hubungan sejak dini, bukan hanya memberikan hadiah setahun sekali.
  • Persahabatan yang langgeng bukan karena sering memberi kejutan mahal, tapi karena ada kehadiran dan dukungan yang nyata di saat suka maupun duka.

Kasih sayang yang mengikuti Sunnatullah tidak bersandar pada momen atau perayaan, tapi pada kebiasaan dan komitmen jangka panjang.

Jadi, kalau ada yang bilang, "Kalau sayang, kasih bunga dong!", mungkin lebih baik jawab:
"Kalau sayang, ayo jaga komitmen setiap hari!" 

Kesimpulan Bab 2:

  • Sunnatullah mengajarkan bahwa kasih sayang adalah proses panjang, bukan sekadar momen sesaat.
  • Cinta sejati tumbuh dari konsistensi, bukan hanya dari hadiah sekali setahun.
  • Hubungan yang mengikuti Sunnatullah lebih langgeng karena berbasis usaha nyata, bukan sekadar euforia singkat.

Valentine vs. Konsep Cinta Islami: Antara Euforia dan Makna Sejati

Valentine kerap dianggap sebagai momen spesial untuk menunjukkan kasih sayang. Bunga mawar, coklat, makan malam romantis, dan postingan manis di media sosial menjadi ritual tahunan bagi banyak orang. Namun, apakah konsep ini benar-benar sejalan dengan Sunnatullah dan ajaran Islam? Atau justru sekadar euforia yang cepat berlalu?

Dalam Islam, cinta dan kasih sayang bukan sekadar perayaan satu hari, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari. Mari kita telusuri lebih dalam perbedaan antara Valentine sebagai budaya populer dan konsep cinta sejati dalam Islam.

1. Sejarah Valentine: Dari Kisah Romantis ke Industri Komersial

Sejarah Valentine sendiri tidak memiliki asal-usul yang jelas. Beberapa versi menyebutkan bahwa perayaan ini berasal dari seorang pendeta bernama St. Valentine yang menentang larangan pernikahan di zaman Romawi. Ada juga yang mengatakan bahwa ini berasal dari festival Lupercalia, ritual kuno yang melibatkan pencarian pasangan secara acak.

Namun, yang pasti, Valentine yang kita kenal sekarang lebih banyak dikendalikan oleh industri komersial. Coba pikirkan:

  • Harga bunga melonjak drastis.
  • Restoran penuh dengan paket "makan malam romantis".
  • Iklan-iklan coklat dan hadiah membanjiri media sosial.

Sunnatullah mengajarkan bahwa kasih sayang tidak bisa dipaksa dalam satu momen singkat, melainkan proses alami yang tumbuh dengan ketulusan. Kasih sayang yang sejati bukan tentang momen "sweet", tapi tentang konsistensi dan keberlanjutan.

2. Kasih Sayang dalam Islam: Bukan Hanya untuk Pasangan Romantis

Dalam Islam, kasih sayang itu luas dan tidak terbatas hanya pada pasangan kekasih. Bahkan dalam Al-Qur'an, kasih sayang terbesar yang disebutkan bukan antara laki-laki dan perempuan, tapi kasih sayang orang tua kepada anaknya (QS. Al-Isra: 23).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun