Mohon tunggu...
EndDieGone
EndDieGone Mohon Tunggu... Mahasiswa - Beban keluarga

Makan kuaci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lika Liku Si Bungsu

3 Oktober 2022   08:52 Diperbarui: 3 Oktober 2022   09:49 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tertanggal 20 April 2004, di pesisir pantai di kampung karet kabupaten Pandeglang, pada malam bulan purnama lahirlah seorang anak dari pasangan keluarga sederhana, dia bernama Fauzan Nurul Fatah. Tidak ada yang spesial dari kisah hidupnya, hanya sebuah cerita tentang sang anak kampung yang mencoba bertahan hidup di kota. Kisah ini bermula saat bayi lucu ini terkena gizi buruk dan cairan otak di kepala, yang mengharuskan dirinya berobat jalan di rumah sakit Harapan Kita. Dokter menyarankan agar si bayi ini disunat pada umur 6 bulan, dan beruntungnya setelah mengikuti saran dokter bayi tersebut menjadi lebih sehat dan ceria meski masih sering sakit.

Beranjak ke bangku sekolah TK, bisa dibilang Fauzan ini adalah anak yang lambat dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dan selalu pulang paling akhir karena telat menyelesaikan tugas. Bukan hanya lambat dalam belajar Fauzan juga sangat usil pada guru dan teman temannya. Sampai pernah suatu ketika guru yang kesal padanya mencubit seraya berkata. " Ampun gusti iyeu anak meni tedaek cicing pisan doang cacing kapanasan". Disitu Fauzan hanya bisa menahan sakit sambil tertawa, dan pengalaman itu tidak akan pernah dilupakan.

Menginjak bangku SD, bisa dibilang dalam akademis Fauzan meningkat dengan pesat yang tadinya peringkat terakhir di TK menjadi masuk 10 besar. Mungkin dirinya termotivasi dengan cubitan yang diterimanya saat TK. Kemudian Fauzan melanjutkan pendidikannya di sekolah Swasta , dan mencoba berbaur dengan orang yang ekonomi nya notabene adalah orang kelas menengah atas, ketika teman temannya diberi uang saku diatas 50 ribu, dirinya hanya dibekali 20 ribu perhari. Rasa iri muncul dalam dirinya namun lama kelamaan dia menerima keadaan tersebut dan mulai belajar bersyukur atas apa yang dia miliki.


Masa SMA Fauzan pun dimulai, karena sistem Zonasi Fauzan tidak bisa masuk SMA impiannya dan terpaksa harus bersekolah di dekat rumahnya. Disana Fauzan mengalami shock culture karena sistem pendidikan disana tidak seketat saat masa SMP, yang mengakibatkan banyak pelanggaran dan perpeloncoan yang dianggap lumrah dan hanya dianggap candaan semata oleh guru. Terlepas dari itu semua di kelas 3 akhirnya Fauzan merasakan masa masa indah saat SMA, dia menyatakan pada wanita yang dia dekati selama sebulan dengan menggunakan buku kecil yang berisikan kata kata puitis, dan di akhir lembaran buku dia menulis isi hatinya kepada sang pujaan hati. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, isi hati  Fauzan kepada wanita tersebut  dibalas dengan kalimat." IYA AKU MAU". Singkat padat dan bahagianya yang tidak bisa diungkapkan. Menjelang pendaftaran kuliah Fauzan dan kekasihnya memutuskan untuk masuk ke kampus yang sama yaitu UIN Syarif Hidayatullah, mereka belajar dan melakukan pendaftaran kuliah bersama sama, perjuangan keduanya pun bisa dibilang tidak sia sia mereka lolos di jalur UMPTKIN, Fauzan masuk jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam dan sang kekasih masuk jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sampai sekarang hubungan mereka masih berlanjut saling support dalam perkuliahan agar menjadi sarjana bersama sama di waktu yang bersamaan. Dan si bungsu yang dulu hidup di kampung, sekarang sedang berjuang dan menuntut ilmu di kota


     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun